Ada Karnaval Pelajar SMA Se Bali
Selain siswa SMA, parade kostum ini juga akan diikuti peserta khusus yang selama ini memang sering ikuti ajang karnaval bergengsi.
Saat Perayaan Bali Mandara Nawanatya 2018
DENPASAR, NusaBali
Perayaan Bali Mandara Nawanatya (BMN) 2018 pada bulan Mei mendatang akan dibuka dengan Bali Art Carnaval. Kemeriahan karnaval akan melibatkan masyarakat umum dan juga pelajar SMA atau sederajat dari seluruh sekolah se-Bali.
“Kami melibatkan siswa sebagai upaya pembangunan karakter melalui seni budaya. Seperti yang kita tahu bahwa pendidikan tujuannya adalah untuk mencerdaskan, membangun intelektual harus dibarengi dengan pembangunan karaketer,” terang Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, Dewa Putu Beratha, di sela kegiatan workshop kostum karnaval yang diikuti oleh puluhan pelajar seluruh daerah Bali, di kantor Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, Jumat (9/2).
Selain akan diramaikan oleh siswa SMA se Bali, parade kostum ini juga akan diikuti oleh para peserta khusus yang selama ini memang sering mengikuti berbagai ajang karnaval bergengsi. Meski begitu, kostum yang akan diperlombakan dalam ajang ini hanya melibatkan dari para peserta SMA.
Menariknya, untuk karnaval nanti, kostum yang dipakai para siswa dalam karnaval ini harus 60 persen bahan dasarnya terbuat dari bahan bekas yang akan dinilai oleh para juri berpengalaman. Pendaftaran untuk sekolah yang berniat untuk mengikuti lomba ini akan dibuka hingga satu minggu sebelum pembukaan BMN 2018 dan tidak dikenakan biaya.
“Karena kami tidak menanggung dana pembuatan kostum, maka perlombaan ini juga tidak dikenai biaya pendaftaran. Ini memakai barang bekas, artinya bagaimana kita menjaga keseimbangan tiga alam,” tambahnya.
Sementara itu, menurut salah satu narasumber, Anak Agung Gede Agung Rahma Putra, seorang talent karnaval harus mengenal dan mengetahui karakter kostum yang akan digunakan.
Hal ini meliputi ide kostum terkait dengan penjiwaan memperagakannya, hingga beban dan ukuran kostum terkait dengan daya tahan tubuh saat mengenakan kostum tersebut. “Hal penting lainnya adalah ekspresi dalam memperagakan kostum tersebut di depan orang banyak. Ekspresi secara penjiwaan pun menjadi salah satu segmen paling penting yang harus diperhatikan,” tandasnya. *ind
DENPASAR, NusaBali
Perayaan Bali Mandara Nawanatya (BMN) 2018 pada bulan Mei mendatang akan dibuka dengan Bali Art Carnaval. Kemeriahan karnaval akan melibatkan masyarakat umum dan juga pelajar SMA atau sederajat dari seluruh sekolah se-Bali.
“Kami melibatkan siswa sebagai upaya pembangunan karakter melalui seni budaya. Seperti yang kita tahu bahwa pendidikan tujuannya adalah untuk mencerdaskan, membangun intelektual harus dibarengi dengan pembangunan karaketer,” terang Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, Dewa Putu Beratha, di sela kegiatan workshop kostum karnaval yang diikuti oleh puluhan pelajar seluruh daerah Bali, di kantor Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, Jumat (9/2).
Selain akan diramaikan oleh siswa SMA se Bali, parade kostum ini juga akan diikuti oleh para peserta khusus yang selama ini memang sering mengikuti berbagai ajang karnaval bergengsi. Meski begitu, kostum yang akan diperlombakan dalam ajang ini hanya melibatkan dari para peserta SMA.
Menariknya, untuk karnaval nanti, kostum yang dipakai para siswa dalam karnaval ini harus 60 persen bahan dasarnya terbuat dari bahan bekas yang akan dinilai oleh para juri berpengalaman. Pendaftaran untuk sekolah yang berniat untuk mengikuti lomba ini akan dibuka hingga satu minggu sebelum pembukaan BMN 2018 dan tidak dikenakan biaya.
“Karena kami tidak menanggung dana pembuatan kostum, maka perlombaan ini juga tidak dikenai biaya pendaftaran. Ini memakai barang bekas, artinya bagaimana kita menjaga keseimbangan tiga alam,” tambahnya.
Sementara itu, menurut salah satu narasumber, Anak Agung Gede Agung Rahma Putra, seorang talent karnaval harus mengenal dan mengetahui karakter kostum yang akan digunakan.
Hal ini meliputi ide kostum terkait dengan penjiwaan memperagakannya, hingga beban dan ukuran kostum terkait dengan daya tahan tubuh saat mengenakan kostum tersebut. “Hal penting lainnya adalah ekspresi dalam memperagakan kostum tersebut di depan orang banyak. Ekspresi secara penjiwaan pun menjadi salah satu segmen paling penting yang harus diperhatikan,” tandasnya. *ind
Komentar