Investor China Lirik Mutiara NTT
Dua kabupaten di Nusa Tenggara Timur menjadi lokasi menarik bagi investor Tiongkok untuk mengembangkan investasinya di bidang pembudidayaan mutiara, kata Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah (BKPMD) NTT Semuel Rebo.
KUPANG, NusaBali
"Ada dua pulau di NTT yang menurut investor dari Tiongkok bisa dijadikan sebagai lokasi budidaya mutiara. Dua pulau itu ada pulau Konga, Flores Timur serta serta sebuah pulau di Manggarai Barat," kata Semuel di Kupang, Jumat.
Ia menjelaskan perusahaan Tiongkok yang berencana berinvestasi di NTT pada 2018 itu bernama Chen Haijun. Wakil perusahaan itu berjanji akan kembali ke NTT pada Maret mendatang untuk memastikan lagi apakah akan berinvestasi atau tidak.
Tetapi menurut Semuel, 90 persen sudah ada pembicaraan dengan Pemerintah Provinsi NTT soal rencana itu karena memang sudah ada juga kesepakatan dari perusahaan asal Tiongkok untuk membantu masyarakat di daerah sekitar pabrik budidaya mutiara.
"Mereka juga sudah berjanji akan mendidik masyarakat di daerah itu untuk membudidayakan mutiara. Sehingga jika berhasil maka mutiaranya bisa langsung dibeli oleh perusahaan itu," tambahnya seperti dilansir antara.
Pada dasarnya, lanjutnya, pemerintah NTT sendiri sangat mendukung rencana itu karena akan membantu meningkatkan nilai investasi di NTT.
Ia mengatakan Pemerintah Provinsi NTT saat ini sementara menyiapkan berbagai informasi yang dibutuhkan, serta telah menghubungi investor tersebut untuk segera mengajukan izin ke BKPM RI.
"Pemerintah Provinsi NTT akan memback up untuk pengurusan izin di Badan Koordinasi Penanaman Modal di Jakarta," katanya.
Sebelumnya Gubernur NTT Frans Lebu Raya mengatakan investasi mutiara di provinsi berbasiskan kepulauan itu segera ditindaklanjuti oleh investor dari China.
"Dari berbagai potensi yang kami tawarkan ke para pengusaha di China beberapa waktu lalu, yang segera ditindaklanjuti yaitu investasi budidaya mutiara laut," kata Frans Lebu Raya terkait hasil kunjungan delegasi bisnis NTT yang dipimpinnya ke Tiongkok beberapa bulan lalu.
Ia mengatakan kunjungan delegasi bisnis ke negeri Tirai Bambu itu merupakan kesempatan berharga karena pihaknya bisa bertemu dan mempromosikan secara langsung berbagai potensi investasi di provinsi setempat kepada para pengusaha di China. *
Ia menjelaskan perusahaan Tiongkok yang berencana berinvestasi di NTT pada 2018 itu bernama Chen Haijun. Wakil perusahaan itu berjanji akan kembali ke NTT pada Maret mendatang untuk memastikan lagi apakah akan berinvestasi atau tidak.
Tetapi menurut Semuel, 90 persen sudah ada pembicaraan dengan Pemerintah Provinsi NTT soal rencana itu karena memang sudah ada juga kesepakatan dari perusahaan asal Tiongkok untuk membantu masyarakat di daerah sekitar pabrik budidaya mutiara.
"Mereka juga sudah berjanji akan mendidik masyarakat di daerah itu untuk membudidayakan mutiara. Sehingga jika berhasil maka mutiaranya bisa langsung dibeli oleh perusahaan itu," tambahnya seperti dilansir antara.
Pada dasarnya, lanjutnya, pemerintah NTT sendiri sangat mendukung rencana itu karena akan membantu meningkatkan nilai investasi di NTT.
Ia mengatakan Pemerintah Provinsi NTT saat ini sementara menyiapkan berbagai informasi yang dibutuhkan, serta telah menghubungi investor tersebut untuk segera mengajukan izin ke BKPM RI.
"Pemerintah Provinsi NTT akan memback up untuk pengurusan izin di Badan Koordinasi Penanaman Modal di Jakarta," katanya.
Sebelumnya Gubernur NTT Frans Lebu Raya mengatakan investasi mutiara di provinsi berbasiskan kepulauan itu segera ditindaklanjuti oleh investor dari China.
"Dari berbagai potensi yang kami tawarkan ke para pengusaha di China beberapa waktu lalu, yang segera ditindaklanjuti yaitu investasi budidaya mutiara laut," kata Frans Lebu Raya terkait hasil kunjungan delegasi bisnis NTT yang dipimpinnya ke Tiongkok beberapa bulan lalu.
Ia mengatakan kunjungan delegasi bisnis ke negeri Tirai Bambu itu merupakan kesempatan berharga karena pihaknya bisa bertemu dan mempromosikan secara langsung berbagai potensi investasi di provinsi setempat kepada para pengusaha di China. *
1
Komentar