Relawan Mantra-Kerta Sembahyang di Nusa Penida
Puluhan relawan pasangan Cagub-Cawagub Bali, Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra- Ketut Sudikerta (Mantra-Kerta) menggelar persembahyangan di Pura Penataran Ped, Nusa Penida, Klungkung pada, Jumat (9/2) pagi.
SEMARAPURA, NusaBali
Tim relawan dipimpin Ida Bagus Gede Tarmiana nunas ica untuk suksesnya perjuangan Mantra-Kerta. Seluruh relawan mengenakan busana adat serba putih sebagaimana yang lazim dikenakan masyarakat Hindu untuk bersembahyang. Tarmiana mengatakan persembahyangan ini digelar dengan tujuan untuk meminta restu Ida Batara agar segala pekerjaan dan rencana perjuangan memenangkan pasangan Cagub-Cawagub yang mereka usung berjalan lancar, baik dan bermartabat.
“Segala pekerjaan dengan tujuan baik pasti akan mendapat restu bila diawali dengan persembahyangan,” kata Tarmiana. Relawan Mantra-Kerta menyadari benar bahwa restu alam akan menjadi kekuatan lebih dalam perjuangan sebagai manifestasi dari Tri Hita Karana. Jika hanya bergantung pada kekuatan sendiri, hambatan kecil pun bisa menjadi persoalan besar. “Apa yang sedang diperjuangkan ini kan untuk gumi Bali, bukan semata-mata mengejar jabatan,” kata Tarmiana.
Karena itu dalam mengemban amanat memenangkan pasangan Mantra-Kerta, tim relawan selalu berpegang pada nilai-nilai luhur budaya Bali. Seperti mendoakan agar Mantra-Kerta menjadi pemimpin yang vibrasinya mampu menarik perhatian positif masyarakat, mampu memperbaiki hal-hal yang kurang baik, serta mampu memimpin secara bijaksana. “Kita berdoa baik relawan maupun pasangan Mantra-Kerta melihat perjuangan ini sebagai jalan yadnya, berjuang bagi rakyat sebagai jalan hidup,” kata Tarmiana. Dalam suasana persaingan saat ini, kecenderungan yang sangat mudah menguat adalah suasana pertentangan dan permusuhan.
"Padahal Pilkada sejatinya adalah sebuah pesta demokrasi mencari pemimpin terbaik yang harus dilakukan dalam suasana yang riang gembira," tegas Tarmiana.
Karena itu sebagai salah satu motor penggerak mesin pemenangan Mantra-Kerta, tim relawan harus selalu mawas diri. Paslon pesaing dan seluruh pengikutnya bukan musuh, melainkan saudara yang berbeda pandangan. “Musuh sesungguhnya adalah yang bergolak dalam diri seperti bersikap angkuh, berprasangka buruk, bersikap curang, dan tidak mau mengakui kelebihan orang lain,” kata Tarmiana. *nat
“Segala pekerjaan dengan tujuan baik pasti akan mendapat restu bila diawali dengan persembahyangan,” kata Tarmiana. Relawan Mantra-Kerta menyadari benar bahwa restu alam akan menjadi kekuatan lebih dalam perjuangan sebagai manifestasi dari Tri Hita Karana. Jika hanya bergantung pada kekuatan sendiri, hambatan kecil pun bisa menjadi persoalan besar. “Apa yang sedang diperjuangkan ini kan untuk gumi Bali, bukan semata-mata mengejar jabatan,” kata Tarmiana.
Karena itu dalam mengemban amanat memenangkan pasangan Mantra-Kerta, tim relawan selalu berpegang pada nilai-nilai luhur budaya Bali. Seperti mendoakan agar Mantra-Kerta menjadi pemimpin yang vibrasinya mampu menarik perhatian positif masyarakat, mampu memperbaiki hal-hal yang kurang baik, serta mampu memimpin secara bijaksana. “Kita berdoa baik relawan maupun pasangan Mantra-Kerta melihat perjuangan ini sebagai jalan yadnya, berjuang bagi rakyat sebagai jalan hidup,” kata Tarmiana. Dalam suasana persaingan saat ini, kecenderungan yang sangat mudah menguat adalah suasana pertentangan dan permusuhan.
"Padahal Pilkada sejatinya adalah sebuah pesta demokrasi mencari pemimpin terbaik yang harus dilakukan dalam suasana yang riang gembira," tegas Tarmiana.
Karena itu sebagai salah satu motor penggerak mesin pemenangan Mantra-Kerta, tim relawan harus selalu mawas diri. Paslon pesaing dan seluruh pengikutnya bukan musuh, melainkan saudara yang berbeda pandangan. “Musuh sesungguhnya adalah yang bergolak dalam diri seperti bersikap angkuh, berprasangka buruk, bersikap curang, dan tidak mau mengakui kelebihan orang lain,” kata Tarmiana. *nat
1
Komentar