nusabali

Industri Alutsista RI Ditarget Mandiri

  • www.nusabali.com-industri-alutsista-ri-ditarget-mandiri

Menteri Pertahanan RI Ryamizard Ryacudu berharap agar industri strategis Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mampu membawa Indonesia kedalam dua hal.

MANGUPURA, NusaBali

Pertama mandiri dalam alutsista dan kedua mampu menunjang pertumbuhan ekonomi. Hal ini diungkapan Menhan Ryacudu saat menghadiri konsolidasi 6 BUMN anggota Cluster industry pertahanan strategis  dan teknologi tinggi di Hotel Inaya, Nusa Dua, Kecamatan Kuta Selatan, Jumat (9/2).
 
Ryacudu mengaku kalau sudah mandiri dalam alutsista Indonesia tak takut dengan embargo dalam perdagangan. “Harapannya agar semuanya kita buat sendiri. Industri pertahanan Indonesia sudah bisa buat kapal selam, tank, pesawat, dan kedepan akan membuat pesawat tempur. Hampir seluruhnya sudah bisa diproduksi dalam negeri,” klaimnya.
 
Selain untuk mandiri, dalam alutsista industri pertahanan ini dapat menunjang pertumbuhan ekonomi. Dirinya mengaku di negara besar juga memanfaatkan industri pertahanannya untuk menunjang perekonomian. Harga setiap jenis alat alutsista itu memiliki harga yang besar. Jika pemasarannya baik maka dapat mempertahankan ekonimi. Jadi selain untuk dipakai sendiri juga untuk dijual.
 
Dirinya mengaku Indonesia mampu memproduksi sendiri. Dikatakan Indonesia memiliki dana yang kuat. Yang dibutuhkan adalah kemauan untuk bersaing. Bangsa Indonesia tidak usa merasa rendah diri dan tidak mai bersaing. Jika industri pertahanan ini dapat ditingkatkan akan menjadi negara yang kuat.
 
Pasaran industri alutsista Indonesia kata dia adalah Malaysia, Brunei, Senegal, dan Philipina. Yang paling banyak diminati adalah kapal. Hampir semua negara di Asean merasa tertarik dengn hasil industri alutsista Indonesia.
 
"Saya sudah berkomunikasi dengan BUMN untuk jalan ke setiap universitas untuk cari mahasiswa yang menonjol dan mempunyai kemampuan lebih. Kita bersama-sama membangun negeri ini. Kita sudah bisa bikin kapal selam sendiri. Selain itu tank dan kapal sudah banyak negara yang membeli hingga sampai Afrika," tuturnya. *p

Komentar