nusabali

Jenazah 'Muncul' Setelah Balian dan Tim SAR Percikkan Tirta di Sekitar TKP

  • www.nusabali.com-jenazah-muncul-setelah-balian-dan-tim-sar-percikkan-tirta-di-sekitar-tkp

Selama tiga hari menghilang, 15 orang balian datang ke rumah korban untuk memberikan bantuan. Bahkan sempat dilakukan pencarian menggunakan Gong, Cengceng Kebes, Kentongan, namun hasilnya selalu nihil.

Pemuda Desa Pesagi Hilang Misterius, Ditemukan Tewas di Bendungan Telaga Tunjung


TABANAN, NusaBali
Setelah tiga hari melakukan pencarian, akhirnya pemuda yang hilang, I Gede Adi Merta Yasa, 21, tinggal di Banjar Pegubugan Kangin, Desa Pesagi, Kecamatan Penebel, Tabanan, ditemukan dalam keadaan tak bernyawa di areal Bendungan Telaga Tunjung, utara Pura Campuhan di Banjar Pacut, Desa Rejasa, Kecamatan Penebel, Tabanan, Sabtu (10/2) sekitar pukul 12.55 Wita.

Jenazah Adi Merta Yasa ditemukan setelah paranormal, pamangku, dan tim SAR memercikkan tirta di areal Telaga Tunjung keliling menggunakan dua unit rubber boat. Sebelum memercikkan tirta di areal Telaga Tunjung, didahului dengan matur piuning di Pura Dalem dan Pura Campuhan setempat.

Satu unit rubber yang dinaiki Tim SAR berniat akan menghaturkan pakelem pejati ke Tukad Yeh Mawa, tempat sandal dan senter korban ditemukan atau berjarak sekitar 1 kilometer dari lokasi jenazah Adi Merta Yasa ditemukan. Namun laju rubber boat tertahan, karena tiba-tiba jenazah Adi Merta Yasa muncul dengan posisi tertelungkup, mengambang di areal Bendungan Telaga Tunjung.

Adi Merta Yasa ditemukan dengan kondisi tak bernyawa, mengambang, masih mengenakan pakaian, sudah kaku, dan di beberapa bagian tubuhnya telah mengelupas. Seluruh tim dan warga pun berlarian ke lokasi untuk membantu evakuasi. Kemudian jenazah Adi Merta Yasa dimasukkan ke kantong jenazah dan diangkut ke rumah duka oleh keluarga.

Temuan jenazah Adi Merta Yasa disambut tangis histeris keluarga dekat yang menunggu di pinggir sungai. Termasuk ibu korban, Ni Wayan Ernilawati, 45, menangis histeris selama perjalanan dari lokasi menuju rumah duka yang berjarak sekitar 200 meter. Sesekali dia menyebutkan nama anaknya, ‘Gede, Gede adi dadi hati kekene’ (Gede, Gede, kenapa kamu tega sekali seperti ini) sembari dipapah keluarga.

Suasana duka itu juga dirasakan krama Banjar Pegubugan Kangin, Desa Pesagi, Kecamatan Penebel, asal almarhum Adi Merta Yasa. Terlebih lagi ketika jenazah sudah berada di rumah duka, semua yang di rumah duka menangis menyayangkan pemuda 21 tahun ini tewas secara tragis.

Pencarian Adi Merta Yasa seperti diliputi kesan mistis. Pada Sabtu pagi kemarin, seluruh areal telah disisir oleh tim, namun tanpa hasil. Termasuk juga selama tiga hari korban menghilang, sebanyak 15 paranormal sudah datang ke rumah korban tanpa diundang, untuk memberikan bantuan ke rumah duka.

Berbagai petunjuk belasan balian atau paranormal itu sudah dilakukan, mulai dari nebusin, mulang pakelem bebek putih di lokasi sandal dan senter korban di areal Tukad Yeh Mawa dan matur piuning di seluruh pura yang ada di sekitar rumah korban dan lokasi pencarian. Bahkan sempat dilakukan pencarian menggunakan Gong, Cengceng Kebes, Kentongan, namun hasilnya selalu nihil.

Hal ini diakui oleh bibi korban, Ni Ketut Sumarni. Dikatakan semua petunjuk dari balian sudah dilakukan tetapi pada akhirnya keponakannya tersebut ditemukan meninggal. “Mau gimana lagi sudah jalannya seperti ini,” ujarnya sambil menangis.

Disampaikannya, perilaku korban setiap harinya biasa saja. Namun untuk masalah pribadi tidak diketahui karena tempat tinggalnya jauh. “Selama ini yang saya ketahui orangnya baik, suka bercanda,” tutur Sumarni.

Jenazah Adi Merta Yasa dibawa ke rumah asal di Banjar Kesiut Kawan, Desa Kesiut, Kecamatan Kerambitan. Sedangkan tempat tinggal korban di Banjar Pegubugan Kangin, Desa Pesagi, Kecamatan Penebel, memondok hanya ikut mabanjar dinas. Sementara banjar adatnya di Banjar Kesiut Kawan, Desa Kesiut, Kecamatan Kerambitan.

Kasi Kedaruratan dan Logistik Badan Penaggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tabanan I Putu Trisna Widiatmika, menjelaskan sekitar pukul 14.30 Wita jenazah Adi Merta Yasa sudah dibawa ke rumah asal di Banjar Kesiut Kawan, Desa Kesiut, Kecamatan Kerambitan, Tabanan. Jenazah digotong menggunakan bambu secara bersama-sama dengan jalan kaki melewati selatan Telaga Tunjung dengan jarak sekitar 2 kilometer. “Untuk upacara seperti apa, belum tahu, karena keluarga akan meminta petunjuk ke Sulinggih,” ujarnya.

Sementara itu, Kapolsek Penebel AKP I Ketut Mastra Budaya, menjelaskan sebelum jenazah korban dibawa ke Banjar Kesiut Kawan, terlebih dahulu didatangkan tim medis. Hasilnya tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan di tubuh korban. “Keluarga sudah menerima kematian korban sehingga tidak dilakukan otopsi,” tutur AKP Mastra Budaya.

Dikatakannya, jenazah ditemukan dalam kondisi mengapung oleh tim gabungan, terdiri dari Basarnas Bali, Pol Air Polda Bali dan Polres Tabanan, Rescue Shabara Polda Bali, dan masyarakat. Sebelum ditemukan, dari pukul 07.00 Wita tim sudah melakukan penyisiran di lokasi. “Termasuk kami juga bergerak di darat seluruh masyarakat dikerahkan oleh Bhabinkamtibmas dan Babinsa melakukan pencarian sekitar tegalan,” tutur AKP Mastra Budaya.

Di sisi lain, Perbekel Desa Kesiut I Gusti Putu Gede Purwa, mengatakan  korban merupakan asli dari Banjar Kesiut Kawan, Desa Kesiut, Kecamatan Kerambitan, Tabanan, sehingga upacara dilakukan di banjar setempat.

Sedangkan untuk upacara korban rencananya akan dilaksanakan pada Soma Pon Ugu, Senin (12/2). Namun kepastiannya masih menunggu petunjuk dari Sulinggih. “Saat ini jenazah sudah di rumah asal, dan kami pun melaksanakan penyuntikan mayat agar tidak berbau karena ancer-ancer upacara ngaben akan dilakukan Senin depan,” ucapnya.

Seperti berita sebelumnya, pemuda Gede Adi Merta Yasa yang merupakan anak tunggal pasangan dari I Nyoman Suarsana dan Ni Wayan Ernilawati menghilang secara misterius pada Kamis (8/2). Ia menghilang tepat setelah tiga hari putus dengan sang pacar.

Mereka putus karena sang pacar ingin mencari sentana, tetapi korban Gede Adi tidak diizinkan orangtua nyentana karena korban merupakan anak tunggal. Putusnya mereka baik-baik tidak sampai menimbulkan pertengkaran. Tetapi belum bisa dipastikan apakah ini penyebab hilangnya korban hingga ditemukan tewas, karena korban sebelumnya tidak mengeluhkan hal tersebut.

Tetapi setelah putus dengan sang pacar ini, orangtua Adi Merta Yasa terutama ibunya Ni Wayan Ernilawati sudah melihat anaknya sering bengong. Dan tidurnya tidak tenang. Hingga pada Kamis pagi itu korban hendak meminta izin pergi mencari ulungan duren (durian jatuh) di sekitar rumahnya.

Hanya saja sekitar pukul 08.00 Wita korban tak kunjung pulang padahal ia harus bekerja di sebuah perusahaan kontraktor yang ada di Seminyak, Kecamatan Kuta, Badung. Saat itu pun ibu korban mencari ke sekitaran tegalan namun yang ditemukan hanya sandal dan senter korban di pinggir Tukad Yeh Mawa atau berjarak sekitar 400 meter dari rumah korban.

Sang ibu pun panik dan memberitahu peristiwa ini ke suaminya I Nyoman Suarsana dan keluarga besar. Kepanikan ini pun semakin menjadi, saat botol pembasmi rumput padi jenis Gramoxon hilang satu botol, padahal saat itu ada 3 botol yang tersimpan.

Ternyata botol itu pada Kamis sore, ditemukan di sekitaran Pura Dalem Banjar Pegubugan Kangin, Desa Pesagi, Kecamatan Penebel, Tabanan, oleh warga yang isinya sudah setengah. Hingga akhirnya hilangnya korban sampai ke seluruh pihak baik Polisi dan SAR. Kemudian mereka mulai melakukan pencarian pada Kamis sore itu tetapi hasilnya nihil. Dan akhirnya korban ditemukan sudah tewas pada Sabtu (10/2) atau tiga hari pasca hilang. *d

Komentar