nusabali

Gunung Agung Turun Status Siaga

  • www.nusabali.com-gunung-agung-turun-status-siaga

Menurut Kepala PVMBG, Kasbani, pergerakan magma ke kawah Gunung Agung masih terjadi, walau bergerak lambat.

Menteri ESDM Ignasius Jonan Umumkan Langsung di Karangasem

AMLAPURA, NusaBali
Menteri Energi dan Sumberdaya Mineral (ESDM), Ignasius Jonan mengumumkan penurunan status Gunung Agung dari level IV (awas) menjadi level III (siaga) disertai menciutkan radius berbahaya jadi 4 kilometer. Otomatis, pengungsi dari luar radius 4 kilometer dari kawah Gunung Agung bisa pulang. Lebih lanjut pemulangan pengungsi ditangani BNPB bersama Bupati Karangasem.

“Radius berbahaya diciutkan yang semula 6 kilometer jadi 4 kilometer. Sehingga dampaknya, kepada para pengungsi bisa pulang dan kegiatan pariwisata di Bali jadi aman,” ujar Ignasius Jonan saat jumpa pers didampingi Kepala Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian ESDM Kasbani, Kepala BNPB Willem Rampangille, Wakil Bupati I Wayan Artha Dipa, Kabid Mitigasi Gunung Api PVMBG I Gede Suantika dan Kasubid Mitigasi Gunung Api Wilayah Timur Devy Kamil Syahbana di Pos Pengamatan Gunung Api Agung PVMBG Banjar Dangin Pasar, Desa/Kecamatan Rendang, Karangasem, Sabtu (10/2) pukul 09.00 Wita.

Hanya saja yang membedakan, saat status Gunung Agung naik dari level II (waspada) ke level III (siaga) pada 18 September 2017, radius berbahaya 6 kilometer. Sedangkan status awas (level IV) yang sebelumnya sempat diturunkan jadi siaga (level III) 29 Oktober 2017, radius berbahaya 7,5 kilometer.

Kali ini dengan diturunkannya status awas ke status siaga radius berbahaya 4 kilometer mengacu Surat No 321/45/BGL V/2018 perihal penurunan status Gunung Agung dari level IV (awas) ke level III (siaga) pukul 09.00 Wita, ditandatangani Kepala PVMBG Kementerian ESDM Kasbani. Itu berarti tiga kali Gunung Agung status siaga, radius berbahayanya berbeda-beda.

Kepala PVMBG, Kasbani mengatakan, turunnya status Gunung Agung berdasarkan hasil evaluasi tingkat kegempaan terus menurun dari Senin (27 November 2017) hingga Rabu (7/2) atau selama 73 hari, gempa sebanyak 34 kali. Begitu juga volume gas yang keluar cenderung menurun dari 21 November 2017 hingga Senin (22/1). "Erupsi juga mengalami penurunan, visual terakhir, Rabu (24/1) volume kubah kawah Gunung Agung tidak ada penambahan, isinya sekitar 20 juta meterkubik lava, dari kapasitas 60 juta meterkubik. Tetapi potensi erupsi masih terjadi," katanya.

Hanya saja pergerakan magma ke kawah Gunung Agung kata Kasbani masih terjadi, walau bergerak lambat. Ancaman lahar hujan, ancaman bahaya aliran pirokalstik (awan panas) tekanannya rendah, meski demikian tetap diwaspadai. Kasbani juga mengingatkan kepada warga yang bermukim di bantaran sungai yang berhulu di Gunung Agung agar tetap waspada. Sebab, di setiap hujan lebat turun, selalu disertai banjir lahar hujan.

Di kesempatan itu Wakil Bupati Artha Dipa, mensyukuri status turun di saat cuaca Gunung Agung cerah. "Tinggal kami memfasilitasi pengungsi di luar radius 4 kilometer untuk kembali ke rumahnya," kata Artha Dipa.

Mengenai ruas jalan di beberapa bagian kondisinya putus diterjang banjir, kata Artha Dipa, perlu dikerjasamakan dengan provinsi dan pusat. Bupati Karangasem I Gusti Ayu Mas Sumatri dihubungi terpisah juga menyambut hangat atas keputusan diturunkannya status Gunung Agung, sehingga pengungsi bisa kembali. "Kami segera antar pengungsi ke kampungnya masing-masing, terutama dari luar radius 4 kilometer," katanya. *k16

Komentar