Wajib Menang di Kandang
Kembalinya Ahn Byung Keon di centerback, dan berduet dengan Demerson Bruno Costa membuat benteng Serdadu Tridatu super kokoh. Plus permainan cemerlang kiper Wawan Hendrawan.
Bali United Tahan Sriiwijaya FC 0-0
PALEMBANG, NusaBali
Harus menang di kandang sendiri. Itulah ‘kata-kata sakti’ Bali United setiap menjamu lawannya. Bermodalkan ‘kata magis’ itu skuat Serdadu Tridatu diharapkan menembus ke final Piala Presiden, saat gantian menjamu Sriwijaya FC pada semifinal leg kedua di Stadion Kapten I Wayang Dipta, 14 Februari nanti.
Ya, Bali United sukses mencuri menahan imbang Sriwijaya FC pada semifinal leg pertama di Stadion Gelora Sriwijaya, Jakabaring, Palembang, Minggu (11/2) malam. Berstatus sebagai tim tamu, Serdadu Tridatu membuat ‘tembok’ pertahanan sangat rapat dan tangguh bagi Laskar Wong Kito.
Kembalinya pemain pilar Ahn Byung Keon di posisi centerback, dan berduet dengan Demerson Bruno Costa menjadi yang benteng kokoh. Lini depan Sriwijaya yang dikomando Alberto Gonzalves kesulitan menembus jantung pertahanan tim asuhan coach Widodo Cahyono Putro.
Bali United cenderung menerapkan gaya bertahan, dan sesekali melakukan counter attack ke pertahanan Sriwijaya FC. Solidnya lini barisan pertahanan Bali United, juga didukung bek sayap Ricky Fajrin dan Andhika Wijaya. Beberapa kali kesempatan Makan Konate dan Manucherkhr tak mampu melewati mereka. Andika Wijaya pun mendapat kredit plus. Ia selalu tepat dalam “memotong”pergerakan lawan.
Ketenangan dan permainan cemerlang ditunjukkan kiperWawan Hendrawan. Ia beberapa kali membuat pemain Sriwijaya gagal membobol gawang Serdadu Tridatu, dengan penyelamatan gemilang. Salah satunya menangkap tendangan keras Syahrian Abimanyu.
Hingga dalam 2 x 45 menit, wasit Oki Dwi Putra Senjaya asal Bandung meniup peluit tanda berakhir, kedudukan tetap bertahan dengan skor kacamata. Hasil imbang itu menjadi modal positif skuat Serdadu Tridatu.
Pada pertandingan itu untuk pertama kalinya Widodo memainkan Ahmad Agung Setia Budi sebagai starter di pos gelandang bertahan. Di barisan depan hanya menempatkan Ilja Spasojevic, ditemani garis dibelakangnya Stefano Lilipaly.
Itu strategi tak lazim diterapkan Widodo, yang biasanya memasang dua pemain sayap di depan dan satu pemain sebagai target man. Widodo memilih menempatkan pemainnya lebih banyak menumpuk di lini tengah dan sesekali membuat umpan terobosan ke depan.
Strategi cukup berhasil hingga anak asuh coach Rahmad Darmawan kesulitan membobol gawang Wawan Hendrawan. Mereka pun harus kehilangan poin di kandang. Bahkan, tambahan waktu tiga menit di babak kedua juga belum cukup bagi Sriwijaya untuk membobol gawang Wawan Hendrawan. *dek
PALEMBANG, NusaBali
Harus menang di kandang sendiri. Itulah ‘kata-kata sakti’ Bali United setiap menjamu lawannya. Bermodalkan ‘kata magis’ itu skuat Serdadu Tridatu diharapkan menembus ke final Piala Presiden, saat gantian menjamu Sriwijaya FC pada semifinal leg kedua di Stadion Kapten I Wayang Dipta, 14 Februari nanti.
Ya, Bali United sukses mencuri menahan imbang Sriwijaya FC pada semifinal leg pertama di Stadion Gelora Sriwijaya, Jakabaring, Palembang, Minggu (11/2) malam. Berstatus sebagai tim tamu, Serdadu Tridatu membuat ‘tembok’ pertahanan sangat rapat dan tangguh bagi Laskar Wong Kito.
Kembalinya pemain pilar Ahn Byung Keon di posisi centerback, dan berduet dengan Demerson Bruno Costa menjadi yang benteng kokoh. Lini depan Sriwijaya yang dikomando Alberto Gonzalves kesulitan menembus jantung pertahanan tim asuhan coach Widodo Cahyono Putro.
Bali United cenderung menerapkan gaya bertahan, dan sesekali melakukan counter attack ke pertahanan Sriwijaya FC. Solidnya lini barisan pertahanan Bali United, juga didukung bek sayap Ricky Fajrin dan Andhika Wijaya. Beberapa kali kesempatan Makan Konate dan Manucherkhr tak mampu melewati mereka. Andika Wijaya pun mendapat kredit plus. Ia selalu tepat dalam “memotong”pergerakan lawan.
Ketenangan dan permainan cemerlang ditunjukkan kiperWawan Hendrawan. Ia beberapa kali membuat pemain Sriwijaya gagal membobol gawang Serdadu Tridatu, dengan penyelamatan gemilang. Salah satunya menangkap tendangan keras Syahrian Abimanyu.
Hingga dalam 2 x 45 menit, wasit Oki Dwi Putra Senjaya asal Bandung meniup peluit tanda berakhir, kedudukan tetap bertahan dengan skor kacamata. Hasil imbang itu menjadi modal positif skuat Serdadu Tridatu.
Pada pertandingan itu untuk pertama kalinya Widodo memainkan Ahmad Agung Setia Budi sebagai starter di pos gelandang bertahan. Di barisan depan hanya menempatkan Ilja Spasojevic, ditemani garis dibelakangnya Stefano Lilipaly.
Itu strategi tak lazim diterapkan Widodo, yang biasanya memasang dua pemain sayap di depan dan satu pemain sebagai target man. Widodo memilih menempatkan pemainnya lebih banyak menumpuk di lini tengah dan sesekali membuat umpan terobosan ke depan.
Strategi cukup berhasil hingga anak asuh coach Rahmad Darmawan kesulitan membobol gawang Wawan Hendrawan. Mereka pun harus kehilangan poin di kandang. Bahkan, tambahan waktu tiga menit di babak kedua juga belum cukup bagi Sriwijaya untuk membobol gawang Wawan Hendrawan. *dek
1
Komentar