Pariwisata Bali Goda India
Pasar India meningkat pesat kendati belum ada penerbangan langsung. Potensi kian cerah jika segera tersedia penerbangan tanpa transit.
Industri Berharap Penerbangan Langsung
DENPASAR, NusaBali
Kalangan pelaku industri pariwisata berharap ada penerbangan langsung ke Bali dari negara-negara pasar potensial pariwisata Bali, yang selama ini belum ada layanan penerbangan langsung. Contohnya India, salah satu potensi pasar kunjungan warganya berwisata Bali, terus meningkat. Termasuk pada 2017 lalu. Wisman India tetap meningkat signifikan, sementara pasar-pasar besar lainnya, malah drop drastis jumlah wismannya ke Bali.
Kalangan pelaku industri pariwisata menyampaikan harapan tersebut. ”Jelas kalau dari pelaku pariwisata menginginkan tambahan direct flight ke pasar-pasar pariwisata yang potensial besar,” ujar I Made Ramia Adnyana General Manager Hotel Sovereign di Kuta, Minggu (11/2).
Logikanya sederhana saja. Karena menurut Ramia tentunya wisman akan lebih suka penerbangan langsung ke Bali, dibanding mereka harus transit dulu ke tempat lain. Misalnya ke Jakarta. Selain lebih cepat tiba di Bali, tentu juga akan lebih efesien atau lebih irit biaya jika terbang langsung ke Bali.
Namun kata Ramia tentu saja yang punya kewenangan untuk tambahan penerbangan langsung tersebut adalah pihak regulator, yakni Pemerintah. “ Industri tentu sangat mengharapkan hal itu,” kata Ramia. Pihaknya yakin dengan penerbangan langsung tersebut, akan meningkatkan kunjungan wisman ke Bali lebih signifikan.
Apalagi kata Ramia, status Gunung Agung kini sudah turun dari awas ke level siaga. “Ini kita harapan jadi momen. Apalagi jelang Imlek,” kata Ramia Adnyana yang juga Wakil Ketua Umum Perhimpunan General Manager Hotel Indonesia di Bali.
Harapan senada disampaikan Dewa Made Edy Purnama, GM Grup Camplung, The Payogan Villa & Spa Ubud- Bali, Champlung Sari Hotel & Spa di Ubud dan Champlung Mas Hotel & Spa di Legian Kuta Bali. “Karena dari partner bisnis ada kesan mereka mengharapkan ada flight langsung ke Bali,” ujar Edy Purnama. Kata dia, beberapa rute yang sebelumnya sudah pernah dilayani maskapai seperti Garuda Indonesia, namun kemudian ditutup, mungkin bisa dibuka kembali. “Karena pada dasar mereka yang ingin ke Bali, condong untuk terbang langsung tanpa mesti singgah di tempat lain,” kata Edy Purnama.
Sementara itu Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Provinsi Bali menyatakan membuka pasar baru tidak mudah. Dia mencontohkan India. Untuk merintis pasar India tersebut digarap intensif sejak 2015. “Kami melobi Kemenhub untuk membuka izin terbang langsung India ke Indonesia,” ungkap Direktur BPPD/BTB Bali Ida Bagus Agung Partha Adnyana.
Kemenlu, kata Gus Agung, sapaan IBGA Partha Adnyana juga pernah memboyong 5 agen besar India bertemu dengan partner bisnis di Bali pada 2015, yang juga hasil kerjasama dengan BPPD. Barulah pada 2017 ada penerbangan langsung dari India ke Indonesia (Jakarta). “Kita berharap ada penerbangan langsung dari Mumbai ke Bali,” ujarnya.
“Pasarnya memang cukup kuat untuk mendukung itu,” kata Gus Agung menunjuk trend naik pertumbuhan wisman India ke Bali. Dari 2013, hingga 2017 wisman India kunjungan terus meningkat, Mulai 42 persen, 34 persen, 57 persen dan 45 persen. Terakhir total kunjungan wisman India ke Bali tahun 2017 lalu sebanyak 271.735 dari total seluruh wisman ke Bali 5.682.354 . Selain itu, juga tentu akan dibidik pasar-pasar wisata potensial lainnya. *k17
DENPASAR, NusaBali
Kalangan pelaku industri pariwisata berharap ada penerbangan langsung ke Bali dari negara-negara pasar potensial pariwisata Bali, yang selama ini belum ada layanan penerbangan langsung. Contohnya India, salah satu potensi pasar kunjungan warganya berwisata Bali, terus meningkat. Termasuk pada 2017 lalu. Wisman India tetap meningkat signifikan, sementara pasar-pasar besar lainnya, malah drop drastis jumlah wismannya ke Bali.
Kalangan pelaku industri pariwisata menyampaikan harapan tersebut. ”Jelas kalau dari pelaku pariwisata menginginkan tambahan direct flight ke pasar-pasar pariwisata yang potensial besar,” ujar I Made Ramia Adnyana General Manager Hotel Sovereign di Kuta, Minggu (11/2).
Logikanya sederhana saja. Karena menurut Ramia tentunya wisman akan lebih suka penerbangan langsung ke Bali, dibanding mereka harus transit dulu ke tempat lain. Misalnya ke Jakarta. Selain lebih cepat tiba di Bali, tentu juga akan lebih efesien atau lebih irit biaya jika terbang langsung ke Bali.
Namun kata Ramia tentu saja yang punya kewenangan untuk tambahan penerbangan langsung tersebut adalah pihak regulator, yakni Pemerintah. “ Industri tentu sangat mengharapkan hal itu,” kata Ramia. Pihaknya yakin dengan penerbangan langsung tersebut, akan meningkatkan kunjungan wisman ke Bali lebih signifikan.
Apalagi kata Ramia, status Gunung Agung kini sudah turun dari awas ke level siaga. “Ini kita harapan jadi momen. Apalagi jelang Imlek,” kata Ramia Adnyana yang juga Wakil Ketua Umum Perhimpunan General Manager Hotel Indonesia di Bali.
Harapan senada disampaikan Dewa Made Edy Purnama, GM Grup Camplung, The Payogan Villa & Spa Ubud- Bali, Champlung Sari Hotel & Spa di Ubud dan Champlung Mas Hotel & Spa di Legian Kuta Bali. “Karena dari partner bisnis ada kesan mereka mengharapkan ada flight langsung ke Bali,” ujar Edy Purnama. Kata dia, beberapa rute yang sebelumnya sudah pernah dilayani maskapai seperti Garuda Indonesia, namun kemudian ditutup, mungkin bisa dibuka kembali. “Karena pada dasar mereka yang ingin ke Bali, condong untuk terbang langsung tanpa mesti singgah di tempat lain,” kata Edy Purnama.
Sementara itu Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Provinsi Bali menyatakan membuka pasar baru tidak mudah. Dia mencontohkan India. Untuk merintis pasar India tersebut digarap intensif sejak 2015. “Kami melobi Kemenhub untuk membuka izin terbang langsung India ke Indonesia,” ungkap Direktur BPPD/BTB Bali Ida Bagus Agung Partha Adnyana.
Kemenlu, kata Gus Agung, sapaan IBGA Partha Adnyana juga pernah memboyong 5 agen besar India bertemu dengan partner bisnis di Bali pada 2015, yang juga hasil kerjasama dengan BPPD. Barulah pada 2017 ada penerbangan langsung dari India ke Indonesia (Jakarta). “Kita berharap ada penerbangan langsung dari Mumbai ke Bali,” ujarnya.
“Pasarnya memang cukup kuat untuk mendukung itu,” kata Gus Agung menunjuk trend naik pertumbuhan wisman India ke Bali. Dari 2013, hingga 2017 wisman India kunjungan terus meningkat, Mulai 42 persen, 34 persen, 57 persen dan 45 persen. Terakhir total kunjungan wisman India ke Bali tahun 2017 lalu sebanyak 271.735 dari total seluruh wisman ke Bali 5.682.354 . Selain itu, juga tentu akan dibidik pasar-pasar wisata potensial lainnya. *k17
Komentar