nusabali

Gde Ngurah Panji Pamerkan 'Great of Garuda' di Art Paris

  • www.nusabali.com-gde-ngurah-panji-pamerkan-great-of-garuda-di-art-paris

Seniman Gde Ngurah Panji diundang mengikuti Art Paris 2018 dengan menampilkan karya berjudul ‘Great of Garuda’ dalam pameran seni rupa internasional yang akan digelar di Grand Palais, April mendatang.

DENPASAR, NusaBali
Burung Garuda, selain menjadi inspirasi lambang Negara Indonesia yakni Garuda Pancasila, juga merupakan tokoh penting dalam mitologi Hindu. Panji mengangkat Garuda dalam karya ini bukan sebagai bagian histori dalam khazanah mitologi, melainkan lebih merujuk kepada filosofi Garuda.

Menurut pemahaman Panji, Garuda merupakan energi kosmis dari tatanan alam semesta yang bersifat universal. Garuda merupakan sosok pelindung dan pemberi motivasi. “Penghormatan kepada Sang Garuda merupakan penghormatan kepada alam semesta,” kata Panji, Minggu (11/2).

Panji telah akrab dengan atmosfer berkesenian di Eropa karena pernah bermukim 3,5 tahun di Perancis. Ketika itu ia belajar seni dari sejumlah seniman serta kuliah di Universitas Aix-Marseille. Dalam pengembaraan itu Panji berhasil mengelaborasi seni tradisional Bali dan teknik seni rupa modern Barat.

Ia menggabungkan teknik sfumato dan teknik chiaroscuro. Teknik sfumato atau berkabut dilakukan dengan cara melapiskan warna-warna untuk menciptakan ilusi kedalaman, volume serta bentuk melalui tekanan tertentu pada kuas. Sedangkan teknik chiaroscuro mengontraskan cahaya dan bayangan terhadap objek yang menegaskan gelap-terang serta kesan tiga dimensi. Panji juga memasukkan beberapa teknik yang ia kembangkan sendiri. Proses berkarya Panji ini dipuji dalam sebuah artikel di majalah Art De Bourdeaux.

Karya Panji yang menggabungkan sejumlah teknik itu disebut sebagai gaya klasik etnik kontemporer. Sejumlah karyanya telah dikoleksi para kolektor dunia seperti Larry Gagosian, pemilik 11 galeri terkemuka di Eropa dan Amerika Serikat, yang mendapatkan lukisan Panji pada lelang di Harriet Auction seperti diwartakan The American Art News. Grenoble Museum Perancis juga mengoleksi karya Panji yang dikerjakan dengan teknik tinggi dengan ketelitian dan kecermatan mengagumkan.

Panji pernah mendapat kesempatan bekerja dan belajar di Paris berkat La Unique Art Foundation, Limoges France, yang jeli melihat minat dan bakat perupa ini. Bahkan ia sempat dikirim untuk mengikuti kompetisi seni rupa internasional mewakili Perancis.

Panji yang kelahiran 4 April 1989 ini adalah alumnus SMSR Sukawati dan sempat kuliah beberapa bulan di ISI Denpasar. Ia mengikuti berbagai pameran di Singapura, Hong Kong, Thailand, dan Australia. Selain itu pameran di Take At Gallery, Osaka, Jepang dan kompetisi kaligrafi Yin Yang di Guangdong, China serta berbagai pameran di sejumah kota di Indonesia.

Wayan Sutarma, pemilik Damping Gallery yang juga manajer Panji mengatakan karya seniman asal Klungkung yang kini tinggal di Mengwi, Badung ini sangat kental dengan tradisi Bali yang diperkuat dengan teknik seni rupa modern Barat. “Teknik canggih itu dipadu dengan pendalaman Panji terhadap filosofi dan kearifan lokal yang tergambar lekat dalam setiap karya,” kata Sutarma di Jakarta yang dihubungi melalui ponselnya.

Wayan Sutarma sempat berkolaborsi dengan Panji saat menyelesaikan proyek seni rupa relief kayu yang dipamerkan di Damping Gallery akhir 2017 lalu. Mereka berdua memiliki kesamaan visi untuk ikut memberikan sumbangsih bagi seni rupa.

Panji rajin menemui para seniman senior untuk menimba ilmu dan bertukar pikiran untuk memperkaya wawasan berkesenian. Baginya tak ada istilah berhenti belajar hingga kapan pun. Seniman yang rendah hati itu kini tinggal di Mengwi bersama istri, Dian Siwaningsih, dan anaknya, Sundih Amerta Gati. *isu 

Komentar