Patung Bung Karno Siap Dibangun di RTH Sukasada
Berbahan Perunggu, Tinggi Delapan Meter
SINGARAJA, NusaBali
Patung Bung Karno sebagai ikon Ruang Terbuka Hijau (RTH) Sukasada di Kelurahan/Kecamatan Sukasada, Buleleng akan segera dibangun tahun ini. Patung di RTH yang juga disebut Taman Bung Karno itu akan dibangun setinggi delapan meter berbahan perunggu dalam pembangunan tahap ketiga tahun ini.
Hal tersebut diungkapkan langsung oleh Kepala Bidang Ruang Terbuka Hijau (Kabid RTH) Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Pertanahan (Perkimta) Kabupaten Buleleng seizin Plt Kepala Dinas Ni Nyoman Surratini, Senin (12/2) kemarin. Sesuai dengan rancangan Detail Enginering Design (DED) patung Bung Karno akan dibangun dengan posisi berdiri menghadap ke Timur dan tangan kanan menunjuk sang fajar.
Patung Pesiden pertama di Indonesia juga dipilih saat menggunakan baju kebesarannya lengkap dengan peci dan tongkat komando. “Kalau patungnya saja tingginya delapan meter, tetapi kalau dihitung dari bawah lengkap dengan pedestal (pondasi patung, red) mencapai 16,5 meter,” ungkap dia.
Pihaknya pun mengaku sudah melakukan survei harga untuk pembuatan patung Bung Karno, dengan menggunakan beton atau perunggu. Dari hasil survey harga satu patung berbahan perunggu dibandrol dengan harga Rp 2 miliar, sedangkan jika menggunakan beton lebih murah hanya Rp 450 juta. Ia pun mengaku sudah menyusun daftar harga pembuatan patung melalui Rencana Anggaran Belanja (RAB) dan menunggu persetujuan Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana.
Dalam pembangunan patung Bung Karno sebelumnya di pembangunan tahap kedua sudah selesai dikerjakan pedestal patung berbentuk melingkar dengan diameter paling bawah 15,40 meter. Pedestal itu juga disertai dengan kolam melingkar didasar pondasi setinggi 0,74 meter. “Kolam ini kami buat untuk jaga-jaga kalau nanti patungnya dibuat dari perunggu, itu harus steril tidak boleh disentuh atau ada yang naik keatas patung yang sangat berbahaya karena cukup tinggi,” katanya.
Selanjutnya kelanjutan pembangunan RTH Taman Bung Karno baru akan memasuki proses tender proyek pada Juli mendatang. Karena menurut Melanderat saat ini masih dalam masa pemeliharan pembangunan tahap kedua selama enam bulan terhitung sejak penyerahan proyek akhir tahun 2017 lalu.
Secara global pembangunan RTH Taman Bung Karno yang juga akan difungsikan sebagai kawasan heritage Bung Karno, di tahap pembangunan ketiga mendapat angaran Rp 5,8 miliar. Selain digunakan untuk membangunan patung, anggaran itu juga akan dialokasikan untuk pembuatan open stage pementasan seni dan juga wantilan serba guna di bagian belakang. Namun setelah pembangunan ini Taman Bung Karno masih akan menjalani pembangunan penyempurnaan seperti jogging track penataan taman, los kerajinan dan bangunan penyangga lainnya. “Karena ini rancangannya menggunakan APDB Murni jadi prosesnya agak panjang, menyesuaikan dengan keuangan daerah,” jelasnya.
Taman Bung Karno ini juga dijelaskan Melanderat jika sudah selesai di bangun sebagai pintu masuk kota Singaraja. Para wisatawan yang berwisata di Buleleng akan dijamu dengan wisata sejarah hubungan Bung Karno dengan Kota Singaraja. Selain dapat menikmati keindahan taman Bung Karno wisatawan juga akan dapat melihat langsung rumah muda ibunda Soekarno, Rai Srimben dan juga kos-kosan ayahanda Bung Karno Raden Sukemi di Lingkungan Bale Agung, Kelurahan Paket Agung Buleleng, rangkaia heritage Bung Karno.*k23
Patung Bung Karno sebagai ikon Ruang Terbuka Hijau (RTH) Sukasada di Kelurahan/Kecamatan Sukasada, Buleleng akan segera dibangun tahun ini. Patung di RTH yang juga disebut Taman Bung Karno itu akan dibangun setinggi delapan meter berbahan perunggu dalam pembangunan tahap ketiga tahun ini.
Hal tersebut diungkapkan langsung oleh Kepala Bidang Ruang Terbuka Hijau (Kabid RTH) Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Pertanahan (Perkimta) Kabupaten Buleleng seizin Plt Kepala Dinas Ni Nyoman Surratini, Senin (12/2) kemarin. Sesuai dengan rancangan Detail Enginering Design (DED) patung Bung Karno akan dibangun dengan posisi berdiri menghadap ke Timur dan tangan kanan menunjuk sang fajar.
Patung Pesiden pertama di Indonesia juga dipilih saat menggunakan baju kebesarannya lengkap dengan peci dan tongkat komando. “Kalau patungnya saja tingginya delapan meter, tetapi kalau dihitung dari bawah lengkap dengan pedestal (pondasi patung, red) mencapai 16,5 meter,” ungkap dia.
Pihaknya pun mengaku sudah melakukan survei harga untuk pembuatan patung Bung Karno, dengan menggunakan beton atau perunggu. Dari hasil survey harga satu patung berbahan perunggu dibandrol dengan harga Rp 2 miliar, sedangkan jika menggunakan beton lebih murah hanya Rp 450 juta. Ia pun mengaku sudah menyusun daftar harga pembuatan patung melalui Rencana Anggaran Belanja (RAB) dan menunggu persetujuan Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana.
Dalam pembangunan patung Bung Karno sebelumnya di pembangunan tahap kedua sudah selesai dikerjakan pedestal patung berbentuk melingkar dengan diameter paling bawah 15,40 meter. Pedestal itu juga disertai dengan kolam melingkar didasar pondasi setinggi 0,74 meter. “Kolam ini kami buat untuk jaga-jaga kalau nanti patungnya dibuat dari perunggu, itu harus steril tidak boleh disentuh atau ada yang naik keatas patung yang sangat berbahaya karena cukup tinggi,” katanya.
Selanjutnya kelanjutan pembangunan RTH Taman Bung Karno baru akan memasuki proses tender proyek pada Juli mendatang. Karena menurut Melanderat saat ini masih dalam masa pemeliharan pembangunan tahap kedua selama enam bulan terhitung sejak penyerahan proyek akhir tahun 2017 lalu.
Secara global pembangunan RTH Taman Bung Karno yang juga akan difungsikan sebagai kawasan heritage Bung Karno, di tahap pembangunan ketiga mendapat angaran Rp 5,8 miliar. Selain digunakan untuk membangunan patung, anggaran itu juga akan dialokasikan untuk pembuatan open stage pementasan seni dan juga wantilan serba guna di bagian belakang. Namun setelah pembangunan ini Taman Bung Karno masih akan menjalani pembangunan penyempurnaan seperti jogging track penataan taman, los kerajinan dan bangunan penyangga lainnya. “Karena ini rancangannya menggunakan APDB Murni jadi prosesnya agak panjang, menyesuaikan dengan keuangan daerah,” jelasnya.
Taman Bung Karno ini juga dijelaskan Melanderat jika sudah selesai di bangun sebagai pintu masuk kota Singaraja. Para wisatawan yang berwisata di Buleleng akan dijamu dengan wisata sejarah hubungan Bung Karno dengan Kota Singaraja. Selain dapat menikmati keindahan taman Bung Karno wisatawan juga akan dapat melihat langsung rumah muda ibunda Soekarno, Rai Srimben dan juga kos-kosan ayahanda Bung Karno Raden Sukemi di Lingkungan Bale Agung, Kelurahan Paket Agung Buleleng, rangkaia heritage Bung Karno.*k23
1
Komentar