nusabali

Pengabenan Made Rai Sina, Istri Pingsan Dibawa ke Puskesmas

  • www.nusabali.com-pengabenan-made-rai-sina-istri-pingsan-dibawa-ke-puskesmas

Jasad I Made Rai Sina, 42, korban duel hingga tewas bersimbah darah, Senin (12/2) kemarin diaben di Setra Desa Adat Munggu, Kecamatan Mengwi, Badung.

MANGUPURA, NusaBali

Suasana haru menyelimuti proses pengabenan, sampai istri almarhum Ni Nyoman Dewi, 42, jatuh pingsan hingga dilarikan ke puskesmas terdekat. Rangkaian pengabenan dimulai sekitar pukul 07.00 Wita. Krama sejak pagi sudah berdatangan ke rumah duka di Banjar Sedahan, Desa Munggu, Kecamatan Mengwi. Setelah melalui proses nyiraman layon atau pamandian, jenazah dibawa ke Setra Desa Adat Munggu sekitar pukul 09.30 Wita.

Iringan blaganjur dan krama mengantar jenazah almarhum. Tangisan keluarga pun pecah, bahkan beberapa kerabat hingga istri almarhum, Ni Nyoman Dewi, jatuh pingsan ketika jenazah korban hendak dilakukan pembakaran. Istri almarhum pun langsung dibawa ke puskesmas.

Kakak sepupu almarhum, I Made Miarta, 45, mengaku pihak keluarga sudah menerima kepergian Made Rai Sina yang dikenal baik. Walaupun masih dalam suasana berduka, tetapi menurutnya keluarga telah ikhlas. “Kami atas nama keluarga sudah mengikhlaskan kepergian almarhum,” ucapnya saat ditemui, kemarin.

Pihak keluarga menyerahkan proses hukum kasus ini kepada aparat kepolisian. “Mengenai proses hukumnya, keluarga sudah menyerahkan ke pihak yang berwajib sesuai dengan ketentuan yang berlaku,” tegasnya.

Di mata Miarta, sosok almarhum adalah orang yang baik. Selama ini, almarhum yang seorang pecalang di Desa Adat Munggu sekaligus seorang sopir itu tidak pernah terdengar mengalami atau berbuat masalah dengan siapapun. “Mungkin ini sudah takdir almarhum,” imbuhnya.

Bendesa Adat Munggu I Made Rai Sujana, mengatakan pasca kejadian pembunuhan tersebut pihak keluarga langsung melakukan sejumlah upacara. Rangkaian upacara di antaranya penebusan di TKP kawasan Banjar Kangkang, Desa Pererenan, Kecamatan Mengwi, Badung, Sabtu (10/2). “Tujuannya pengembalian shang hyang atma yang kemungkinan masih di TKP agar menyatu kembali ke badan kasarnya. Setelah penebusan, dilanjutkan dengan melakukan pecaruan di lokasi kejadian dengan tujuan melakukan pembersihan secara niskala,” jelas Made Rai Sujana.

Sementara untuk kemarin, katanya, dilakukan upacara pengabenan. Pengabenan diawali dengan proses nyiraman layon atau pemandian jenazah, kemudian melakukan upacara otonan saji di rumah duka, setelah itu pengabenan atau pembakaran jenazahnya. Proses pembakaran selesai, dilanjutkan ngadegang pengawak kemudian dihanyut ke sungai. “Hanya ngaben saja tidak lanjut ke nyekah. Namun waktu untuk melakukan proses nyekah belum bisa dipastikan, tergantung dari keluarga,” tuturnya.

Made Rai Sujana menuturkan, almarhum merupakan salah satu anggota pecalang di Desa Adat Munggu yang sangat aktif di setiap kegiatan yang digelar. Almarhum sudah belasan tahun menjadi pecalang.

“Orangnya baik sekali, dia luwes sama masyarakat sehingga dalam pergaulan banyak sekali punya teman. Terlebih saat menjadi pecalang, almarhum sangat aktif dalam kegiatan apapun yang ada di Desa Adat Munggu,” kenangnya. Almarhum meninggalkan seorang istri Ni Nyoman Dewi, 42, dan dua orang anak yakni Ni Kadek Diana Antari, 19, saat ini berstatus mahasiswa, dan Nyoman Yudi Arsana, 15, masih duduk di bangku SMP.

Seperti diketahui, I Made Rai Sina tewas bersimbah darah di halaman kos-kosan di kawasan Banjar Kangkang, Desa Pererenan, Kecamatan Mengwi, Badung, Sabtu (10/2) sekitar pukul 12.00 Wita. Korban yang juga anggota salah satu ormas di Bali ini menjadi korban pembunuhan saat menantang berkelahi seorang sopir, I Nyoman Suama, 32, di lokasi kejadian. Akibatnya, korban mengalami 15 luka robek setelah ditebas menggunakan samurai dan 6 luka tebas pada anggota gerak. Belum diketahui secara pasti motif pembunuhan itu, namun dugaan awal lantaran dendam lama dari arena tajen (sabung ayam). *asa

Komentar