nusabali

Produksi Kendang Terkendala Musim Hujan

  • www.nusabali.com-produksi-kendang-terkendala-musim-hujan

Perajin kendang kesulitan berproduksi di saat musim hujan. Sebab mereka terkendala mengeringkan kulit sapi dengan cara dijemur. 

BANGLI, NusaBali
Selain produksi terkendala, kulit sapi yang lama tidak dikeringkan menimbulkan bau busuk. Kadang perajin juga kesulitan dapat bahan baku kulit sapi. 

Perajin kendang asal Dusun Bengang, Desa Peninjoan, Kecamatan Tenbuku, I Wayan Mester, 59, mengaku kesulitan mengeringkan kulit-kulit sapi untuk bahan kendang saat musim penghujan. Jika cuaca bagus, mengeringkan kulit sapi cukup waktu tiga hari. Bila hujan turun, mengeringkan kulit sapi bisa sampai 8 hari. “Sempat 8 hari cuaca buruk, hujan terus mengguyur, sampai-sampai kulit sapi menebar bau tidak sedap karena terlalu lama tidak dapat sinar matahari,” ungkapnya Minggu (11/2). 

Selain terkendala proses pengeringan, Mester kadang kesulitan mencari bahan baku kulit sapi. Meski sudah memiliki langganan, terkadang langganan tidak punya stok. “Langganan ada dari Desa Serai Kecamatan Susut, Desa Kayubihi Kecamatan Bangli. Karena tidak ada saya coba cari ke tempat pemotongan hewan di Klungkung ternyata harga jauh lebih mahal,” ujarnya. Diterangkan, kulit sapi seharga Rp 150 ribu bisa dimanfaatkan untuk tiga buah kendang, satu buah kendang terdapat dua sisi yang menggunakan kulit sapi. 

Kulit sapi yang didapatkan dibersihkan terlebih dahulu, bulu maupun sisa daging setelah bersih baru kulit sapi dibentangkan pada kayu. Kulit diikat di beberapa sudut, sehingga saat kering kulit sapi tetap kencang. Mester menjemur kulit sapi di halaman rumah, bila hujan kulit sapi digantung di tembok rumah. Mester mengaku sering mendapat pesanan dari wilayah Bangli dan Karangasem. Baik untuk pembuatan kendang baru maupun servis kendang. Berbagai jenis kendang yang dibuat, baik untuk angklung, gong gede, dan baleganjur. 

Bahan yang digunakan berupa kayu nangka, mangga, dan albesia. Kendang dari pohon mangga berdiameter 30 centimeter 1 stel berkisaran Rp 3 juta. Suami dari Ni Made Sidiwi ini menjelaskan proses pembuatan kendang diawali dengan memotong kayu kemudian dilubangi. Lubang yang dibuat harus sesuai, bila tidak, suara yang dikeluarkan tidak akan bagus. “Harus hati-hati salah sedikit kendang tidak jadi?” sebutnya. Kayu kemudian diamplas hingga rata dan bersih, dibuatkan penyebeh (pinggiran lingkaran kendang) baru selanjutnya pembentukan kulit sapi untuk bagian muka dan belakang kendang. 

Mester menambahkan untuk pesanan pembuatan kendang tidak menentu, untuk servis hampir setiap bulan ada pelanggan. Servis kendang membutuhkan waktu 3 hari, bila bahan sudah tersedia, biaya juga bervariasi sesuai kerusakan. Untuk penggantian kulit kendang besar Rp 400 ribu 1 stel sedangkan yang kecil kisaran Rp 200 ribu. 7e

Komentar