nusabali

Kuota Elpiji 3 Kg Buleleng Bertambah

  • www.nusabali.com-kuota-elpiji-3-kg-buleleng-bertambah

Buleleng mendapat tambahan jatah elpiji 3 kg sebanyak 151 matrik ton (MT) atau sekitar 51 ribu tabung, menyusul adanya kebijakan kenaikan subsidi elpiji secara nasional.

Kejahatan Pengoplos Elpiji Diwaspadai

SINGARAJA, NusaBali
Kenaikan tersebut mesti diwaspadai munculnya tindak kejahatan pengoplos elpiji 3 kg ke tabung 12 kg.

Data pada Dinas Perdagangan dan Perindustiran (Dagprin) Kabupaten Buleleng menyebut, pada tahun 2017, Buleleng mendapat jatah sebanyak 21.553 MT, atau 7.148.333 tabung, kini naik menjadi 21.704 MT atau sebanyak 7.234.667 tabung. 

Dalam sebulan, dipastikan ada 602.889 tabung yang beredar di Buleleng, dari sebelumnya hanya 598.694 tabung. “Tambahan ini sesuai hasil rapat koordinasi di Kementerian ESDM. Pak Bupati sendiri yang hadir, saya ikut mendampingi Pak Bupati,” terang Kadis Dagrin Buleleng, Ketut Suparto, Jumat (9/2) lalu.

Dikatakan, jatah sebanyak 602.889 tabung tersebut akan didistribusikan oleh Pertamina kepada 10 agen yang ada di Buleleng, dengan harga Rp 11.600 per tabung. Dari 10 agen berlanjut kepada pangkalan yang ada dengan harga Rp 13.300 per tabung, hingga ke masyarakat dengan harga eceran tertinggi (HET) Rp 14.500 per tabung. 

“Sepanjang warga bisa membeli ke pangkalan harganya sesuai HET. Tetapi kenyatannya kadang harga bisa di atas HET, tetapi ini dimaklumi karena ada biaya angkut dan transportasi,” kata Suparto.

Menurut Suparto, dengan tambahan jatah ‘gas melon’ tersebut, mestinya tidak ada lagi kasus kelangkaan gas 3 kg. Namun ia menyadari, terkadang terjadi pula kelangkaan akibat permintaan terlalu tinggi terutama pada hari-hari tertentu seperti hari raya, Galungan, Kuningan dan Idul Fitri. “Kalau melihat jumlahnya semestinya tidak ada lagi kelangkaan, karena hampir 60 persen rumah tangga yang ada sudah terpenuhi. Tetapi biasanya kelangkaan terjadi pada hari-hari tertentu, ya itu dimaklumi karena penggunaan terlalu tinggi dari jatah bulannya yang ada,” jelasnya.

Disinggung tindak kejahatan pengoplosan,  Kadis Dagrin Suparto tidak menampik kerap terjadi. Ia pun mengajak masyarakat ikut mengawasi peredaran dan melaporkan ketika ada penjual elpiji keliling yang mencurigakan. “Ini (tindak kejahatan,red) bisa saja terjadi, karena memang ada keuntungan di sana. Tetapi kami itu bukan ranah kami. Kewenangan kami ketika ada kelangkaan, kami harus berbuat salah satunya operasi pasar,” ujarnya. 7k19

Komentar