PMI : Proses Donor Sesuai SOP
Pasca temuan kasus HIV yang menjangkiti seorang Gadis menderita Leukimia dari Buleleng karena transfusi darah, PMI Buleleng angkat bicara.
Pasca HIV Menjangkiti Gadis Penderita Leukimia
SINGARAJA, NusaBali
PMI menyatakan proses donor darah dan skrining darah untuk melindungi pasien dari penyakit menular sudah dilakukan sesuai standar operasional prosedur (SOP).
Hal tersebut disampaikan Ketua PMI Buleleng dr Nyoman Sutjidra SpOG, Selasa (13/2). Dia yang ditemui di ruang kerjanya menjelaskan proses donor darah di Unit Tranfusi Darah (UTD) PMI Buleleng, sudah menjalani proses skrining yang ketat menggunakan metode Enzyme-Linked Immunosorbent Assay (ELISA). Alat tersebut pun disebut Sutjidra yang juga Wakil Bupati Buleleng, dibeli baru dua tahun lalu. “Skrining tetap kami lakukan sebelum darah diberikan kepada yang membutuhkan, bahkan dengan alat yang kami punya selain mendeteksi HIV, AIDS juga spilis, yang dapat diketahui langsung hari itu juga,” ujar dia.
Dengan metode ELISA pihaknya menyakinkan, hasil yang dibaca sangat akurat. Bahkan prosedur donor darah selama ini oleh PMI Buleleng juga telah mengantongi sertifikat dari Laboratorium Besar Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI yang diupdate setiap tahun. Pihaknya tidak menampik jika kini metode skrining darah sudah ada yang terbaru, yang tersedia di RSUP Sanglah. Hanya saja Buleleng sampai saat ini belum mampu menjangkau karena harganya cukup mahal. Sutjidra pun menjelaskan PMI dalam melayani masyarakat yang memerlukan darah selalu selektif. Jika dalam proses donor ditemukan darah yang terjangkit penyakit manular tidak akan diberikan kepada masyarakat. Sehingga masyarakat merasa aman dan nyaman menggunakan darah dari PMI. “Setiap tahun ada saja darah yang terjangkit, meski tidka banyak, dan langsung kita tidak gunakan,” imbuh dia.
Terkait dengan kasus yang menimpa Gadis 17 yang diindikasi karena transfusi darah, pihaknya pun mengatakan untuk mengetahui kejelasannya harus dilakukan penelusuran khusus. Karena yang bersangkutan juga sempat melakukan transfusi darah di tempat lain. Kemungkinan penularan juga dapat terjadi jika saat transfusi darah bersifat emergency dari keluarga dan orang terdekat yang tidak memalui proses skrining.
Ditanya soal stok darah, UTD PMI Buleleng selalu menerapkan pemberian darah dengan pengganti. Meski penggantinya tidak selalu sama dengan golongan darah yang dikeluarkan. Namun hal itu tetap sangat membantu ketersedian darah di Buleleng terutama di saat-saat gawat darurat.
Dengan temuan kasus penularan HIV yang diindikasi melalui transfusi darah, pihaknya mengaku terus akan mengevaluasi upaya pencegahan penularan dengan jalan apapun. Saat ini cara pencegaahan yang dinilai paling ampuh melalui Kelompok Siswa Peduli AIDS dan Narkoba (KSPAN), selain juga masuk dalam sekaa teruna dan kelompok masyraakat lainnya.
Sejauh ini kasus inveksi HIV di Buleleng mencapai angka komulatif 2.500 kasus lebih dari tahun 1990-an. Namun infeksi baru yang ditemukan, disebut Sutjidra, sudah menunjukkan trend penurunan. Semula sempat memuncak diangka 300 kasus per tahunnya. Tahun ini pun diharapkan terus menurun menyentuh angga 200 kasus.*k23
SINGARAJA, NusaBali
PMI menyatakan proses donor darah dan skrining darah untuk melindungi pasien dari penyakit menular sudah dilakukan sesuai standar operasional prosedur (SOP).
Hal tersebut disampaikan Ketua PMI Buleleng dr Nyoman Sutjidra SpOG, Selasa (13/2). Dia yang ditemui di ruang kerjanya menjelaskan proses donor darah di Unit Tranfusi Darah (UTD) PMI Buleleng, sudah menjalani proses skrining yang ketat menggunakan metode Enzyme-Linked Immunosorbent Assay (ELISA). Alat tersebut pun disebut Sutjidra yang juga Wakil Bupati Buleleng, dibeli baru dua tahun lalu. “Skrining tetap kami lakukan sebelum darah diberikan kepada yang membutuhkan, bahkan dengan alat yang kami punya selain mendeteksi HIV, AIDS juga spilis, yang dapat diketahui langsung hari itu juga,” ujar dia.
Dengan metode ELISA pihaknya menyakinkan, hasil yang dibaca sangat akurat. Bahkan prosedur donor darah selama ini oleh PMI Buleleng juga telah mengantongi sertifikat dari Laboratorium Besar Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI yang diupdate setiap tahun. Pihaknya tidak menampik jika kini metode skrining darah sudah ada yang terbaru, yang tersedia di RSUP Sanglah. Hanya saja Buleleng sampai saat ini belum mampu menjangkau karena harganya cukup mahal. Sutjidra pun menjelaskan PMI dalam melayani masyarakat yang memerlukan darah selalu selektif. Jika dalam proses donor ditemukan darah yang terjangkit penyakit manular tidak akan diberikan kepada masyarakat. Sehingga masyarakat merasa aman dan nyaman menggunakan darah dari PMI. “Setiap tahun ada saja darah yang terjangkit, meski tidka banyak, dan langsung kita tidak gunakan,” imbuh dia.
Terkait dengan kasus yang menimpa Gadis 17 yang diindikasi karena transfusi darah, pihaknya pun mengatakan untuk mengetahui kejelasannya harus dilakukan penelusuran khusus. Karena yang bersangkutan juga sempat melakukan transfusi darah di tempat lain. Kemungkinan penularan juga dapat terjadi jika saat transfusi darah bersifat emergency dari keluarga dan orang terdekat yang tidak memalui proses skrining.
Ditanya soal stok darah, UTD PMI Buleleng selalu menerapkan pemberian darah dengan pengganti. Meski penggantinya tidak selalu sama dengan golongan darah yang dikeluarkan. Namun hal itu tetap sangat membantu ketersedian darah di Buleleng terutama di saat-saat gawat darurat.
Dengan temuan kasus penularan HIV yang diindikasi melalui transfusi darah, pihaknya mengaku terus akan mengevaluasi upaya pencegahan penularan dengan jalan apapun. Saat ini cara pencegaahan yang dinilai paling ampuh melalui Kelompok Siswa Peduli AIDS dan Narkoba (KSPAN), selain juga masuk dalam sekaa teruna dan kelompok masyraakat lainnya.
Sejauh ini kasus inveksi HIV di Buleleng mencapai angka komulatif 2.500 kasus lebih dari tahun 1990-an. Namun infeksi baru yang ditemukan, disebut Sutjidra, sudah menunjukkan trend penurunan. Semula sempat memuncak diangka 300 kasus per tahunnya. Tahun ini pun diharapkan terus menurun menyentuh angga 200 kasus.*k23
Komentar