Persebaya Belum Terima Hadiah Juara Liga 2
Tahun sudah berganti, tapi Persebaya Surabaya mengaku sejauh ini belum menerima uang hadiah yang menjadi haknya setelah menjuarai Liga 2 2017.
JAKARTA, NusaBali
Persebaya menjuarai Liga 2 tahun lalu setelah menang 3-2 atas PSMS Medan dalam final di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), tanggal 28 November 2017. Atas keberhasilan tersebut Persebaya berhak menerima hadiah Rp 1 miliar, sementara PSMS selaku runner-up mendapatkann uang hadiah sebesar Rp 750 juta.
Akan tetapi, Persebaya mengaku sejauh ini belum mendapatkan uang hadiahnya tersebut dari PT Liga Indonesia Baru (LIB) selaku operator. Bukan cuma itu, sisa dana subsidi pun belum turun. Ganti rugi, akibat pelaksanaan babak delapan besar yang sempat berpindah dari Bekasi lalu ke Cikarang dan akhirnya bergeser ke Bandung, pun belum ada kejelasan.
"Ya masih begitu saja, tetap tidak jelas. Sudah tanya juga ke Pak Berlinton (Direktur Utama LIB) tapi tetap tidak jelas. Ini jangan sampai jadi preseden buruk yang setiap tahun terjadi," ungkap Manajer Persebaya Chairul Basalamah dikutip detiksports.
"Rincian yang belum kami terima adalah hadiah juara Liga 2, yang di Cikarang juga ada penundaan tapi tidak jadi main di sana, sedangkan kami sudah seminggu di sana."
"Ada surat resmi dari LIB untuk mengajukan biaya apa saja yang sudah kami keluarkan, seperti tiket pesawat, biaya penginapan," tuturnya.
Chairul menilai kejadian tersebut menjadi contoh buruk bagi kompetisi Indonesia, karena tak sesuai dengan tujuan membangun sepakbola Indonesia yang profesional. Dia berharap kasus ini menjadi yang terakhir.
Ia pun mendesak PT LIB untuk segera melunasi kewajibannya sebelum kompetisi Liga 1 musim depan dimulai, mengingat kasus semacam ini bisa bikin klub mengancam tak ikut berkompetisi. Tapi Persebaya disebutnya masih berusaha berpikir positif.
"Kami sangat berharap jadwal Liga jangan mundur lagi. Harapannya, sebelum mulai kompetisi, permasalahan-permasalahan kemarin diselesaikan termasuk permasalahan keuangan," katanya.
"Sebenarnya kami bukan tipikal tim yang seperti itu. Selama masih bisa komunikasi, ya ayo. Tapi, ini tidak ada komunikasi, jadi seperti kami mengejar-ngejar padahal ini kan hak kami. Dari awal sudah dijanjikan ada hadiahnya, ya harusnya tidak bisa seperti ini."
"Penyakit ini sudah pernah terjadi dan teman-teman (klub) yang lama juga mengatakan memang seperti ini. Bahkan menjadi bahan guyonan mereka bilang ikhlaskan saja. Menurut saya, ini tidak baik untuk liga," tuturnya.*
Persebaya menjuarai Liga 2 tahun lalu setelah menang 3-2 atas PSMS Medan dalam final di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), tanggal 28 November 2017. Atas keberhasilan tersebut Persebaya berhak menerima hadiah Rp 1 miliar, sementara PSMS selaku runner-up mendapatkann uang hadiah sebesar Rp 750 juta.
Akan tetapi, Persebaya mengaku sejauh ini belum mendapatkan uang hadiahnya tersebut dari PT Liga Indonesia Baru (LIB) selaku operator. Bukan cuma itu, sisa dana subsidi pun belum turun. Ganti rugi, akibat pelaksanaan babak delapan besar yang sempat berpindah dari Bekasi lalu ke Cikarang dan akhirnya bergeser ke Bandung, pun belum ada kejelasan.
"Ya masih begitu saja, tetap tidak jelas. Sudah tanya juga ke Pak Berlinton (Direktur Utama LIB) tapi tetap tidak jelas. Ini jangan sampai jadi preseden buruk yang setiap tahun terjadi," ungkap Manajer Persebaya Chairul Basalamah dikutip detiksports.
"Rincian yang belum kami terima adalah hadiah juara Liga 2, yang di Cikarang juga ada penundaan tapi tidak jadi main di sana, sedangkan kami sudah seminggu di sana."
"Ada surat resmi dari LIB untuk mengajukan biaya apa saja yang sudah kami keluarkan, seperti tiket pesawat, biaya penginapan," tuturnya.
Chairul menilai kejadian tersebut menjadi contoh buruk bagi kompetisi Indonesia, karena tak sesuai dengan tujuan membangun sepakbola Indonesia yang profesional. Dia berharap kasus ini menjadi yang terakhir.
Ia pun mendesak PT LIB untuk segera melunasi kewajibannya sebelum kompetisi Liga 1 musim depan dimulai, mengingat kasus semacam ini bisa bikin klub mengancam tak ikut berkompetisi. Tapi Persebaya disebutnya masih berusaha berpikir positif.
"Kami sangat berharap jadwal Liga jangan mundur lagi. Harapannya, sebelum mulai kompetisi, permasalahan-permasalahan kemarin diselesaikan termasuk permasalahan keuangan," katanya.
"Sebenarnya kami bukan tipikal tim yang seperti itu. Selama masih bisa komunikasi, ya ayo. Tapi, ini tidak ada komunikasi, jadi seperti kami mengejar-ngejar padahal ini kan hak kami. Dari awal sudah dijanjikan ada hadiahnya, ya harusnya tidak bisa seperti ini."
"Penyakit ini sudah pernah terjadi dan teman-teman (klub) yang lama juga mengatakan memang seperti ini. Bahkan menjadi bahan guyonan mereka bilang ikhlaskan saja. Menurut saya, ini tidak baik untuk liga," tuturnya.*
Komentar