Mantan Ketua Dewan Meninggal Mendadak
Jatuh Pingsan, Lalu Meninggal dalam Perjalanan ke RSUD Karangasem
AMLAPURA, NusaBali
Mantan Ketua DPRD Karangasem 2000-2004 dari Fraksi PDIP, I Nyoman Matal, 62, meninggal mendadak, Rabu (14/2) dinihari. Awalnya, Nyoman Matal jatuh pingsan di rumahnya kawasan Banjar Bungkulan, Desa Seraya Barat, Kecamatan Karangasem. Kemudian, almarhum meninggal di pangkuan istrinya, Ni Wayan Rintin, dalam perjalanan menuju RSUD Karangasem.
Sebelum meninggal, Nyoman Matal sempat mengeluhkan sakit diabetes sejak seminggu terakhir. Hanya saja, selama itu dia cuma menjalani rawat jalan. Kemudian, politisi yang kini menjabat Ketua Dewan Penasihat DPC Hanura Karangasem ini jatuh pingsan saat bangun tidur, Rabu dinihari sekitar pukul 02.30 Wita.
Nyoman Matal pun dilarikan ke RSUD Karangasem di Amlapura. Namun, ketika perjalanan baru sekitar 3 kilometer saat melintas di Banjar Tumbu Kelod, Desa Tumbu, Kecamatan Karangasem, dinihari pukul 03.00 Wita, almarhum menghembuskan napas terakhir.
Hingga saat ini, jenazah Nyoman Matal masih disemayamkan di rumah duka, Banjar Bungkulan, Desa Seraya Barat. Jenazah almarhum rencananya akan diabenkan keluarga di Setra Desa Pakraman Seraya, Kecamatan Karangasem pada Saniscara Pon Ugu, Sabtu (17/2) lusa. Almarhum berpulang buat selamanya dengan meninggalkan istri tercinta, Ni Wayan Rintin, dua anak yakni Ni Luh Putu Wahyuni (anak kandung) dan Made Pande Suartama (anak angkat), serta dua cucu.
Istri almarhum, Wayan Rintin, mengatakan selama seminggu terakhir suaminya memang mengeluhkan sakit diabetes. Kadar gulanya naik hingga 400. Hanya saja, mantan Wakil Ketua DPC PDIP Karangasem ini tidak pernah menjalani rawat inap di rumah sakit. “Almarhum selalu berobat dengan memanggil dr Eddy Wahjono,” kenang Wayan Rintin saat ditemui NusaBali di rumah duka, Rabu kemarin.
Wayan Rintin mengisahkan, sebelum meninggal, Nyoman Matal tidur lebih awal, Selasa (13/2) malam sekitar pukul 20.00 Wita. Almarhum sempat terjaga dari tidurnya malam itu pukul 21.30 Wita, sembari mengeluhkan sakit di bagian pinggang. Hanya saja, almarhum masih bisa jalan sendiri untuk buang air ke kamar kecil.
Selanjutnya, kata Wayan Rintin, almarhum Nyoman Matal tidur lagi. Kemudian, almarhum bangun kembali, Rabu dirnihari pukul 03.30 Wita. Namun, almarhum tiba-tiba jatuh pingsan saat hendak ke kamar mandi. Wayan Rintin pun minta bantuan tetangga terdekatnya, I Gede Suardika, bantu mengantar almarhum ke RSUD Karangasem menggunakan mobil pribadi.
Ternyata, kata Wayan Rintin, Gede Suardika tak mampu menjalankan mobil Carry milik almarhum secara normal, di mana tangan dan kakinya kambang. Maka, saat perjalanan baru sekitar 1 kilometer tepatnya di Banjar Merajan, Desa Seraya Barat, pengemudi mobil beralih dari Gede Suardika ke Made Suparta.
Menurut Wayan Rintin, ikut mengantar ke RSUD Karangasem saat itu, antara lain, ipar almarhum, Ni Ketut Suciati, serta sang anak angkat Made Pande Suartama. Wayan Rintin sendiri duduk berebelahan dengan suaminya seraya memangku kepala almarhum.
Nah, saat melintas di Banjar Tumbu Kelod, Desa Tumbu, almarhum Nyoman Matal menghembuskan napas terakhir. Meski sudah meninggal, jenazah almarhum tetap dibawa ke RSUD Karangasem di Amlapura. Begitu tiba di RSUD Karangasem pukul 03.25 Wita, tim medis memeriksa jenazah korban dan memastikan almarhum memang sudah meninggal. Selanjutnya, jenazah dibawa ke rumah duka, Rabu pagi pukul 06.00 Wita.
Wayan Rintin tak kuasa menahan sedih atas kepergian suami tercintanya secara me-ndadak. "Tentu saja kami amat sedih, karena almarhum meninggal secara mendadak,” tutur pereupuan yang sudah dikaruniai dua cucu ini.
Menurut Wayan Rintin, dirinya tidak ada firasat apa-apa, sebelum kematian mendadak suaminya. Tidak ada pula ada hal-hal yang aneh, semuanya berjalan normal, tanpa hambatan. "Malamnya masih biasa diajak bicara, tapi almarhum kemudian pergi begitu cepat,” jelas Wayan Rintin, yang di rumah duka kemarin didampingi dua adik kandung almarhum, yakni I Ketut Matir dan I Komang Nisma.
Nyoman Matal sendiri merupakan politisi kawakan kelahiran 30 Desember 1956. Dia adalah anak ke-3 dari 9 bersaudara keluarga pasangan I Wayan Gari dan Ni Ketut Gari. Karier politiknya berawal dengan menjabat sebagai Wakil Ketua DPC PDI Karangasem 1985-1999, lalu menjabat Wakil Ketua DPC PDIP Karangasem 1999-2000.
Dalam Pileg 1999 yang merupakan Pemilu pertama di era Reformasi , Nyoman Matal lolos ke kursi Fraksi PDIP DPRD Karangasem. Awalnya, dia menjabat sebagai Ketua Komisi A DPRD Karangasem (1999-2000). Kemudian, Nyoman Matal naik ke kursi Ketua DPRD Karangasem (2000-2004), menggantikan Nyoman Sumantara yang terpilih menjadi Bupati Karangasem 2000-2005.
Dalam Pileg 2004, Nyoman Matal lolos ke Fraksi PDIP DPRD Bali (2004-2009) Dapil Karangasem. Berselang 7 tahun pasca lengser dari kursi Dewan, almarhum pindah partai dengan menjadi Ketua DPC Perindo Karangasem (2016). Namun, setahun kemudian, Nyoman Matal banting haluan dengan menduduki jabatan Ketua Dewan Penasihat DPC Hanura Karangasem. *k16
Mantan Ketua DPRD Karangasem 2000-2004 dari Fraksi PDIP, I Nyoman Matal, 62, meninggal mendadak, Rabu (14/2) dinihari. Awalnya, Nyoman Matal jatuh pingsan di rumahnya kawasan Banjar Bungkulan, Desa Seraya Barat, Kecamatan Karangasem. Kemudian, almarhum meninggal di pangkuan istrinya, Ni Wayan Rintin, dalam perjalanan menuju RSUD Karangasem.
Sebelum meninggal, Nyoman Matal sempat mengeluhkan sakit diabetes sejak seminggu terakhir. Hanya saja, selama itu dia cuma menjalani rawat jalan. Kemudian, politisi yang kini menjabat Ketua Dewan Penasihat DPC Hanura Karangasem ini jatuh pingsan saat bangun tidur, Rabu dinihari sekitar pukul 02.30 Wita.
Nyoman Matal pun dilarikan ke RSUD Karangasem di Amlapura. Namun, ketika perjalanan baru sekitar 3 kilometer saat melintas di Banjar Tumbu Kelod, Desa Tumbu, Kecamatan Karangasem, dinihari pukul 03.00 Wita, almarhum menghembuskan napas terakhir.
Hingga saat ini, jenazah Nyoman Matal masih disemayamkan di rumah duka, Banjar Bungkulan, Desa Seraya Barat. Jenazah almarhum rencananya akan diabenkan keluarga di Setra Desa Pakraman Seraya, Kecamatan Karangasem pada Saniscara Pon Ugu, Sabtu (17/2) lusa. Almarhum berpulang buat selamanya dengan meninggalkan istri tercinta, Ni Wayan Rintin, dua anak yakni Ni Luh Putu Wahyuni (anak kandung) dan Made Pande Suartama (anak angkat), serta dua cucu.
Istri almarhum, Wayan Rintin, mengatakan selama seminggu terakhir suaminya memang mengeluhkan sakit diabetes. Kadar gulanya naik hingga 400. Hanya saja, mantan Wakil Ketua DPC PDIP Karangasem ini tidak pernah menjalani rawat inap di rumah sakit. “Almarhum selalu berobat dengan memanggil dr Eddy Wahjono,” kenang Wayan Rintin saat ditemui NusaBali di rumah duka, Rabu kemarin.
Wayan Rintin mengisahkan, sebelum meninggal, Nyoman Matal tidur lebih awal, Selasa (13/2) malam sekitar pukul 20.00 Wita. Almarhum sempat terjaga dari tidurnya malam itu pukul 21.30 Wita, sembari mengeluhkan sakit di bagian pinggang. Hanya saja, almarhum masih bisa jalan sendiri untuk buang air ke kamar kecil.
Selanjutnya, kata Wayan Rintin, almarhum Nyoman Matal tidur lagi. Kemudian, almarhum bangun kembali, Rabu dirnihari pukul 03.30 Wita. Namun, almarhum tiba-tiba jatuh pingsan saat hendak ke kamar mandi. Wayan Rintin pun minta bantuan tetangga terdekatnya, I Gede Suardika, bantu mengantar almarhum ke RSUD Karangasem menggunakan mobil pribadi.
Ternyata, kata Wayan Rintin, Gede Suardika tak mampu menjalankan mobil Carry milik almarhum secara normal, di mana tangan dan kakinya kambang. Maka, saat perjalanan baru sekitar 1 kilometer tepatnya di Banjar Merajan, Desa Seraya Barat, pengemudi mobil beralih dari Gede Suardika ke Made Suparta.
Menurut Wayan Rintin, ikut mengantar ke RSUD Karangasem saat itu, antara lain, ipar almarhum, Ni Ketut Suciati, serta sang anak angkat Made Pande Suartama. Wayan Rintin sendiri duduk berebelahan dengan suaminya seraya memangku kepala almarhum.
Nah, saat melintas di Banjar Tumbu Kelod, Desa Tumbu, almarhum Nyoman Matal menghembuskan napas terakhir. Meski sudah meninggal, jenazah almarhum tetap dibawa ke RSUD Karangasem di Amlapura. Begitu tiba di RSUD Karangasem pukul 03.25 Wita, tim medis memeriksa jenazah korban dan memastikan almarhum memang sudah meninggal. Selanjutnya, jenazah dibawa ke rumah duka, Rabu pagi pukul 06.00 Wita.
Wayan Rintin tak kuasa menahan sedih atas kepergian suami tercintanya secara me-ndadak. "Tentu saja kami amat sedih, karena almarhum meninggal secara mendadak,” tutur pereupuan yang sudah dikaruniai dua cucu ini.
Menurut Wayan Rintin, dirinya tidak ada firasat apa-apa, sebelum kematian mendadak suaminya. Tidak ada pula ada hal-hal yang aneh, semuanya berjalan normal, tanpa hambatan. "Malamnya masih biasa diajak bicara, tapi almarhum kemudian pergi begitu cepat,” jelas Wayan Rintin, yang di rumah duka kemarin didampingi dua adik kandung almarhum, yakni I Ketut Matir dan I Komang Nisma.
Nyoman Matal sendiri merupakan politisi kawakan kelahiran 30 Desember 1956. Dia adalah anak ke-3 dari 9 bersaudara keluarga pasangan I Wayan Gari dan Ni Ketut Gari. Karier politiknya berawal dengan menjabat sebagai Wakil Ketua DPC PDI Karangasem 1985-1999, lalu menjabat Wakil Ketua DPC PDIP Karangasem 1999-2000.
Dalam Pileg 1999 yang merupakan Pemilu pertama di era Reformasi , Nyoman Matal lolos ke kursi Fraksi PDIP DPRD Karangasem. Awalnya, dia menjabat sebagai Ketua Komisi A DPRD Karangasem (1999-2000). Kemudian, Nyoman Matal naik ke kursi Ketua DPRD Karangasem (2000-2004), menggantikan Nyoman Sumantara yang terpilih menjadi Bupati Karangasem 2000-2005.
Dalam Pileg 2004, Nyoman Matal lolos ke Fraksi PDIP DPRD Bali (2004-2009) Dapil Karangasem. Berselang 7 tahun pasca lengser dari kursi Dewan, almarhum pindah partai dengan menjadi Ketua DPC Perindo Karangasem (2016). Namun, setahun kemudian, Nyoman Matal banting haluan dengan menduduki jabatan Ketua Dewan Penasihat DPC Hanura Karangasem. *k16
Komentar