Berawal Batuk, Penumpang Tewas dalam Angkot
Kematian memang tidak mengenal waktu dan tempat.
GIANYAR, NusaBali
Seperti yang dialami, I Made Suanta, 46, yang meninggal ketika angkot yang ditumpanginya DK 9125 AB melintas di pertigaan traffic light Desa Guwang, Kecamatan Sukawati, Gianyar, Rabu (14/2) sekitar pukul 06.00 Wita. Sebelum menghembuskan napas terakhir, Suanta yang asal Banjar Ngis Kelod, Desa Tribuana, Kecamatan Abang, Karangasem ini sempat batuk keras dan pingsan dalam mobil Izusu warna biru yang dikemudikan sopir I Wayan Sabar, 62.
Karena ketakutan, bukannya mencari pertolongan ke rumah sakit malah Wayan Sabar banting setir ke arah Polsek Sukawati. Oleh sebab korban Suanta dalam kondisi kritis, polisi pun meminta sopir berbalik arah ke RS Ganesa Celuk untuk mendapatkan pertolongan medis. Namun sayang, nyawa Suanta tak bisa diselamatkan. Pihak rumah sakit menyatakan Suanta telah meninggal dunia.
Kanit Reskrim Polsek Sukawati, AKP IB Mas Kencana ketika dikonfirmasi mengatakan meninggalnya Suanta murni karena musibah. “Tidak ada tanda kekerasan di tubuhnya. Pihak keluarga juga sudah mengikhlaskan,” jelasnya.
Dari hasil interogasi terhadap sopir dan sejumlah saksi, diduga korban Suanta terkena serangan jantung. “Menurut keterangan sopir, korban sempat batuk keras lalu pingsan. Kepalanya menyender di kaca mobil bagian depan. Saat itu sopir panik, malah datang ke Polsek. Padahal seharusnya dibawa ke rumah sakit, kami pun minta agar dibawa ke rumah sakit,” jelasnya.
Dari keterangan sopir Wayan Sabar yang sama-sama berasal dari Banjar Ngis Kelod, Desa Tribuana, Kecamatan Abang, Karangasem itu, korban Suanta memang berniat pulang kampung. “Korban datang dari Lukluk, turun di terminal Batubulan sekitar jam 5 pagi. Korban berniat pulang kampung karena ada upacara,” jelasnya. Berselang beberapa menit, korban Suanta pun menaiki mobil Isuzu yang dikemudikan oleh Wayan Sabar. Bersama korban, ada dua penumpang lain dengan tujuan Blahbatuh berada dalam angkot. Beberapa meter setelah jalan, angkot pun kembali menaikkan 3 penumpang dengan tujuan Gianyar. Nah, ketika tiba di traffic light Guwang itulah musibah maut itu terjadi. Pada saat itu, sopir dan sejumlah penumpang lain sempat berusaha membangunkan korban.
Namun korban sudah tidak sadarkan diri. Kemudian saksi mengarah ke Polsek Sukawati dengan tujuan melapor masalah ini. Lalu dari pihak polisi menyatakan agar korban di bawa ke rumah sakit Ganesa.
Menurut penuturan keluarga korban yang dihubungi oleh Polsek Sukawati, bahwa korban sudah bekerja sebagai buruh tani di Pabrik Penggilingan Padi kawasan Lukluk, Kabupaten Badung selama 8 tahun. Korban lebih banyak menghabiskan waktu di tempat bekerja karena langsung mendapat tempat mes. “Kadang-kadang pulang menurut kepentingan,” imbuh Mas Kencana. Nah, pada Rabu kemarin, kebetulan di Desa Tribuana akan ada upacara mecaru di Pura Desa. *nvi
Seperti yang dialami, I Made Suanta, 46, yang meninggal ketika angkot yang ditumpanginya DK 9125 AB melintas di pertigaan traffic light Desa Guwang, Kecamatan Sukawati, Gianyar, Rabu (14/2) sekitar pukul 06.00 Wita. Sebelum menghembuskan napas terakhir, Suanta yang asal Banjar Ngis Kelod, Desa Tribuana, Kecamatan Abang, Karangasem ini sempat batuk keras dan pingsan dalam mobil Izusu warna biru yang dikemudikan sopir I Wayan Sabar, 62.
Karena ketakutan, bukannya mencari pertolongan ke rumah sakit malah Wayan Sabar banting setir ke arah Polsek Sukawati. Oleh sebab korban Suanta dalam kondisi kritis, polisi pun meminta sopir berbalik arah ke RS Ganesa Celuk untuk mendapatkan pertolongan medis. Namun sayang, nyawa Suanta tak bisa diselamatkan. Pihak rumah sakit menyatakan Suanta telah meninggal dunia.
Kanit Reskrim Polsek Sukawati, AKP IB Mas Kencana ketika dikonfirmasi mengatakan meninggalnya Suanta murni karena musibah. “Tidak ada tanda kekerasan di tubuhnya. Pihak keluarga juga sudah mengikhlaskan,” jelasnya.
Dari hasil interogasi terhadap sopir dan sejumlah saksi, diduga korban Suanta terkena serangan jantung. “Menurut keterangan sopir, korban sempat batuk keras lalu pingsan. Kepalanya menyender di kaca mobil bagian depan. Saat itu sopir panik, malah datang ke Polsek. Padahal seharusnya dibawa ke rumah sakit, kami pun minta agar dibawa ke rumah sakit,” jelasnya.
Dari keterangan sopir Wayan Sabar yang sama-sama berasal dari Banjar Ngis Kelod, Desa Tribuana, Kecamatan Abang, Karangasem itu, korban Suanta memang berniat pulang kampung. “Korban datang dari Lukluk, turun di terminal Batubulan sekitar jam 5 pagi. Korban berniat pulang kampung karena ada upacara,” jelasnya. Berselang beberapa menit, korban Suanta pun menaiki mobil Isuzu yang dikemudikan oleh Wayan Sabar. Bersama korban, ada dua penumpang lain dengan tujuan Blahbatuh berada dalam angkot. Beberapa meter setelah jalan, angkot pun kembali menaikkan 3 penumpang dengan tujuan Gianyar. Nah, ketika tiba di traffic light Guwang itulah musibah maut itu terjadi. Pada saat itu, sopir dan sejumlah penumpang lain sempat berusaha membangunkan korban.
Namun korban sudah tidak sadarkan diri. Kemudian saksi mengarah ke Polsek Sukawati dengan tujuan melapor masalah ini. Lalu dari pihak polisi menyatakan agar korban di bawa ke rumah sakit Ganesa.
Menurut penuturan keluarga korban yang dihubungi oleh Polsek Sukawati, bahwa korban sudah bekerja sebagai buruh tani di Pabrik Penggilingan Padi kawasan Lukluk, Kabupaten Badung selama 8 tahun. Korban lebih banyak menghabiskan waktu di tempat bekerja karena langsung mendapat tempat mes. “Kadang-kadang pulang menurut kepentingan,” imbuh Mas Kencana. Nah, pada Rabu kemarin, kebetulan di Desa Tribuana akan ada upacara mecaru di Pura Desa. *nvi
Komentar