nusabali

Properti Komersial di Bali Tumbuh Positif

  • www.nusabali.com-properti-komersial-di-bali-tumbuh-positif

Peningkatan seiring dengan asumsi meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan karena membaiknya informasi mengenai Gunung Agung.

DENPASAR, NusaBali
Bank Indonesia optimistis bisnis properti komersial di Bali tumbuh positif tahun 2018 karena kegiatan pariwisata triwulan pertama diperkirakan sudah tidak terpengaruh dampak bencana Gunung Agung. "Permintaan hotel dari wisatawan mancanegara dan domestik kembali akan membaik," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Causa Iman Karana, Rabu (14/2).

Optimisme rebound itu, kata dia, juga diikuti dengan properti ritel yang mengusung konsep gaya hidup atau lifestyle masih mengalami tren positif dengan permintaan berasal dari pedagang makan dan minum, pasar swalayan dan bioskop. Bank sentral itu juga menyebutkan bahwa pada triwulan pertama tahun ini tidak akan ada penambahan pasokan karena belum ada rencana pembangunan pusat komersial baru yang difungsikan sebagai tempat perbelanjaan dengan konsep mal.

Rata-rata hunian properti komersial diproyeksikan akan mengalami peningkatan seiring dengan asumsi meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan karena membaiknya informasi mengenai daerah awas rawan bencana Gunung Agung.

BI Bali melakukan survei properti komersial pada triwulan IV tahun 2017 mencakup perkantoran, ritel, apartemen, hotel berbintang dan lahan industri di Badung dan Denpasar. Survei dilakukan dengan stratified sampling dengan mengambil data dengan memperhatikan tingkatan dalam suatu populasi yang sebelumnya digolongkan pada tingkatan tertentu. Hasil survei menunjukkan harga dasar sewa ruang perkantoran dan harga sewa apartemen service masih stabil.

Rata-rata harga sewa dasar ruang perkantoran pada triwulan IV tahun 2017 mencapai Rp130 ribu per meter persegi per bulan atau masih sama dengan harga triwulan sebelumnya. Harga jual dasar apartemen strata Bali masih sama pada triwulan IV dibandingkan triwulan III tahun 2017 yakni mencapai Rp13,2 juta per meter persegi. Sedangkan harga ritel pusat perbelanjaan dan kamar hotel cenderung menurun seiring sepinya pengunjung dan wisatawan akibat erupsi Gunung Agung.

Harga sewa dasar ritel di Bali mencapai Rp630.274 per meter persegi per bulan atau turun dibandingkan triwulan III mencapai Rp634.172. Tingkat hunian sewa ritel di Bali masih terbilang besar yakni 85,4 persen dari total pasokan mencapai 237.009 meter persegi yang berasal dari 11 pusat perbelanjaan. Untuk harga sewa dasar kamar hotel pada triwulan IV tahun lalu turun signifikan mencapai Rp1,27 juta dari Rp1,55 juta per kamar.*ant

Komentar