FH Unwar Gagas Konferensi Internasional Tentang Hukum dan Pariwisata
Sektor pariwisata merupakan salah satu andalan bagi Indonesia terutama Bali. Dengan pariwisata, pebisnis menggeliat, modal masuk, namun ada sejumlah permasalahan jika dikaji dari sisi hukum agar pariwisata berbasis budaya tetap bisa sustainable di Pulau Dewata.
DENPASAR, NusaBali
Tema inilah yang diangkat dalam Konferensi Internasional di Universitas Warmadewa (Unwar), 14-15 Februari 2018. Konferensi Internasional bertema ‘Bussiness Law and Local Wisdom in Tourism’ digagas oleh Fakultas Hukum Unwar bekerjasama dengan Fakultas Hukum Universitas Nasional Jakarta. Konferensi ini menghadirkan sembilan pembicara utama dari lima negara yakni Australia, Malaysia, India, Timor Leste, dan Indonesia. Acara turut menghadirkan Menteri Koperasi dan UKM, Drs AA Gde Ngurah Puspayoga, yang sekaligus membuka acara secara resmi. Selain itu, Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi RI juga diundang untuk melakukan MoU pembangunan dan pemberdayaan desa. Hal ini mengingat tren desa wisata semakin nampak ke permukaan.
“Bagaimanapun juga, antara keseimbangan hukum tourism dan local wisdom itu akan menjadi satu instrument dalam mensustain peningkatan kualitas pariwisata khususnya di Bali. Ada 65 makalah yang akan dibahas dalam sesi paralel, yang ditampilka oleh dosen-dosen dari Universitas-universitas negeri dan swasta yang tersebar dari seluruh belahan Indonesia,” ujar Dekan Fakultas Unwar, Dr I Nyoman Putu Budiartha SH MH, Rabu (14/2).
Dikatakan, dari sisi hukum, kemajuan investasi seiring menggeliatnya sektor pariwisata, supaya bersinergi dengan usaha kecil dan menengah yang ada di pedesaan ataupun kota, sehingga semua merasa dioptimalkan kemampuannya. Dengan demikian, pariwisata akan menjadi lebih seimbang antara pemodal, turis yang masuk, serta usaha kecil dan menengah milik masyarakat.
Dr Budiartha mengungkapkan, ada sejumlah sub topik penting yang dibahas berkaitan dengan persoalan antara kemajuan pariwisata dengan tumbuh kembangnya untuk masyarakat desa atau lokal. Adapun yang dibahas seperti masalah local wisdom, lingkungan dan penanaman modal, masalah tanah dengan perizinannya, masalah hubungan penguasa dan pemodal, penyelesaian sengketa pariwisata, hingga soal tenaga kerja pariwisata.
Dengan adanya konferensi internasional, Rektor Unwar Prof dr Dewa Putu Widjana DAP&E SpPark berharap konferensi ini bisa menghasilkan proseeding yang levelnya terindeks Scopus. Dengan demikian, tidak saja peserta yang mendapatkan tambahan wawasan, namun grade Unwar sebagai institusi pendidikan tinggi juga bisa naik ke level internasional.
“Dengan terindeks Scopus akan menjadi satu karya yang luar biasa. Ini akan mendorong Universitas Warmadewa ke level internasional, yang memang menjadi cita-cita kita ingin menjadi pusat pendidikan tinggi yang berkualitas, berintegritas, berwawasan eko wisata, dan mampu bersaing secara global di tahun 2034. Ini adalah fundamen dasar untuk mencapai visi itu,” terangnya.
Hal senada juga disampaikan Ketua Yayasan Kesejahteraan Korpri Provinsi Bali yang sebagai Badan Penyelenggara Universitas Warmadewa, Dr Drs AA Gede Oka Wisnumurti MSi. Dia mengatakan, konferensi internasional menjadi satu upaya untuk mewujudkan Universtasi Warmadewa yang act locally dan think globally, berpikir gobal namun tetap memegang budaya lokal.
“Globalisasi adalah sesuatu yang tidak bisa kita abaikan. Tapi dengan kita menggali nilai-nilai lokal yang kita miliki, kita tidak akan kehilangan jati diri di tengah-tengah globalisasi. Perspektif teoritik dari pendekatan teori-teori hukum ini menjadi penting dalam rangka menjadi dasar pijakan bagi berbagai macam aktivitas baik itu bisnis ataupun dunia kepariwisataan,” katanya.
Untuk mendorong Universitas Warmadewa ke tingkat dunia, yayasan selalu membangun standarisasi baik itu sarana prasarana maupun fasilitas yang tentunya mendekati standar ISO, bahkan Unwar sudah ber-ISO 2015, termasuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dengan memberangkatkan bebrapa dosen menempuh pendidikan doctoral ke luar negeri. *ind
Tema inilah yang diangkat dalam Konferensi Internasional di Universitas Warmadewa (Unwar), 14-15 Februari 2018. Konferensi Internasional bertema ‘Bussiness Law and Local Wisdom in Tourism’ digagas oleh Fakultas Hukum Unwar bekerjasama dengan Fakultas Hukum Universitas Nasional Jakarta. Konferensi ini menghadirkan sembilan pembicara utama dari lima negara yakni Australia, Malaysia, India, Timor Leste, dan Indonesia. Acara turut menghadirkan Menteri Koperasi dan UKM, Drs AA Gde Ngurah Puspayoga, yang sekaligus membuka acara secara resmi. Selain itu, Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi RI juga diundang untuk melakukan MoU pembangunan dan pemberdayaan desa. Hal ini mengingat tren desa wisata semakin nampak ke permukaan.
“Bagaimanapun juga, antara keseimbangan hukum tourism dan local wisdom itu akan menjadi satu instrument dalam mensustain peningkatan kualitas pariwisata khususnya di Bali. Ada 65 makalah yang akan dibahas dalam sesi paralel, yang ditampilka oleh dosen-dosen dari Universitas-universitas negeri dan swasta yang tersebar dari seluruh belahan Indonesia,” ujar Dekan Fakultas Unwar, Dr I Nyoman Putu Budiartha SH MH, Rabu (14/2).
Dikatakan, dari sisi hukum, kemajuan investasi seiring menggeliatnya sektor pariwisata, supaya bersinergi dengan usaha kecil dan menengah yang ada di pedesaan ataupun kota, sehingga semua merasa dioptimalkan kemampuannya. Dengan demikian, pariwisata akan menjadi lebih seimbang antara pemodal, turis yang masuk, serta usaha kecil dan menengah milik masyarakat.
Dr Budiartha mengungkapkan, ada sejumlah sub topik penting yang dibahas berkaitan dengan persoalan antara kemajuan pariwisata dengan tumbuh kembangnya untuk masyarakat desa atau lokal. Adapun yang dibahas seperti masalah local wisdom, lingkungan dan penanaman modal, masalah tanah dengan perizinannya, masalah hubungan penguasa dan pemodal, penyelesaian sengketa pariwisata, hingga soal tenaga kerja pariwisata.
Dengan adanya konferensi internasional, Rektor Unwar Prof dr Dewa Putu Widjana DAP&E SpPark berharap konferensi ini bisa menghasilkan proseeding yang levelnya terindeks Scopus. Dengan demikian, tidak saja peserta yang mendapatkan tambahan wawasan, namun grade Unwar sebagai institusi pendidikan tinggi juga bisa naik ke level internasional.
“Dengan terindeks Scopus akan menjadi satu karya yang luar biasa. Ini akan mendorong Universitas Warmadewa ke level internasional, yang memang menjadi cita-cita kita ingin menjadi pusat pendidikan tinggi yang berkualitas, berintegritas, berwawasan eko wisata, dan mampu bersaing secara global di tahun 2034. Ini adalah fundamen dasar untuk mencapai visi itu,” terangnya.
Hal senada juga disampaikan Ketua Yayasan Kesejahteraan Korpri Provinsi Bali yang sebagai Badan Penyelenggara Universitas Warmadewa, Dr Drs AA Gede Oka Wisnumurti MSi. Dia mengatakan, konferensi internasional menjadi satu upaya untuk mewujudkan Universtasi Warmadewa yang act locally dan think globally, berpikir gobal namun tetap memegang budaya lokal.
“Globalisasi adalah sesuatu yang tidak bisa kita abaikan. Tapi dengan kita menggali nilai-nilai lokal yang kita miliki, kita tidak akan kehilangan jati diri di tengah-tengah globalisasi. Perspektif teoritik dari pendekatan teori-teori hukum ini menjadi penting dalam rangka menjadi dasar pijakan bagi berbagai macam aktivitas baik itu bisnis ataupun dunia kepariwisataan,” katanya.
Untuk mendorong Universitas Warmadewa ke tingkat dunia, yayasan selalu membangun standarisasi baik itu sarana prasarana maupun fasilitas yang tentunya mendekati standar ISO, bahkan Unwar sudah ber-ISO 2015, termasuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dengan memberangkatkan bebrapa dosen menempuh pendidikan doctoral ke luar negeri. *ind
Komentar