KUR Jadi Pesaing Berat LPD
Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Desa Pakraman Kukuh, Kecamatan Marga, Tabanan, menggelar rapat akhir tahun (RAT) di wantilan Pura Desa Kukuh, Jumat (16/2).
TABANAN, NusaBali
Dalam laporan tahunan itu, LPD Kukuh membukukan keuntungan bersih di tahun 2017 sebesar Rp 1.794.193.757. Sesuai Peraturan Daerah (Perda) Provinsi Bali Nomor 3 tahun 2017, pahpahan atau pembagian keuntungan 20 persen atau Rp 358.838.800 langsung diserahkan ke Desa Pakraman Kukuh yang diterima Bendesa Adat I Gede Subawa.
Pemucuk LPD Kukuh I Nyoman Sukarata mengatakan, hingga 31 Desember 2017 berhasil menghimpun sumber dana sebesar Rp 55.848.903.093. Hasil ini meningkat 16,30 persen atau Rp 7.829.095.089 dibanding tahun 2016. Adapun dana itu dimanfaatkan untuk pinjaman kepada 967 orang sebesar Rp 41.843.854.925, inventaris Rp 634.381.900, dan aktiva lain-lain Rp 18.505.800. “Total penggunaan dana sebesar Rp 42.496.742.800 meningkat sebesar Rp 18,13 persen atau Rp 6.524.206.550 dibanding tahun 2016 yang sebesar Rp 35.972.536.075,” ungkap Sukarata.
Sukarata mengungkapkan, pendapatan bunga pinjaman Rp 5.597.984.300, bunga bank Rp 361.149.639, serta administrasi Rp 544.873.500 atau total Rp 6.504.007.439. Sedangkan biaya mencapai Rp 4.709.813.682 sehingga ada saldo laba sebesar Rp 1.794.193.757. Berdasarkan Perda Provinsi Bali No 8 tahun 2002 tentang pembagian keuntungan, 60 persen untuk modal, ke desa pakraman 20 persen, jasa produksi 10 persen, dan 5 persen masing-masing untuk dana pemberdayaan dan dana sosial.
Sukarata mengungkapkan, persaingan LPD ke depan sangat berat. Selain bertumbuhnya koperasi di lingkungan desa pakraman, Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang dikucurkan pemerintah menyebabkan banyak yang beralih pinjam kredit ke bank umum. Meski tantangan semakin berat, Sukarata akan berusaha membuat sejumlah terobosan agar rasa memiliki dari krama adat makin berlipat. Salah satunya telah membuat Tabungan Berjangka dengan batas waktu namun setoran flexibel. Program Tabungan Berjangka digemari masyarakat. “Kami juga akan mendorong wirausaha muda, kami siap bantu permodalan,” ungkap Sukarata.
Sementara Bendesa Adat Kukuh, I Gede Subawa, mengajak krama adat makin menumbuhkan kecintaan terhadap LPD. Sebab dana yang dihimpun serta disalurkan ke masyarakat, keuntungannya dinikmati masyarakat. Perbekel Desa Kukuh, I Made Sugianto berpendapat senada. Ia mengaku berat tandatangani permohonan masyarakat yang cari KUR. Sebab keuntungan KUR tidak akan dinikmati krama adat secara umum. “Semoga Pemucuk LPD di tahun 2018 ini punya terobosan agar masyarakat tak banyak berpaling ke KUR,” pinta Sugianto. Dikatakan, sejak LPD Kukuh beroperasi tahun 1988, krama adat Kukuh tidak pernah keluar paturunan untuk pembangunan pura. Demikian pula ada dana sosial untuk krama adat serta dana kematian. “Ini bukti LPD telah berkontribusi kepada krama,” imbuh Sugianto.
Kepala Dinas Koperasi dan UKM Tabanan yang diwakili Wayan Murda mengatakan, LPD Kukuh merupakan lembaga keuangan yang sehat. Ia juga mengapresiasi, pengurus LPD Kukuh bisa menggelar RAT sesuai ketentuan bahkan sebelum bulan Maret. Dikatakan, secara kualitas LPD di Kabupaten Tabanan sudah baik. Kontribusi 307 LPD ke desa pakraman masing-masing sangat tinggi. Sementara Lembaga Pemberdayaan LPD Kabupaten Tabanan yang diwakili Gusti Agung Bagus Budiarsa mengatakan, LPD Kukuh lebih bagus daripada BPR maupun bank umum. Sebab LPD tidak kena pajak dan kontribusi ke desa adat dan krama bisa dinikmati langsung. 7 k21
Komentar