Darurat Ancaman Predator Anak dalam Dunia Maya
Seminar Nasional Sinergi Antara Perdiknas-DPW APHI Bali.
DENPASAR, NusaBali
Bertepatan di Hari Kasih Sayang (Valentine Day), DPW Asosiasi Profesi Hukum Indonesia (APHI) Bali bersinergi dengan Perdiknas Denpasar dan BKOW Provinsi Bali yang selama ini getol menyuarakan stop kekerasan ibu dan anak, serta kembali pada konsep keluarga menggelar seminar nasional bertema ‘Darurat Ancaman Predator Anak dalam Dunia Maya’ di Auditorium Perdiknas, Jalan Tukad Yeh Aya, Denpasar, Rabu (14/2) lalu.
Ketua Panitia, Febry Asmarani SH menyampaikan, kekerasan seksual melalui online pada anak menjadi trend baru di banyak negara, termasuk di Indonesia. Praktek ini telah menyebabkan anak mengalami eksploitasi yang sistemik karena anak dijadikan komoditas seks komersial. “Kekerasan seksual online, sejalan dengan pesatnya perkembangan internet dan Indonesia menjadi salah satu negara dengan pengguna Internet terbesar di dunia.
Atas dasar itulah kami menetapkan tema seminar Darurat Ancaman Predator Anak Dalam Dunia Maya,” ungkapnya.
Hal itu juga yang menjadi penekanan dari Ketua Umum DPN APHI, Dr Ahmad Sudiro, bahwa acara ini sejatinya sangat penting untuk mencerdaskan bagaimana sebenarnya pengelolaan dan perlindungan terhadap anak. Khususnya lagi karena perkembangan tekologi saat ini yang semakin marak, yang manabisa digunakan untuk hal-hal buruk. “Saya lihat acara ini bisa memberikan satu rekomendasi positif baik pemerintah yang punya kewenangan untuk melakukan pembinaan dalam konteks pencegahan terhadap perlindungan anak,” katanya.
Sementara itu Ketua Perdiknas Denpasar, Dr AAA Ngurah Tini Rusmini Gorda SH MM MH mengatakan, seminar ini wujud persembahan luar biasa dari Perdiknas di Hari Kasih Sayang buat anak penerus bangsa. “Kebetulan dalam rangka HUT ke-49 Perdiknas dan HUT ke-9 SMK Teknas Denpasar mengusung tema ‘Membangun SDM yang GTS agar mempunyai Daya Saing’,” ujarnya.
Dikatakan, satu dari indikator adalah cerdas memanfaatkan teknologi. Pendekatan Good Trust Smart solusinya dalam menghindari ancaman predator anak dalam dunia maya. Good pengejawantahan taat aturan semisalnya diatur durasi pemakaian HP. Taat aturan tidak mengakses situs-situs yang bukan konsumsi usia anak. “Semua mesti dikomunikasikan dalam keluarga. Setelah sepakat diatur maka buat komitmen bersama dan lakukan secara konsisten sehingga timbul ‘Trust’ yakni kepercayaan. Sehingga kita tidak perlu takut-takut dengan anak dan keluarga kita. Untuk menjaga mood good dan trust maka kita harus kreatif inovatif dan adaptif untuk mencari upaya-upaya agar tidak terjadi hal negative. Itulah Smart,” ujarnya.
Seminar sehari ini juga juga menghadirkan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI yang diwakili oleh Valentina Ginting, Menteri Komunikasi dan Informatika RI yang diwakili oleh Dedy Permadi, Komisi Penyelenggara Perlindungan Anak Daerah Bali AA Sagung Anie Asmoro SS MSi, Kepala Dinas Kominfo Kota Denpasar yang diwakili oleh I Putu Sundika ST MT, GM External Communications Telkomsel Denny Abidin, Forum Puspa Bali, serta Guru Multimedia SMK Teknas Denpasar I Gede Putu Ranggapati ST. Adapun seminar dipandu oleh moderator Susi Maryanti SH MH, yang menjabat sebagai Sekretaris Bidang Perlindungan Perempuan Anak dan Disabilitas DPN Peradi. 7 ind
Komentar