Pohon Sawo di Puri Agung Gianyar Roboh
Pohon Sawo Kecik keramat di areal Puri Agung Gianyar tiba-tiba tumbang, Minggu (18/2) sore pukul 16.45 Wita.
Ajaib, Tidak Ada Bangunan Tertimpa
GIANYAR, NusaBali
Ajaibnya, pohon tua berusia ratusan tahun ini tumbang ke arah barat laut, sehingga tidak ada bangunan apa pun yang tertimpa. Bencana ini juga tidak menimbulkan korban nyawa maupun terluka.
Ketika pohon Sawo Kecik mendadak roboh, Minggu sore, kondisi cuaca cukup cerah, tidak ada hujan, tidak ada pula angin kencang. Tiba-tiba, pohon berdiameter sekitar 1 meter dengan tinggi 9 meter ini punggel (patah terpotong) paga ketinggian 4 meter. Syukurnya, pohon tumbang ke arah barat laut, sehingga bangunan Puri Agung Gianyar selamat. Andaikan tumbang ke arah utara atau tenggara, dipastikan ada bangunan tertimpa.
Panglingsir Puri Agung Gianyar yang notabene Bupati Gianyar, AA Gde Agung Bharata, kemarin sore langsung terjun melihat reruntuhan pohon Sawo Kecik yang ditanam Raja Gianyar terakhir, yakni Raja Manggis VIII, sekitar tahun 1896 tersebut. Menurut Bupati Agung Bharata, pohon Sawo Kecik dengan buah kecil-kecil ini memang menjadi ciri khas kerajaan. Pohon Sawo Kecik merupakan lambang kekuasaan. Di zaman dahulu kala, di mana pun tumbuh Pohon Sawo Kecik, di situlah pusat pemerintahan atau pusat kekuasaan.
“Pohon ini memang sudah tua, pantas saja roboh. Tapi, saya senang, karena di bawah pohon yang roboh ini sudah tumbuh besar 2 pohon sejenis,” ungkap Agung Bharata saat ditemui NusaBali di areal pohon roboh, kemarin sore.
Agung Bharata kemudian mengaitkan tumbangnya pohon Sawo Kecik di mana sudah ada dua pohon sejenis tumuh di bawahnya ini dengan suksesi kepemimpinan Gianyar. Pohon tumbang ini seakan isyarat men-jelang dirinya lengser sebagai Bupati Gianyar 2013-2018, sudah ada penggantinya yang baru. “Menjelang saya lengser, penggantinya sudah ada yang baru,” jelas Agung Bharata.
Agung Bharata mengatakan, dua pohon yang baru tumbuh di bawa pohon Sawo Kecik yang tumbang ini dianggap sebagai regenerasi. “Aneh juga, seharusnya bibit baru tumbuh di sekitar buah Sawo itu jatuh. Tapi, pohon yang baru justru tumbuh dekat batang,” papar Agung Bharata yang notabene kakak kandung AA Gde Mayun alias Gung Mayun, Calon Wakil Bupati (Cawagub) Gianyar yang diusung PDIP di Pilkada 2018.
Sementara itu, Kepala Rumah Tangga Puri Agung Gianyar, Dewa Made Ada, 50, mengaku sudah dapat firasat lewat mimpi sebelum pohon Sawo Kecik tumbang. Namun, dia tidak berani menafsirkan arti mimpinya itu. “Seminggu lalu, saya mimpi Raja-raja Gianyar hadir di areal puri. Mereka berjejer tepat di gapura sebelah timur ini. Apakah itu firasat, saya kurang paham, karena cuma mimpi,” kenang Dewa Made Ada, yang keluarganya secara turun temurun mengabdi sebagai parekan di Puri Agung Gianyar.
Dewa Made Ada sendiri melihat langsung detik-detik pohon Sawo Pecik tumbang, kemarin sore. ”Tidak ada hujan, tak ada angin kencang, tiba-tiba saja pohon roboh. Anginnya biasa saja. Kalau ada angin kencang, mungkin arah jatuhnya akan beda, bisa menimpa bangunan. Kalau ini tidak sama sekali,” jelas parekan asal Banjar Samplangan, Kelurahan Samplangan, Kecamatan Gianyar ini.
Menurut Dewa Made Ada, tumbangnya pohon tanpa menimpa bangunan apa pun ini, menjadi sebuah pertanda baik. ”Setahu saya, apa pun yang terjadi di sini (Puri Agung Gianyar), kalau ada ciri kurang baik, pasti ada bangunan yang kena,” ujarnya sembari menghaturkan dua canangsari sebelum pohon tumbang dievakuasi oleh petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gianyar.
Dewa Made Ada memaparkan, keberadaan pohon selama ini memang dibiarkan tumbuh dan tumbuh. Pohon di areal Puri Agung Gianyar sama sekali tidak pernah dipangkas. Pasalnya, berdasarkan kepercayaan, tidak berani memangkas pohon sembarangan di areal puri. ”Tidak berani pangkas, karena pohon ini sakral. Usianya sudah ratusan tahun,” katanya.
Dewa Made Ada mengisahkan, dulunya pohon Sawo Pecik yang roboh ini selalu jadi incaran para pedagang sengol Gianyar, sebelum kini berubah menjadi pusat perbelanjaan modern. “Setiap orang ke pasar, pasti sempat mampir ke puri, untuk mencari jatuhan buah Sawo karena rasanya yang manis. Sebanyak apa pun mengkonsumsi buah Sawo ini, tidak ada efek sampingnya. Beda jika konsumsi Sawo biasa, jika terlalu banyak, bisa mencret atau sariawan,” jelasnya. 7 nvi
Komentar