Pasangan Calon Sepakat Pilgub Bali yang Damai
Dua pasangan calon yang akan tarung head to head di Pilgub Bali 2018, Wayan Koster-Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (KBS-Ace) dan IB Rai Dharmawijaya Mantra-Ketut Sudikerta (Mantra-Kerta), sepakat menjaga Pilgub Bali 2018 agar berjalan demokratis dan damai, tanpa gesekan.
DENPASAR,NusaBali
Kesepakatan ini dilakukan dalam acara Deklarasi Kampanye Damai Pilgub Bali 2018 yang dilaksanakan di Kantor KPU Bali, Jalan Tjokorda Agung Tresna Niti Mandala Denpasar, Minggu (18/2) pagi. Baik KBS-Ace (pasangan Cagub-Cawagub nomor urut 1 yang diusung PDIP-Hanura-PKPI-PAN-PKB-PPP) maupun Mantra-Kerta (Cagub-Cawagub nomor urut 2 yang diusung Golkar-Demokrat-Gerindra-NasDem-PKS-PBB) hadir langsung dalam deklarasi yang disertai penandatanganan tersebut.
KBS-Ace datang bersama ratusan pendukungnya, lengkap dengan atraksi tabuh baleganjur. KBS-Ace long march dari Kantor DPD PDIP Bali, Jalan Banteng Baru Niti Mandala Denpasar, yang berjarak sekitar 500 meter arah barat dari Kantor KPU Bali, dengan didampingi Ketua Tim Pemenangan KBS-Ace Provinsi Bali Nyoman Giri Prasta dan Sekretaris Tim Pemenangan, IGN Alit Kusuma Kelakan. Sedangkan Mantra-Kerta datang belakangan, juga dengan diiringi para pendukung-nya. Ketua Tim Pemenangan Mantra Kerta Provinsi Bali, Gede Ngurah Wididana alias Pak Oles, juga hadir.
Prosesi kampanye damai Pilgub Bali 2018 kemarin ditandai dengan pembacaan deklarasi kampanye damai oleh kedua pasangan calon dan tim pemenangan masing-masing. Selanjutnya, dilakukan pelepasan Burung Merpati dan Balon ke udara, yang diakhiri dengan acara membubuhkan tandatangan di baliho.
Ketua KPU Bali, Dewa Kade Wiarsa Raka Sandi, mengatakan sesuai dengan arahan KPU RI, deklarasi kampanye damai memang wajib dilaksanakan. Sebab, Pilkada di 171 daerah se-Indonesia diselenggarakan secara serentak, sehingga seluruh elemen harus membumikan pelaksanaanya bejalan damai. “Jadi, deklarasi kampanye damai ini dilakukan secara nasional di 171 daerah yang menggelar Pil-kada,” ujar Dewa Raka Sandi dalam acara yang dihadiri pula Ketua Bawaslu Bali I Ketut Rudia, utusan Ombudsman Perwakilan Bali, Kesbanglimaspol Provinsi Bali, dan tokoh masyarakat tersebut.
Raka Sandi menyebutkan, dilihat dari kultur di Bali, kedamaian menjadi hal mutlak. Hal ini tercemin dari ucapan salam yang sering disampaikan masyarakat Bali, yakni ‘santhi’ yang berarti damai. “Bagi kita di Bali, makna damai berarti begitu luas dan mendalam. Dalam setiap memulai acara atau kegiatan dan mengakhiri kegiatan, salam damai itu diucapkan,” katanya.
Menurut Raka Sandi, substansi kampanye damai yang dilaksanakan kemarin sekaligus memberikan pendidikan politik kepada masyarakat untuk selalu berkiblat dengan 4 pilar kebangsaan dan bernegara: Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika. Lambang negara menjadi simbol kerukunan, tidak boleh ada penyebaran hoax atau berita bohong. ”Hal ini mesti ditunjukkan dengan pernyataan dan tindakan nyata, sehingga kampanye damai itu benar-benar terwujud, melahirkan Pilkada yang berintegritas berlandaskan kedamaian,” ujar alumnus UGM Jogjakarta ini.
Sementara itu, Calon Gubernur (Cagub) Wayan Koster alias KBS (Koster Bali Satu) mengatakan kampanye Pilgub Bali harus dipastikan berjalan damai, aman, sesuai dengan komitmen bersama. “Bagi Tim KBS-Ace, saya imbau agar kampanye dilaksanakan dengan simpatik, berbudaya, santun, dan bermartabat, serta mengedepankan kepentingan masyarakat Bali. Pasalnya, Bali menjadi perhatian nasional dan dunia internasional,” ujar KBS.
KBS mengajak elemen masyarakat Bali melaksanakan Pemilu yang damai dan demokratis, menjatuhkan pilihan dengan hati nurani. “Semua pihak harus berkomitmen dengan Pilgub Bali yang damai. Masyarakat menjatuhkan pilihan sesuai dengan hati nurani, mereka memilih pemimpin yang terbaik. Ini harus dijadikan komitmen semua pihak,” tegas politisi asal Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Buleleng yang juga Ketua DPD PDIP Bali dan anggota Komisi X DPR RI Dapil Bali tiga kali periode ini.
Sedangkan Cagub Rai Mantra mengatakan deklarasi damai Pilgub Bali adalah awal dari misi Mantra-Kerta untuk Bali yang Santhi lan Jagadhita. “Memang hal itu tataran normatif, tapi bagaimana kita bisa melaksanakan dan berbuat, dengan memulai berpikir, berkata, dan berbuat yang lebih baik,” tandas Rai Mantra.
Rai Mantra menegaskan, masa kampanye Pilgub Bali 2018 yang bersamaan dengan moment Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1940 ini menjadi momen untuk mulat sarira. Dari sisi spiritualitas, digunakan untuk mendalamkan kecerdasan, memperkuat hati, dan meneguhkan iman. “Hari Raya Nyepi ini jadikan momen untuk menguatkan hati, mulat sarira menghadapi situasi politik, sehingga terlaksana demokrasi yang aman, Santhi Lan Jagadhita,” ujar Walikota Denpasar ini. 7 nat
Komentar