Pedagang Durian Menolak Dipindah ke Lantai II Peken Ijogading
Festival durian yang digelar Pemkab Jembana dengan menampung sejumlah pedagang durian musiman di areal parkir depan Peken Ijogading, ditutup Minggu (18/2).
NEGARA, NusaBali
Selanjutnya, Pemkab Jembrana berencana mengarahkan para pedagang durian tersebut berjualan di Pasar Ijogading. Tetapi para pedagang tersebut menolak ditempatkan di lantai II Peken Ijogading. Beberapa pedagang durian di areal parkiran Pekan Ijogading, mengatakan, selama Festival Durian Jembrana, hasil penjualan mereka turun dibanding saat berjualan bebas di pinggir jalan dan trotoar seputaran kota Negara. Namun penurunannya tidak terlalu signifikan.
“Kalau diberikan di tempat parkir depan sini, tidak apa. Asalkan jangan ditaruh di dalam saja, apalagi lantai II. Karena kalau di atas (lantai II), khawatir sepi, malas orang kalau mesti naik,” ujar salah seorang pedagang durian, Ketut Suci, 55, asal Banjar Palungan Batu, Desa Batuagung, Kecamatan Jembrana.
Suci yang sebelumnya berpindah-pindah berjualan durian di trotoar seputaran kota Negara, terutama paling sering di sekitar Lapangan Umum Negara, mengaku, mengaku lebih nyaman berjualan di areal parkir depan Peken Ijogading. “Kalau penghasilan, jualan selama festival durian dapat sekitar Rp 1 juta per hari. Sedangkan kalau di trotoar bisa sampai Rp 1,3 juta per hari. Tetapi kalau dibiarkan di parkiran ini, apalagi ada fasilitas pemerintah, tidak masalah di sini, daripada ditertibkan Pol PP,” ungkapnya.
Hal senada juga diungkap pedagang durian musiman, Salahidin, 50, asal Lingkungan Terusan, Kelurahan Lelateng, Kecamatan Negara. Dia sebelumnya berjualan menyewa pinggiran salah satu ruko di Jalan Gatot Subroto, Lingkungan/Kelurahan Banjar Tengah, Kecamatan Negara, ini mengaku kalau dari sisi hasil penjualan sedikit menurun selama mengikuti Festival Durian Jembrana. Namun, dibandingkan harus berurusan dengan Satpol PP, dia mengaku tidak masalah kalau berjualan di Peken Ijogading. Asalkan jangan ditempatkan di dalam pasar. “Kalau memang harus di dalam pasar, seperti di lantai II yang sekarang memang sedang kosong, kami lebih baik kembali ke pinggir jalan. Soalnya nanti malah sepi. Lebih baik di parkiran sini,” ucapnya.
Sementara Kepala Bidang Perdagangan Dinas Kopperindag Jembrana I Wayan Sujana, Minggu kemarin, mengakui, meski festival durian sudah berakhir, para pedagang durian musiman diharapkan tetap dapat berjualan di Peken Ijogading. Pihaknya akan memberikan fasilitas. Tetapi mengenai tempatnya, masih dipikirkan.
“Ya kalau memang tidak mau diarahkan berjualan ke lantai II, nanti kami carikan solusi. Nanti akan kami koordinasikan dulu, karena yang digunakan sekarang ini adalah areal parkir. Kalau pengunjung sedikit, nanti mungkin akan tetap dikondisikan di areal parkir. Yang pasti tetap kami fasilitasi. Sebenarnya, tingal kembali ke pedagang, kalau kualitas sudah bagus, kami rasa dimana pun berjualan pasti dicari pembeli,” ujarnya. *ode
Selanjutnya, Pemkab Jembrana berencana mengarahkan para pedagang durian tersebut berjualan di Pasar Ijogading. Tetapi para pedagang tersebut menolak ditempatkan di lantai II Peken Ijogading. Beberapa pedagang durian di areal parkiran Pekan Ijogading, mengatakan, selama Festival Durian Jembrana, hasil penjualan mereka turun dibanding saat berjualan bebas di pinggir jalan dan trotoar seputaran kota Negara. Namun penurunannya tidak terlalu signifikan.
“Kalau diberikan di tempat parkir depan sini, tidak apa. Asalkan jangan ditaruh di dalam saja, apalagi lantai II. Karena kalau di atas (lantai II), khawatir sepi, malas orang kalau mesti naik,” ujar salah seorang pedagang durian, Ketut Suci, 55, asal Banjar Palungan Batu, Desa Batuagung, Kecamatan Jembrana.
Suci yang sebelumnya berpindah-pindah berjualan durian di trotoar seputaran kota Negara, terutama paling sering di sekitar Lapangan Umum Negara, mengaku, mengaku lebih nyaman berjualan di areal parkir depan Peken Ijogading. “Kalau penghasilan, jualan selama festival durian dapat sekitar Rp 1 juta per hari. Sedangkan kalau di trotoar bisa sampai Rp 1,3 juta per hari. Tetapi kalau dibiarkan di parkiran ini, apalagi ada fasilitas pemerintah, tidak masalah di sini, daripada ditertibkan Pol PP,” ungkapnya.
Hal senada juga diungkap pedagang durian musiman, Salahidin, 50, asal Lingkungan Terusan, Kelurahan Lelateng, Kecamatan Negara. Dia sebelumnya berjualan menyewa pinggiran salah satu ruko di Jalan Gatot Subroto, Lingkungan/Kelurahan Banjar Tengah, Kecamatan Negara, ini mengaku kalau dari sisi hasil penjualan sedikit menurun selama mengikuti Festival Durian Jembrana. Namun, dibandingkan harus berurusan dengan Satpol PP, dia mengaku tidak masalah kalau berjualan di Peken Ijogading. Asalkan jangan ditempatkan di dalam pasar. “Kalau memang harus di dalam pasar, seperti di lantai II yang sekarang memang sedang kosong, kami lebih baik kembali ke pinggir jalan. Soalnya nanti malah sepi. Lebih baik di parkiran sini,” ucapnya.
Sementara Kepala Bidang Perdagangan Dinas Kopperindag Jembrana I Wayan Sujana, Minggu kemarin, mengakui, meski festival durian sudah berakhir, para pedagang durian musiman diharapkan tetap dapat berjualan di Peken Ijogading. Pihaknya akan memberikan fasilitas. Tetapi mengenai tempatnya, masih dipikirkan.
“Ya kalau memang tidak mau diarahkan berjualan ke lantai II, nanti kami carikan solusi. Nanti akan kami koordinasikan dulu, karena yang digunakan sekarang ini adalah areal parkir. Kalau pengunjung sedikit, nanti mungkin akan tetap dikondisikan di areal parkir. Yang pasti tetap kami fasilitasi. Sebenarnya, tingal kembali ke pedagang, kalau kualitas sudah bagus, kami rasa dimana pun berjualan pasti dicari pembeli,” ujarnya. *ode
Komentar