Yayasan Bali Kumara Hibur Anak-anak Pengungsi
Yayasan Balu Kumara Amlapura menghibur anak-anak pengungsi di Balai Banjar Tegeh, Desa Amerta Bhuana, Kecamatan Selat, Karangasem, Minggu (18/2).
AMLAPURA, NusaBali
Hiburan yang diberikan berupa lomba holahop hingga edukasi menyelamatkan diri dari ancaman debu vulkanik. Pihak yayasan juga bagikan buku tulis, buku gambar, alat tulis untuk mewarnai dan lainnya untuk 23 anak-anak pengungsi yang rata-rata masih duduk di bangku SD.
Sebanyak 23 anak-anak pengungsi berasal dari 33 kepala keluarga semuanya dari Desa Pakraman Bukit Galah, Banjar Sogra, Desa Sebudi, Kecamatan Selat. Mereka yang mengungsi di Banjar Tegeh tidak bisa pulang kampung karena jalan menuju Desa Pakraman Bukit Galah putus dan rusak berat. Mereka akan pulang setelah akses jalan dari Desa Pakraman Sebun menuju Desa Pakraman Bukit Galah diperbaiki. Selama ini krama dari Desa Pakraman Bukit Galah itu mengungsi di GOR Swecapura, Klungkung.
Mereka mengungsi sejak Jumat, 22 September 2017 di GOR Swecapura Klungkung kemudian berpindah ke Banjar Tegeh, Sabtu (10/2). “Kami berupaya meminimalkan masalah psikologis sosial yang dialami anak-anak pengungsi karena mereka telah lama mengungsi. Caranya diajak bermain, bernyanyi, berlomba dan edukasi tata cara menggunakan masker,” jelas Ketua Yayasan Bali Kumara, Ni Made Labha Dwikarini. Kehadiran Yayasan Bali Kumara di Balai Banjar Tegeh didampingi Camat Selat I Nengah Danu dan Perbekel Amerta Bhuana I Wayan Suara.
Pengawas Yayasan Bali Kumara, dr I Ketut Budiarta mengedukasi anak-anak pengungsi. Tak ketinggalan Camat Selat I Nengah Danu dan Perbekel Amerta Bhuana I Wayan Suara juga ikut berbaur memotivasi anak-anak sambil bermain. “Kami merasakan bagaimana sulitnya sebagai pengungsi, karena sebelumnya sempat mengalami jadi pengungsi. Makanya, kami berupaya memberikan pelayanan sebaik mungkin,” kata Wayan Suara. Salah satu caranya dengan memberikan pelayanan logistik secukupnya, menyediakan dapur, kebutuhan air, MCK dan kebutuhan lainnya. *k16
Hiburan yang diberikan berupa lomba holahop hingga edukasi menyelamatkan diri dari ancaman debu vulkanik. Pihak yayasan juga bagikan buku tulis, buku gambar, alat tulis untuk mewarnai dan lainnya untuk 23 anak-anak pengungsi yang rata-rata masih duduk di bangku SD.
Sebanyak 23 anak-anak pengungsi berasal dari 33 kepala keluarga semuanya dari Desa Pakraman Bukit Galah, Banjar Sogra, Desa Sebudi, Kecamatan Selat. Mereka yang mengungsi di Banjar Tegeh tidak bisa pulang kampung karena jalan menuju Desa Pakraman Bukit Galah putus dan rusak berat. Mereka akan pulang setelah akses jalan dari Desa Pakraman Sebun menuju Desa Pakraman Bukit Galah diperbaiki. Selama ini krama dari Desa Pakraman Bukit Galah itu mengungsi di GOR Swecapura, Klungkung.
Mereka mengungsi sejak Jumat, 22 September 2017 di GOR Swecapura Klungkung kemudian berpindah ke Banjar Tegeh, Sabtu (10/2). “Kami berupaya meminimalkan masalah psikologis sosial yang dialami anak-anak pengungsi karena mereka telah lama mengungsi. Caranya diajak bermain, bernyanyi, berlomba dan edukasi tata cara menggunakan masker,” jelas Ketua Yayasan Bali Kumara, Ni Made Labha Dwikarini. Kehadiran Yayasan Bali Kumara di Balai Banjar Tegeh didampingi Camat Selat I Nengah Danu dan Perbekel Amerta Bhuana I Wayan Suara.
Pengawas Yayasan Bali Kumara, dr I Ketut Budiarta mengedukasi anak-anak pengungsi. Tak ketinggalan Camat Selat I Nengah Danu dan Perbekel Amerta Bhuana I Wayan Suara juga ikut berbaur memotivasi anak-anak sambil bermain. “Kami merasakan bagaimana sulitnya sebagai pengungsi, karena sebelumnya sempat mengalami jadi pengungsi. Makanya, kami berupaya memberikan pelayanan sebaik mungkin,” kata Wayan Suara. Salah satu caranya dengan memberikan pelayanan logistik secukupnya, menyediakan dapur, kebutuhan air, MCK dan kebutuhan lainnya. *k16
Komentar