Menteri Agama Luncurkan Buku ‘IHDN Zaman Now’
Institut Hindu Dharma Negeri (IHDN) Denpasar meluncurkan buku ‘IHDN Zaman Now’ dan situs ‘IHDN Press’, sebagai wadah untuk menggairahkan literasi (minat baca) masyarakat, termasuk anak muda.
DENPASAR, NusaBali
Peluncuran ‘IHDN Zaman Now’ dan ‘IHDN Press’ ini diresmikan langsung Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin, di Auditorium IHDN, Jalan Ratna Denpasar, Senin (19/2). Rektor IHDN Denpasar, Prof Dr IGN Sudiana MSi, menyatakan buku ‘IHDN Zaman Now’ merupakan kompilasi mengenai IHDN yang ditulis sentuhan kekinian agar generasi muda (milenial) dapat dengan mudah membaca sejarah IHDN dan sejarah Hindu umumnya. Buku ini sekaligus menjadi jembatan antar generasi agar sejarah atau masa lalu tidak dilupakan, namun dirawat, lalu dihidupkan sesuai konteks zaman. “Kami dalam rangka terus berbenah dan meningkatkan kualitas. Hari ini (kemarin) kami luncurkan buku IHDN Zaman Now dan juga situs IHDN Press sebagai jembatan antar generasi,” jelas Prof Sudiana di hadapan Menteri Agama.
Sedangkan ‘IHDN Press’, kata Prof Sudiana, merupakan salah satu unit yang akan memproduksi sekaligus mereproduksi berbagai karya tulis ilmiah civitas akademika di lingkungan IHDN Denpasar. Keberadaan IHDN Press diharapkan sebagai ‘dapur ilmiah’ dan ‘jendela dunia’ untuk mengetahui hasil karya ilmiah IHDN Denpasar.
“Dengan diluncurkannya unit ini, kami berharap bisa menggairahkan semangat civitas akademika untuk berkarya. Melalui literasi yang akan dihasilkan IHDN Press, juga diharapkan untuk menangkal gerakan-gerakan radikal dan mencegah ujaran kebencian dan berita hoax,” harap akademisi yang juga Ketua PHDI Bali ini.
Prof Sudiana juga getol menyatakan keinginannya untuk mengembangkan IHDN Denpasar sebagai contoh ‘Kampus Kerukunan’. Keinginan ini didasarkan atas suasana kehidupan keagamaan di Indonesia, khususnya di Bali, yang mengalami pasang surut. Padahal, sejarah kerukunan dan toleransi di Bali sudah terbangun sejak lama.
“Banyak bukti dan artefak serta beberapa komunitas non Hindu hidup damai di tanah Bali. Dengan menjadi Kampus Kerukunan, IHDN Denpasar ingin menjadi pioneer untuk ikut berkontribusi aktif memelihara kerukunan dan toleransi, baik secara interumat Hindu maupun antar umat beragama lainnya, yang gotong royong, simakrama, segilik seguluk sebayantaka, dan menyama braya di atas kebhinekaan umat beragama di Bali pada khususnya,” katanya.
Sementara itu, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengatakan umat beragama sangat membutuhkan panduan ajaran agama yang disampaikan oleh pihak-pihak yang otoritatif, bukan oleh pihak-pihak yang kita tidak tahu latar belakangnya. “Sekarang banyak sekali sosial media yang informasinya bercampur baur dengan berita yang tidak berdasar, serta hoax. Karena itu, menjadi tanggung jawab perguruan tinggi keagamaan, termasuk IHDN yang sangat menguasai ajaran agama Hindu, untuk memberikan penyegaran, pemahaman informasi yang baik mengenai agama Hindu di tengah masyarakat,” ujar Lukman seusai acara kemarin.
Menurut Lukman, buku ‘IHDN Zaman Now’ akan memberi perspektif yang baru terutama kepada generasi milenial yang tidak banyak tahu tentang sejarah IHDN. Sekaligus, ini akan menjadi monumen sejarah saat IHDN menapaki tiap periode perjalanannya yang selalu memiliki kesan dan makna mendalam. “Literasi tentang IHDN harus disosialisasikan secara masif, agar citranya sebagai perguruan tinggi keagamaan semakin positif di mata masyarakat. Saya berharap IHDN terus mampu menangkap kebutuhan masyarakat saat ini maupun yang akan datang,” tandas Lukman.
Sedangkan keberadaan ‘IHDN Press’, kata Lukman, juga diharapkan bisa mendenyutkan kembali budaya akademik kampus, terutama publikasi ilmiah, baik berupa jurnal, penelitian, buku referensi, monograf, maupun penerbitan karya tulis ilmiah lainnya hasil Tri Dharma Perguruan Tinggi. ‘IHDN Press’ juga bisa dikembangkan dalam aplikasi elektronik, seperti dikembangkan menjadi sejumlah website dan aplikasi tentang ajaran agama Hindu, dengan sentuhan kekinian.
Lukman pun berharap, IHDN Denpasar tidak berhenti pada dua produk ini, namun jauh lebih banyak berkreativitas dan melahirkan inovasi lainnya dalam menggairahkan literasi Hindu ke depan. “Ini tentu langkah strategis, karena bagaimana pun IHDN harus mampu mengembangkan diri sesuai dengan tuntutan zaman. Tentu harapannya ajaran Hindu semakin bisa dimasyarakatkan dengan baik.” *ind
Peluncuran ‘IHDN Zaman Now’ dan ‘IHDN Press’ ini diresmikan langsung Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin, di Auditorium IHDN, Jalan Ratna Denpasar, Senin (19/2). Rektor IHDN Denpasar, Prof Dr IGN Sudiana MSi, menyatakan buku ‘IHDN Zaman Now’ merupakan kompilasi mengenai IHDN yang ditulis sentuhan kekinian agar generasi muda (milenial) dapat dengan mudah membaca sejarah IHDN dan sejarah Hindu umumnya. Buku ini sekaligus menjadi jembatan antar generasi agar sejarah atau masa lalu tidak dilupakan, namun dirawat, lalu dihidupkan sesuai konteks zaman. “Kami dalam rangka terus berbenah dan meningkatkan kualitas. Hari ini (kemarin) kami luncurkan buku IHDN Zaman Now dan juga situs IHDN Press sebagai jembatan antar generasi,” jelas Prof Sudiana di hadapan Menteri Agama.
Sedangkan ‘IHDN Press’, kata Prof Sudiana, merupakan salah satu unit yang akan memproduksi sekaligus mereproduksi berbagai karya tulis ilmiah civitas akademika di lingkungan IHDN Denpasar. Keberadaan IHDN Press diharapkan sebagai ‘dapur ilmiah’ dan ‘jendela dunia’ untuk mengetahui hasil karya ilmiah IHDN Denpasar.
“Dengan diluncurkannya unit ini, kami berharap bisa menggairahkan semangat civitas akademika untuk berkarya. Melalui literasi yang akan dihasilkan IHDN Press, juga diharapkan untuk menangkal gerakan-gerakan radikal dan mencegah ujaran kebencian dan berita hoax,” harap akademisi yang juga Ketua PHDI Bali ini.
Prof Sudiana juga getol menyatakan keinginannya untuk mengembangkan IHDN Denpasar sebagai contoh ‘Kampus Kerukunan’. Keinginan ini didasarkan atas suasana kehidupan keagamaan di Indonesia, khususnya di Bali, yang mengalami pasang surut. Padahal, sejarah kerukunan dan toleransi di Bali sudah terbangun sejak lama.
“Banyak bukti dan artefak serta beberapa komunitas non Hindu hidup damai di tanah Bali. Dengan menjadi Kampus Kerukunan, IHDN Denpasar ingin menjadi pioneer untuk ikut berkontribusi aktif memelihara kerukunan dan toleransi, baik secara interumat Hindu maupun antar umat beragama lainnya, yang gotong royong, simakrama, segilik seguluk sebayantaka, dan menyama braya di atas kebhinekaan umat beragama di Bali pada khususnya,” katanya.
Sementara itu, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengatakan umat beragama sangat membutuhkan panduan ajaran agama yang disampaikan oleh pihak-pihak yang otoritatif, bukan oleh pihak-pihak yang kita tidak tahu latar belakangnya. “Sekarang banyak sekali sosial media yang informasinya bercampur baur dengan berita yang tidak berdasar, serta hoax. Karena itu, menjadi tanggung jawab perguruan tinggi keagamaan, termasuk IHDN yang sangat menguasai ajaran agama Hindu, untuk memberikan penyegaran, pemahaman informasi yang baik mengenai agama Hindu di tengah masyarakat,” ujar Lukman seusai acara kemarin.
Menurut Lukman, buku ‘IHDN Zaman Now’ akan memberi perspektif yang baru terutama kepada generasi milenial yang tidak banyak tahu tentang sejarah IHDN. Sekaligus, ini akan menjadi monumen sejarah saat IHDN menapaki tiap periode perjalanannya yang selalu memiliki kesan dan makna mendalam. “Literasi tentang IHDN harus disosialisasikan secara masif, agar citranya sebagai perguruan tinggi keagamaan semakin positif di mata masyarakat. Saya berharap IHDN terus mampu menangkap kebutuhan masyarakat saat ini maupun yang akan datang,” tandas Lukman.
Sedangkan keberadaan ‘IHDN Press’, kata Lukman, juga diharapkan bisa mendenyutkan kembali budaya akademik kampus, terutama publikasi ilmiah, baik berupa jurnal, penelitian, buku referensi, monograf, maupun penerbitan karya tulis ilmiah lainnya hasil Tri Dharma Perguruan Tinggi. ‘IHDN Press’ juga bisa dikembangkan dalam aplikasi elektronik, seperti dikembangkan menjadi sejumlah website dan aplikasi tentang ajaran agama Hindu, dengan sentuhan kekinian.
Lukman pun berharap, IHDN Denpasar tidak berhenti pada dua produk ini, namun jauh lebih banyak berkreativitas dan melahirkan inovasi lainnya dalam menggairahkan literasi Hindu ke depan. “Ini tentu langkah strategis, karena bagaimana pun IHDN harus mampu mengembangkan diri sesuai dengan tuntutan zaman. Tentu harapannya ajaran Hindu semakin bisa dimasyarakatkan dengan baik.” *ind
Komentar