nusabali

Duh, Video Asusila Dilakukan 11 Siswa SMP

  • www.nusabali.com-duh-video-asusila-dilakukan-11-siswa-smp

Masyarakat di Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta, dihebohkan dengan video asusila yang dilakukan oleh dua orang siswi dan sembilan orang siswa sekolah menengah pertama (SMP).

YOGYAKARTA, NusaBali

Pihak SMP negeri di Kecamatan Playen mengakui, pembuat video tersebut adalah anak didiknya. Kesebelas siswa tersebut sudah dibina oleh sekolah. Kepala SMP di Playen, Mursinah mengakui, video tersebut direkam menggunakan gawai anak didiknya di ruang kelas beberapa waktu lalu. Video tersebut direkam dan disebar melalui WhatsApp hingga beredar luas. Pihak sekolah pun sudah memanggil 11 siswa yang ada di dalam video tersebut.
 
"Iya, mereka anak didik kami. Saat ini duduk di kelas IX. Ada sebelas anak, satu sebagai perekam, satu sebagai objeknya, sisanya sebagai raja sawer," kata Mursinah dikonfirmasi di sekolah, Senin (19/2) seperti dilansir kompas. Dijelaskannya, perekaman itu dilakukan di salah satu kelas selepas pergantian jam. Seharusnya, mereka masuk ke perpustakaan, tetapi malah berada di dalam kelas dan melakukan perbuatan tidak senonoh.
 
Kemunculan video tersebut bermula dari unggahan salah satu pemilik akun Facebook, dan akhirnya menyebar melalui grup media sosial. Dia mengaku mendapatkan informasi video asusila dari salah seorang alumni pada hari Sabtu (3/2) lalu.
 
"Yang merekam salah satu dari perempuan, tetapi dia tidak menyimpannya, hanya diunggah ke story Whatsapp-nya," jelasnya. Pihaknya pun sudah melakukan pembinaan kepada semua pelajar tersebut, termasuk memanggil orangtua masing-masing siswa untuk dilakukan pembinaan. Berdasarkan pengakuan dari anak didiknya, salah satu siswi berperan menyiapkan uang dan rokok untuk saweran. "Ketika saya panggil katanya bercanda, hanya iseng. Tetapi kebablasan," ucapnya.
 
Mursinah mengatakan, upaya pembinaan terus dilakukan. Saat ini, seluruh anak masih melakukan kegiatan belajar seperti biasa. Tak ada perlakuan berbeda. Apalagi, beberapa bulan lagi siswa akan menempuh ujian nasional. Mereka masih mengikuti try out dan kegiatan lainnya. "Mereka masih menjadi anak didik kami, dan terus akan kami bina," katanya.
 
Ke depan, pihak sekolah akan mengintensifkan operasi gawai yang dibawa anak didiknya serta melakukan pembinaan hukum dengan meminta bantuan kepolisian. "Kami akan mengintensifkan operasi hp, dan di tatib (tata tertib sekolah) sudah ada, nantinya jika ada yang membawa akan kami sita, dan dikembalikan saat anaknya lulus," katanya.
 
Dia berharap, video tersebut menjadi pelajaran bagi semuanya untuk tidak melakukan perbuatan serupa, sehingga tidak terulang lagi di kemudian hari. *

Komentar