Disiapkan Pengalihan Arus Lalu Lintas
Pelaku lalu lintas akan menggunakan jalan frontage pada sisi barat jalan sebelah utara bundaran.
Proyek Underpass Kini Persiapan Pengeboran Sisi Utara
MANGUPURA, NusaBali
Proyek underpass Simpang Tugu Ngurah Rai, di Tuban, Kecamatan Kuta, Badung, sudah meluas ke luar bundaran. Kini hampir tak ada sisi yang tak padat lantaran pengerjaan dilakukan pada sisi kiri dan kanan jalan.
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional (BBPJN) Wilayah VIII I Nyoman Yasmara, Selasa (20/2), mengemukakan, saat ini pihaknya menyiapkan pengerjaan lengan sisi utara. Untuk pengerjaan lengan sisi utara, pengeborannya dilaksanakan besok (Rabu hari ini). Saat ini masih menyiapkan pengalihan arus lalu lintas (lalin). Nantinya pengendara menggunakan jalan frontage pada sisi barat jalan sebelah utara bundaran.
Diakuinya, sebelum dilakukan pengeboran pihaknya melakukan evaluasi bersama dengan pihak kepolisian terkait pengaturan lalin yang baik. Intinya evaluasi ini bagaimana agar pengendara yang melalui forntage ini bisa lebih leluasa saat melintas. Kalau evaluasinya selesai (kemarin), sehingga hari ini (Rabu) bisa mulai dilakukan pengeboran. Kalau belum bisa mendapat hasil dari evaluasi lalin, pengeboran itu paling lambat dilaksanakan besok (Kamis) atau lusa (Jumat).
“Hari ini (Selasa kemarin) kami masih berkoordinasi dengan Kasat Lantas Polresta Denpasar. Evaluasi ini masih ada beberapa penyempurnaan. Kami sudah menyiapkan perlengkapan termasuk pemasangan dinding pembatas proyek dengan jalan raya,” tuturnya.
Yasmara menjelaskan pada lengan sisi utara akan dilakukan 270 pengeboran. Underpass kedua di Bali ini memiliki ukuran panjang total 712 meter. Panjang frontage sisi utara 320 meter, sisi selatan 260 meter, panjang underpass 132 meter, dan tinggi 5,1 meter.
Dia mengimbau kepada masyarakat terutama pelaku pariwisata untuk bisa memahami hal ini. Dia juga berharap agar masyarakat yang melintasi lokasi proyek, menyediakan waktu yang lebih banyak untuk perjalanan. “Yang biasanya menggunakan waktu dua jam dari rumah menuju bandara mohon untuk ditambahkan dua jam lagi,” imbuhnya.
Kemacetan akibat pengerjaan proyek itu menuai keluhan pengendara terutama pelaku patiwisata. Sebenarnya bukan mengeluhkan proyeknya, tetapi mengeluhkan jalur alternatif yang digunakan justru terdampak macet. Misalnya jalan Tol Bali Mandara. Kemacetan pintu tol terparah terjadi di Nusa Dua, Kecamatan Kuta Selatan. “Seyogianya itu perlu diantisipasi oleh pihak tol. Bayangkan saja, saya pulang kerja dari Jimbaran itu bisa satu jam sampai di rumah. Padahal saya pakai motor, penyebabnya ya itu, melubernya kendaraan yang masuk tol,” ujar salah seorang pengendara yang berdomisili di wilayah Nusa Dua, Putu Agus Setiawan.
Dia menyarankan agar pelayanan isi ulang Unik dipermudah. Jangan sampai pengendara harus turun dari kendaraan dan menunggu. Bila perlu dibuka juga jalur manual. “Sehingga ada alternatif untuk mempercepat pembayaran, jika tidak bisa pengisian cepat, maka diarahkan ke manual. Toh ini juga sementara terkait proyek saja, setelah proyek selesai kan dinormalkan kembali,” sarannya.
Terpisah Humas PT Jasamarga Bali Tol Putu Gandhi Ginatra tidak memungkiri kemacetan yang terjadi belakangan ini di pintu masuk tol Nusa Dua. Dia mengaku kemacetan itu imbas dari peralihan arus lalu lintas yang menuju underpass simpang Ngurah Rai. Di mana kendaraan diarahkan untuk melalui jalan tol, untuk mengurai tingkat kepadatan lalu lintas di jalan bypass. Kemacetan terjadi karena masih banyaknya pengguna jalan atau pengendara yang tidak membawa Unik, dan ada juga saldo Unik pengendara yang tidak mencukupi. “Untuk arus kendaraan yang melewati gerbang tol Nusa Dua terjadi peningkatan, utamanya pada sore hari,” kata Gandhi. *p
MANGUPURA, NusaBali
Proyek underpass Simpang Tugu Ngurah Rai, di Tuban, Kecamatan Kuta, Badung, sudah meluas ke luar bundaran. Kini hampir tak ada sisi yang tak padat lantaran pengerjaan dilakukan pada sisi kiri dan kanan jalan.
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional (BBPJN) Wilayah VIII I Nyoman Yasmara, Selasa (20/2), mengemukakan, saat ini pihaknya menyiapkan pengerjaan lengan sisi utara. Untuk pengerjaan lengan sisi utara, pengeborannya dilaksanakan besok (Rabu hari ini). Saat ini masih menyiapkan pengalihan arus lalu lintas (lalin). Nantinya pengendara menggunakan jalan frontage pada sisi barat jalan sebelah utara bundaran.
Diakuinya, sebelum dilakukan pengeboran pihaknya melakukan evaluasi bersama dengan pihak kepolisian terkait pengaturan lalin yang baik. Intinya evaluasi ini bagaimana agar pengendara yang melalui forntage ini bisa lebih leluasa saat melintas. Kalau evaluasinya selesai (kemarin), sehingga hari ini (Rabu) bisa mulai dilakukan pengeboran. Kalau belum bisa mendapat hasil dari evaluasi lalin, pengeboran itu paling lambat dilaksanakan besok (Kamis) atau lusa (Jumat).
“Hari ini (Selasa kemarin) kami masih berkoordinasi dengan Kasat Lantas Polresta Denpasar. Evaluasi ini masih ada beberapa penyempurnaan. Kami sudah menyiapkan perlengkapan termasuk pemasangan dinding pembatas proyek dengan jalan raya,” tuturnya.
Yasmara menjelaskan pada lengan sisi utara akan dilakukan 270 pengeboran. Underpass kedua di Bali ini memiliki ukuran panjang total 712 meter. Panjang frontage sisi utara 320 meter, sisi selatan 260 meter, panjang underpass 132 meter, dan tinggi 5,1 meter.
Dia mengimbau kepada masyarakat terutama pelaku pariwisata untuk bisa memahami hal ini. Dia juga berharap agar masyarakat yang melintasi lokasi proyek, menyediakan waktu yang lebih banyak untuk perjalanan. “Yang biasanya menggunakan waktu dua jam dari rumah menuju bandara mohon untuk ditambahkan dua jam lagi,” imbuhnya.
Kemacetan akibat pengerjaan proyek itu menuai keluhan pengendara terutama pelaku patiwisata. Sebenarnya bukan mengeluhkan proyeknya, tetapi mengeluhkan jalur alternatif yang digunakan justru terdampak macet. Misalnya jalan Tol Bali Mandara. Kemacetan pintu tol terparah terjadi di Nusa Dua, Kecamatan Kuta Selatan. “Seyogianya itu perlu diantisipasi oleh pihak tol. Bayangkan saja, saya pulang kerja dari Jimbaran itu bisa satu jam sampai di rumah. Padahal saya pakai motor, penyebabnya ya itu, melubernya kendaraan yang masuk tol,” ujar salah seorang pengendara yang berdomisili di wilayah Nusa Dua, Putu Agus Setiawan.
Dia menyarankan agar pelayanan isi ulang Unik dipermudah. Jangan sampai pengendara harus turun dari kendaraan dan menunggu. Bila perlu dibuka juga jalur manual. “Sehingga ada alternatif untuk mempercepat pembayaran, jika tidak bisa pengisian cepat, maka diarahkan ke manual. Toh ini juga sementara terkait proyek saja, setelah proyek selesai kan dinormalkan kembali,” sarannya.
Terpisah Humas PT Jasamarga Bali Tol Putu Gandhi Ginatra tidak memungkiri kemacetan yang terjadi belakangan ini di pintu masuk tol Nusa Dua. Dia mengaku kemacetan itu imbas dari peralihan arus lalu lintas yang menuju underpass simpang Ngurah Rai. Di mana kendaraan diarahkan untuk melalui jalan tol, untuk mengurai tingkat kepadatan lalu lintas di jalan bypass. Kemacetan terjadi karena masih banyaknya pengguna jalan atau pengendara yang tidak membawa Unik, dan ada juga saldo Unik pengendara yang tidak mencukupi. “Untuk arus kendaraan yang melewati gerbang tol Nusa Dua terjadi peningkatan, utamanya pada sore hari,” kata Gandhi. *p
Komentar