Ibu yang Racuni Tiga Anaknya Masih Dirawat
Guru SD yang racuni tiga anaknya hingga tewas, lalu nekat mencoba bunuh diri, Ni Luh Putu Septyan Parmadani, 33, masih menjalani perawatan intensif di Ruang Lely RS Sanglah Denpasar, Kamis (22/2).
Ditemukan Luka Lecet di Pipi Tiga Bocah Korban Tewas Diracun Ibunya
GIANYAR, NusaBali
Kondisinya sudah stabil, namun belum bisa diajak komunikasi karena masih shock berat. Sementara, dari hasil otopsi, tiga bocah korban tewas diracun ibunya diketahui mengalami luka lecet di bagian pipi.
Luh Putu Septyan Padmasari dirujuk dari RS Dharma Yadnya ke RS Sanglah, Kamis pagi pukul 05.27 Wita. Sebelumnya, guru SDN 4 Sulangai, Desa Sulangai, Kecamatan Petang, Badung ini sempat sehari semalam dirawat di RS Dharma Yadnya, setelah ditemukan tergeletak sekarat di kamar rumah bajangnya kawasan Banjar Palak, Desa/Kecamatan Sukawati, Gianyar, Rabu (21/2) pagi.
Menurut Kasubbag Humas RS Sanglah, I Dewa Ketut Kresna, saat datang kemarin pagi, Putu Septyan dalam kondisi lemah dan depresi berat. Namun, kondisi perempuan berusia 33 tahun itu berangsur stabil. Hanya saja, yang bersangkutan masih shock. “Pasien belum bisa terlalu banyak diajak kontak. Sekarang masih dilakukan observasi pada pasien,” kata Dewa Kresna saat ditemui NusaBali di RS Sanglah, Kamis kemarin.
Dewa Kresna mengatakan, pihaknya mengerahkan tim dokter spesialis kesehatan jiwa dan interna untuk menangani pasien Putu Septyan, yang terluka sayat di pergelangan tangan kiri dan leher kanan akibat nekat mencoba bunuh diri. Pantauan NusaBali, hingga sore kemarin tidak telihat keluarga pasien di sekitar RS Sanglah. Sebetulnya ada beberapa keluarga yang menjaganya, namun tidak terlihat keluar kamar. Sedangkan beberapa petugas kepolisian ikut berjaga di sekitar ruang perawatan Putu Septyan.
Sementara, tiga bocah kakak adik yang tewas diracun ibundanya, Putu Septyan, telah diotopsi di Instalasi Kedokteran Forensik RS Sanglah, Rabu malam. Kepala Instalasi Kedokteran RS Sanglah, dr Dudut Rustyadi, mengatakan proses otopsi dilakukan bersamaan oleh tiga tim berbeda sekitar pukul 20.00 Wita, setelah pemeriksaan luar secara bertahap.
Dari hasil pemeriksaan luar, kata dr Dudut, jenazah si sulung Ni Putu Diana Mas Pradnya Dewi, 6, dan anak nomor dua I Made Mas, 4, ditemukan luka lecet pada pipi kanan akibat tekanan dari kuku. Selain itu, luka ada lecet berupa garis ditemukan di bibir atas dan bawah korban. Ini akibat cairan yang bersifat iritasi, sehingga melukai selaput lendir di bibir.
“Ada tanda-tanda hipoxia (kekurangan Oksigen) atau mati lemas. Terlihat dari adanya bintik dan pelebaran pembuluh darah pada mata, kemudian bibir, dan kuku berwarna kebiruan. Hasil autopsi juga menunjukkan organ dalam (paru, otak, jantung, ginjal) kekurangan Oksigen. Ada titik pendarahan dan pelebaran pembuluh darah pada organ-organ tersebut. Kami juga menemukan luka iritasi pada lidah,” jelas dr Dudut.
Sedsangkan dari hasil pemeriksaan jenazah si bungsu I Nyoman Kresnadana Putra, 2, menurut dr Dudut, juga menunjukkan hasil yang hampir sama. Hanya saja, tidak ditemukan luka lecet di pipi bocah lelaki berusia 2 tahun ini.
Menurut dr Dudut, penyebab kematian ketiga bocah kakak adik ini belum dapat dipastikan. Sebab, pihak forensik masih menunggu hasil pemeriksaan toksikologi. "Kami sudah ambil sampel untuk pemeriksaan toksikologi. Sampel itu mulai dari isi lambung, darah, kencing, hati, hingga kantung empedu berikut isinya. Karena ditemukan luka lecet itu (pipi), kami menduga dipegang pipinya untuk dipaksa minum sesuatu (racun pembasmi serangga, Red),” kata dr Dudut.
Sementara itu, Kapolres Gianyar AKBP Djoni Widodo menyatakan hingga kemarin belum ada penetapan tersangka dalam tragedi keluarga ibu habisi nyawa tiga anak kandungnya, lalu nekat mencoba bunuh diri. Terkait motif di balik peristiwa, juga masih dalam penyelidikan.
AKBP Djoni mengatakan, pihaknya sudah membentuk tim kerja profesional untuk menangani kasus ini. Sampai kemarin, ada empat saksi yang telah dipanggil polisi, termasuk ayah dari bocah korban tewas diracun, Putu Moh Diana, 35 (suami dari Luh Putu Septyan Parmadani).
"Belum ada tersangka dalam kasus ini. Kemarin (Rabu) baru pemeriksaan awal. Ayah tiga bocah mengakua tidak ada masalah apa-apa dalam keluarga. Dia tak tahu kenapa istrinya berbuat nekat. Tapi, kami akan telusuri lebih jauh," jelas AKBP Djoni di Mapolres Gianyar, Kamis kemarin.
Menurut AKBP Djoni, pihak kepolisian agendakan kembali pemanggilan Putu Moh Diana. Terlebih, beragam komentar di media sosial terkait kasus ini, termasuk isu ayah ketiga bocah punya wanita idaman lain (WIL), masalah utang sebesar Rp 75 juta, hingga ketidakharmonisan dengan mertua. "Kami tidak mau berandai-andai. Kami tetap berangkat dari olah TKP,” katanya.
AKBP Djoni menyebutkan, pihaknya juga tengah berusaha mengorek informasi dari Putu Septyani yang masih dirawat di RS, dengan menerjunkan Polwan untuk melakukan penjagaan sekaligus pendampingan. "Polwan sudah kita tugaskan di sana (RS) untuk melihat kondisi korban. Minimal bisa diajak biacra. Karena sedikit saja keterangan dari ibu ini (Putu Septyan), akan membantu supaya kasus segera terungkap," tandas AKBP Djoni.
Sementara, Kamis pagi sekitar pukul 10.00 Wita, tim Forensik Mabes Polri Cabang Denpasar terjun melakukan olah TKP ulang di rumah keluarga Made Parwata (kakek dari tiga bocah kakak adik) di Banjar Palak, desa Sukawati. Tim forensik dipimpin Iptu Cahyo, yang terjun bersama Ipda AA Lanang, Penata Ketut Budiarta, dan Bripda Kadek Yoga. Olah TKP didampingi Kapolsek Sukawati, Kompol Pande Putu Sugiarta. Dari olah TKP kemarin, petugas amankan sejumlah barang bukti, seperti 2 lembar spray, 2 pisau, 1 tutup botol, 1 botol, 1 saset kosong Baygon cair. *ind,nvi
GIANYAR, NusaBali
Kondisinya sudah stabil, namun belum bisa diajak komunikasi karena masih shock berat. Sementara, dari hasil otopsi, tiga bocah korban tewas diracun ibunya diketahui mengalami luka lecet di bagian pipi.
Luh Putu Septyan Padmasari dirujuk dari RS Dharma Yadnya ke RS Sanglah, Kamis pagi pukul 05.27 Wita. Sebelumnya, guru SDN 4 Sulangai, Desa Sulangai, Kecamatan Petang, Badung ini sempat sehari semalam dirawat di RS Dharma Yadnya, setelah ditemukan tergeletak sekarat di kamar rumah bajangnya kawasan Banjar Palak, Desa/Kecamatan Sukawati, Gianyar, Rabu (21/2) pagi.
Menurut Kasubbag Humas RS Sanglah, I Dewa Ketut Kresna, saat datang kemarin pagi, Putu Septyan dalam kondisi lemah dan depresi berat. Namun, kondisi perempuan berusia 33 tahun itu berangsur stabil. Hanya saja, yang bersangkutan masih shock. “Pasien belum bisa terlalu banyak diajak kontak. Sekarang masih dilakukan observasi pada pasien,” kata Dewa Kresna saat ditemui NusaBali di RS Sanglah, Kamis kemarin.
Dewa Kresna mengatakan, pihaknya mengerahkan tim dokter spesialis kesehatan jiwa dan interna untuk menangani pasien Putu Septyan, yang terluka sayat di pergelangan tangan kiri dan leher kanan akibat nekat mencoba bunuh diri. Pantauan NusaBali, hingga sore kemarin tidak telihat keluarga pasien di sekitar RS Sanglah. Sebetulnya ada beberapa keluarga yang menjaganya, namun tidak terlihat keluar kamar. Sedangkan beberapa petugas kepolisian ikut berjaga di sekitar ruang perawatan Putu Septyan.
Sementara, tiga bocah kakak adik yang tewas diracun ibundanya, Putu Septyan, telah diotopsi di Instalasi Kedokteran Forensik RS Sanglah, Rabu malam. Kepala Instalasi Kedokteran RS Sanglah, dr Dudut Rustyadi, mengatakan proses otopsi dilakukan bersamaan oleh tiga tim berbeda sekitar pukul 20.00 Wita, setelah pemeriksaan luar secara bertahap.
Dari hasil pemeriksaan luar, kata dr Dudut, jenazah si sulung Ni Putu Diana Mas Pradnya Dewi, 6, dan anak nomor dua I Made Mas, 4, ditemukan luka lecet pada pipi kanan akibat tekanan dari kuku. Selain itu, luka ada lecet berupa garis ditemukan di bibir atas dan bawah korban. Ini akibat cairan yang bersifat iritasi, sehingga melukai selaput lendir di bibir.
“Ada tanda-tanda hipoxia (kekurangan Oksigen) atau mati lemas. Terlihat dari adanya bintik dan pelebaran pembuluh darah pada mata, kemudian bibir, dan kuku berwarna kebiruan. Hasil autopsi juga menunjukkan organ dalam (paru, otak, jantung, ginjal) kekurangan Oksigen. Ada titik pendarahan dan pelebaran pembuluh darah pada organ-organ tersebut. Kami juga menemukan luka iritasi pada lidah,” jelas dr Dudut.
Sedsangkan dari hasil pemeriksaan jenazah si bungsu I Nyoman Kresnadana Putra, 2, menurut dr Dudut, juga menunjukkan hasil yang hampir sama. Hanya saja, tidak ditemukan luka lecet di pipi bocah lelaki berusia 2 tahun ini.
Menurut dr Dudut, penyebab kematian ketiga bocah kakak adik ini belum dapat dipastikan. Sebab, pihak forensik masih menunggu hasil pemeriksaan toksikologi. "Kami sudah ambil sampel untuk pemeriksaan toksikologi. Sampel itu mulai dari isi lambung, darah, kencing, hati, hingga kantung empedu berikut isinya. Karena ditemukan luka lecet itu (pipi), kami menduga dipegang pipinya untuk dipaksa minum sesuatu (racun pembasmi serangga, Red),” kata dr Dudut.
Sementara itu, Kapolres Gianyar AKBP Djoni Widodo menyatakan hingga kemarin belum ada penetapan tersangka dalam tragedi keluarga ibu habisi nyawa tiga anak kandungnya, lalu nekat mencoba bunuh diri. Terkait motif di balik peristiwa, juga masih dalam penyelidikan.
AKBP Djoni mengatakan, pihaknya sudah membentuk tim kerja profesional untuk menangani kasus ini. Sampai kemarin, ada empat saksi yang telah dipanggil polisi, termasuk ayah dari bocah korban tewas diracun, Putu Moh Diana, 35 (suami dari Luh Putu Septyan Parmadani).
"Belum ada tersangka dalam kasus ini. Kemarin (Rabu) baru pemeriksaan awal. Ayah tiga bocah mengakua tidak ada masalah apa-apa dalam keluarga. Dia tak tahu kenapa istrinya berbuat nekat. Tapi, kami akan telusuri lebih jauh," jelas AKBP Djoni di Mapolres Gianyar, Kamis kemarin.
Menurut AKBP Djoni, pihak kepolisian agendakan kembali pemanggilan Putu Moh Diana. Terlebih, beragam komentar di media sosial terkait kasus ini, termasuk isu ayah ketiga bocah punya wanita idaman lain (WIL), masalah utang sebesar Rp 75 juta, hingga ketidakharmonisan dengan mertua. "Kami tidak mau berandai-andai. Kami tetap berangkat dari olah TKP,” katanya.
AKBP Djoni menyebutkan, pihaknya juga tengah berusaha mengorek informasi dari Putu Septyani yang masih dirawat di RS, dengan menerjunkan Polwan untuk melakukan penjagaan sekaligus pendampingan. "Polwan sudah kita tugaskan di sana (RS) untuk melihat kondisi korban. Minimal bisa diajak biacra. Karena sedikit saja keterangan dari ibu ini (Putu Septyan), akan membantu supaya kasus segera terungkap," tandas AKBP Djoni.
Sementara, Kamis pagi sekitar pukul 10.00 Wita, tim Forensik Mabes Polri Cabang Denpasar terjun melakukan olah TKP ulang di rumah keluarga Made Parwata (kakek dari tiga bocah kakak adik) di Banjar Palak, desa Sukawati. Tim forensik dipimpin Iptu Cahyo, yang terjun bersama Ipda AA Lanang, Penata Ketut Budiarta, dan Bripda Kadek Yoga. Olah TKP didampingi Kapolsek Sukawati, Kompol Pande Putu Sugiarta. Dari olah TKP kemarin, petugas amankan sejumlah barang bukti, seperti 2 lembar spray, 2 pisau, 1 tutup botol, 1 botol, 1 saset kosong Baygon cair. *ind,nvi
1
Komentar