nusabali

Badik Pelaku Ditukar Sebatang Rokok

  • www.nusabali.com-badik-pelaku-ditukar-sebatang-rokok

“Untuk prosesnya sudah berjalan. Kita tunggu dua minggu hasil observasi dulu untuk penyelidikan lebih lanjut,” tutupnya.

Pembunuhan ‘Balian’ oleh Pasiennya

DENPASAR, NusaBali
Pembunuhan balian, Gede Agus Susastra, 38, di rumahnya di Jalan Antasura, Gang Suar, Nomor 2, Denpasar Utara pada Kamis (22/2) yang dilakukan I Nyoman Kertiasa, 25 menyisakan cerita menarik bagi petugas Polsek Denpasar Barat. Pasalnya pelaku sempat menolak menyerahkan badik yang digunakan menghabisi nyawa korban. Namun sebatang rokok akhirnya meluluhkan pelaku.

Kanit Reskrim Polsek Denpasar Barat, Iptu Aan Saputra RA mengungkapkan, penangkapan terhadap tersangka pembunuhan tergolong sulit. Tersangka yang diduga memiliki gangguan jiwa tidak bisa diajak negosiasi untuk menyerahkan badik dan senjata tajam lainnya. Meski lokasi tersebut sudah dikepung oleh petugas dan sejumlah warga, pengambilan keputusan untuk mengamankan tersangka masih menjadi perhatian serius petugas agar tidak memakan korban jiwa.

Sebelum ditangkap, tersangka sedang duduk santai didepan mayat korban yang berjarak sekitar 1,5 meter, disamping itu terdapat juga satu ember air bekas cuci tangan tersangka. Tersangka yang hanya menatap petugas saat disarankan untuk menjauhi senjata tajamnya, justru membuat petugas semakin was-was. Untungnya, dalam situasi yang cukup genting itu, Iptu Aan mencari akal dengan menawarkannya sebatang rokok. Lantas, tersangka yang sedang duduk beranjak dan menantap tawaran tersebut. Tersangka ini pun manggut-manggut dan mulai bergerak. Nah, saat tersangka mulai menjauh dari tempat senjata tajamnya, beberapa petugas langsung menyergap dan mengamankannya, “Saat itu posisi anggota lain sudah siap semua. Bahkan situasi darurat, anggota akan meletuskan tembakan. Ya, untungnya saat ditawarin sebatang rokok langsung manggut, kesempatan sepersekian detik itu dibaca dengan jeli oleh anggota lainnya dan mengamankan tersangka,” jelasnya saat ditemui di Mapolsek Denpasar Barat, Jumat (23/2) siang.

Selanjutnya, petugas mengamankan sejumlah barang bukti termasuk badik, pun terhadap tersangka langsung dievakuasi ke Mapolsek dengan kondisi tangan dan kaki diikat untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Saksi-saksi juga diangkut untuk didalami keterangan prihal pristiwa pembunuhaan yang melibatkan tersangka dan korban tersebut. “Untuk prosesnya sudah berjalan. Kita tunggu dua minggu hasil observasi dulu untuk penyelidikan lebih lanjut,” tutupnya.

Sementara itu, korban I Nyoman Kertiyasa, 26 ternyata memiliki keahlian memijat. Keahliannya tersebut ditekuni sejak lama, hingga warga baik di seputaran Denpasar maupun kampung asalnya di Desa Sembung, Kecamatan Mengwi, Badung, cukup banyak menggunakan jasanya.

Ini terungkap dari penuturan sang adik kandung Ketut Puspita Sari, 17, pada NusaBali, Jumat (23/2) di kediaman Desa Peguyangan Kangin, Kecamatan Denpasar Utara. Menurut Puspita Sari, kakaknya bukan lah seorang balian seperti sangkaan banyak orang. Profesinya dari dulu adalah tukang pijat. “Mungkin karena kakak saya bisa memijat dan cocok, kemudian dibilang balian,” ujarnya sembari mengungkapkan bila sang kakak selama hidup lebih banyak menghabiskan waktu di Desa Sembung ketimbang di Peguyangan Kangin.

Dimata Puspita Sari, mengingat ini merupakan kasus pembunuhan, dirinya berharap aparat penegak hukum tetap memproses kasus ini. “Keluarga tetap menginginkan hukuman setimpal kepada pelaku. Itu harapan keluarga,” tegasnya. “Kalau ditanya ikhlas, saya pribadi ikhlas dengan kepergian kakak. Hanya ibu saya yang belum menerima,” tandasnya.

Sementara mengenai ucapara pengabenan almarhum, Puspita Sari mengaku belum mengetahui. Hanya ada kemungkinan, jenazah akan dibawa ke rumah duka di Desa Sembung pada hari Senin (26/2) mendatang. Namun untuk sementara jenazah disemayamkan di kamar jenasah RSUP, Sanglah, Denpasar.

Pada bagin lain, Bendesa Adat Sembung Sobangan I Made Arta membenarkan almarhum I Nyoman Kertiyasa, anak kedua pasangan pasangan I Made Sudarsa, 65, dan Ni Made Kasminiati, 52, adalah krama krama Desa Adat Sembung Sobangan. Pihaknya pun mengaku sudah mendengar musibah yang dialami salah satu warganya tersebut.

“Iya, saya sudah mendengar (I Nyoman Kertiyasa meninggal, red). Tapi sampai sekarang (kemarin sore) almarhum masih ada di Denpasar. Belum dibawa pulang ke Sembung. Selaku bendesa desa adat pun saya juga belum bertemu dengan keluarga,” aku Made Arta melalui sambungan telpon pada NusaBali. *dar, asa

Komentar