Ibu Peracun 3 Anak Masih Pusing
Polisi ekstra sabar dalam mengungkap kasus pembunuhan tiga bocah kakak beradik di Banjar Palak, Desa Sukawati, Gianyar.
GIANYAR, NusaBali
Karena polisi perlu waktu untuk membujuk ibu, Ni Luh Putu Septiyani Parmadani,33, yang diduga meracuni ketiga anaknya untuk bicara. Hingga Jumat (23/2), meski sudah sadarkan diri, Septiyani yang dirawat di ruang Lely RSUP Sanglah, belum mau bercerita. Guru SD yang gagal bunuh diri usai meracuni tiga anaknya itu kondisinya masih lemas. Polisi belum bisa memeriksa Septyani secara menyeluruh.
Kapolsek Sukawati Kompol Pande Sugiharta menjelaskan, polisi hanya sebatas mengajak Septiyani berbincang-bincang saja. “Belum bisa kami buat BAP (Berita Acara Pemeriksaan, Red), karena kondisinya masih lemas,” ujar Kompol Pande Sugiharta, Jumat (23/2).
Polisi sempat berbicara dengan Septiyani, namun belum bisa fokus. “Belum bisa nyambung diajak bicara. Dia cuma bilang pusing, mual, nggak enak tubuhnya,” jelasnya. Karena kondisinya belum stabil, maka pembicaraan Septiyani belum bisa dijadikan acuan untuk mengorek keterangan lebih jauh.
Saat ditanya tentang aksi meracuni tiga anaknya dengan obat serangga merek Baygon, Septiyani juga belum bisa memberikan keterangan yang fokus. “Depresi berat, stress, begitu katanya,” ujar Kompol Pande, menirukan ucapan Septiyani saat ditanya polisi.
Lantaran kesaksian Septiyani ini belum merunut, maka kepolisian belum mendapat jawaban pasti. Lalu apakah Septiyani tahu tiga anaknya telah meninggal? Kapolsek mengaku belum menanyakan itu. “Nah, itu yang belum sempat kami tanyakan, karena kondisinya belum stabil,” terangnya.
Selama dirawat di di RS Sanglah, Septiyani dijaga oleh jajaran Polsek Sukawati bersama polisi wanita (polwan) dari Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Gianyar. “Petugas terus memantau disana, menjaga jangan sampai terjadi apa-apa,” ungkapnya.
Disinggung mengenai kesaksian suaminya, yakni Putu Moh Diana, akan menunggu pemeriksaan lanjutan. “Suaminya baru sekali saja kami periksa, setelah kejadian itu saja. Pemeriksaan lanjutan belum. Tapi akan kami mintai keterangan lagi untuk yang kedua kalinya,” ujarnya.
Sementara itu, terkait upacara di TKP, Kelian Adat Banjar Palak I Made Sanggra mengatakan sudah berkoordinasi terkait upacara pembersihan. Rencananya, Sabtu (24/2) ini, bertepatan Tumpek Wayang akan digelar Pacaruan Mancawarna. "Hasil sangkep atau paruman disepakati menggelar upacara Mancawarna pada Tumpek Wayang," kata I Made Sanggra.
Dia mengatakan upacara pembersihan itu atas petunjuk Ida Pedanda Griya Mas Manuaba dari Banjar Gelumpang, Desa Sukawati. Rencananya upacara digelar pada pukul 11.00 Wita, dipuput Pamangku Jro Kahyangan Gde, Pura Dalem Gde Sukawati.
Sebelumnya, guru SD yang racuni tiga anaknya hingga tewas, lalu nekat mencoba bunuh diri, Ni Luh Putu Septyan Parmadani, 33, masih menjalani perawatan intensif di Ruang Lely RS Sanglah Denpasar, Kamis (22/2). Kondisinya sudah stabil, namun belum bisa diajak komunikasi karena masih shock berat. Sementara, dari hasil otopsi, tiga bocah korban tewas diracun ibunya diketahui mengalami luka lecet di bagian pipi.
Septiyani dirujuk dari RS Dharma Yadnya ke RS Sanglah, Kamis pagi pukul 05.27 Wita. Sebelumnya, guru SDN 4 Sulangai, Desa Sulangai, Kecamatan Petang, Badung ini sempat sehari semalam dirawat di RS Dharma Yad¬nya, setelah ditemukan tergeletak sekarat di kamar rumah asalnya, di Banjar Palak, Desa/Kecamatan Sukawati, Gianyar, Rabu (21/2) pagi.nvi
Karena polisi perlu waktu untuk membujuk ibu, Ni Luh Putu Septiyani Parmadani,33, yang diduga meracuni ketiga anaknya untuk bicara. Hingga Jumat (23/2), meski sudah sadarkan diri, Septiyani yang dirawat di ruang Lely RSUP Sanglah, belum mau bercerita. Guru SD yang gagal bunuh diri usai meracuni tiga anaknya itu kondisinya masih lemas. Polisi belum bisa memeriksa Septyani secara menyeluruh.
Kapolsek Sukawati Kompol Pande Sugiharta menjelaskan, polisi hanya sebatas mengajak Septiyani berbincang-bincang saja. “Belum bisa kami buat BAP (Berita Acara Pemeriksaan, Red), karena kondisinya masih lemas,” ujar Kompol Pande Sugiharta, Jumat (23/2).
Polisi sempat berbicara dengan Septiyani, namun belum bisa fokus. “Belum bisa nyambung diajak bicara. Dia cuma bilang pusing, mual, nggak enak tubuhnya,” jelasnya. Karena kondisinya belum stabil, maka pembicaraan Septiyani belum bisa dijadikan acuan untuk mengorek keterangan lebih jauh.
Saat ditanya tentang aksi meracuni tiga anaknya dengan obat serangga merek Baygon, Septiyani juga belum bisa memberikan keterangan yang fokus. “Depresi berat, stress, begitu katanya,” ujar Kompol Pande, menirukan ucapan Septiyani saat ditanya polisi.
Lantaran kesaksian Septiyani ini belum merunut, maka kepolisian belum mendapat jawaban pasti. Lalu apakah Septiyani tahu tiga anaknya telah meninggal? Kapolsek mengaku belum menanyakan itu. “Nah, itu yang belum sempat kami tanyakan, karena kondisinya belum stabil,” terangnya.
Selama dirawat di di RS Sanglah, Septiyani dijaga oleh jajaran Polsek Sukawati bersama polisi wanita (polwan) dari Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Gianyar. “Petugas terus memantau disana, menjaga jangan sampai terjadi apa-apa,” ungkapnya.
Disinggung mengenai kesaksian suaminya, yakni Putu Moh Diana, akan menunggu pemeriksaan lanjutan. “Suaminya baru sekali saja kami periksa, setelah kejadian itu saja. Pemeriksaan lanjutan belum. Tapi akan kami mintai keterangan lagi untuk yang kedua kalinya,” ujarnya.
Sementara itu, terkait upacara di TKP, Kelian Adat Banjar Palak I Made Sanggra mengatakan sudah berkoordinasi terkait upacara pembersihan. Rencananya, Sabtu (24/2) ini, bertepatan Tumpek Wayang akan digelar Pacaruan Mancawarna. "Hasil sangkep atau paruman disepakati menggelar upacara Mancawarna pada Tumpek Wayang," kata I Made Sanggra.
Dia mengatakan upacara pembersihan itu atas petunjuk Ida Pedanda Griya Mas Manuaba dari Banjar Gelumpang, Desa Sukawati. Rencananya upacara digelar pada pukul 11.00 Wita, dipuput Pamangku Jro Kahyangan Gde, Pura Dalem Gde Sukawati.
Sebelumnya, guru SD yang racuni tiga anaknya hingga tewas, lalu nekat mencoba bunuh diri, Ni Luh Putu Septyan Parmadani, 33, masih menjalani perawatan intensif di Ruang Lely RS Sanglah Denpasar, Kamis (22/2). Kondisinya sudah stabil, namun belum bisa diajak komunikasi karena masih shock berat. Sementara, dari hasil otopsi, tiga bocah korban tewas diracun ibunya diketahui mengalami luka lecet di bagian pipi.
Septiyani dirujuk dari RS Dharma Yadnya ke RS Sanglah, Kamis pagi pukul 05.27 Wita. Sebelumnya, guru SDN 4 Sulangai, Desa Sulangai, Kecamatan Petang, Badung ini sempat sehari semalam dirawat di RS Dharma Yad¬nya, setelah ditemukan tergeletak sekarat di kamar rumah asalnya, di Banjar Palak, Desa/Kecamatan Sukawati, Gianyar, Rabu (21/2) pagi.nvi
1
Komentar