nusabali

'Stres Berkepanjangan Melewati Ambang Defense Mechanism'

  • www.nusabali.com-stres-berkepanjangan-melewati-ambang-defense-mechanism

Peristiwa ibu yang diduga meracun ketiga anaknya hingga meninggal dunia menjadi perhatian masyarakat Bali saat ini.

Kasus Ibu yang Meracuni Tiga Anak


DENPASAR, NusaBali
Menurut Ketua Tim Terpadu Pelaporan dan Pencatatan Korban Tindak Kekerasan Perempuan dan Anak (T2P2 KTK PA) RSUP Sanglah dr IB Putu Alit, percobaan bunuh diri yang dilakukan bisa jadi diduga karena faktor psikogenik.

Menurut dr Alit, faktor psikogenik ini muncul karena stres. Jika faktor stres berkepanjangan, maka muncul keinginan mengakhiri hidup. Terlebih lagi, karena setiap orang memiliki defense mechanism (mekanisme pertahanan) dalam diri yang berbeda-beda. Jika defense mechanism ini bagus, orang tersebut masih bisa menemukan solusi atas tekanan hidupnya. "Namun jika sudah melewati ambang defense mechanism, maka orang itu merasa sudah tidak mempunyai solusi apapun," ungkapnya.

Pihaknya menegaskan faktor psikogenic suicide dicetuskan oleh persoalan psikis. Artinya, meski ibu tersebut melakukan hal semacam itu, namun bukan berarti dia mengalami kelainan mental. “Bisa saja ada tekanan dari luar yang melewati ambang defense mechanism,” imbuhnya.

Sementara psikiater Prof LK Suryani menyarankan agar media juga bijak dalam memberitakan serta memikirkan dampak buruk pemberitaan terhadap keluarga. Pihaknya meminta agar media tidak memberitakan kronologis secara rinci, sebab hal tersebut bisa menginspirasi yang lain untuk melakukan hal serupa. Termasuk penyebarluasan foto dianggapnya akan menganggu psikologis sang ibu. "Penyebaran foto jangan terlalu diekspos. Itu membahayakan, bisa membuat ibunya sulit untuk dikembalikan psikologisnya. Ini orang kena musibah, bukan ada niat gagah-gagahan memperlihatkan diri bisa membunuh. Ceritakan dampak keluarga yang ditinggalkan, jangan malah getol cerita soal kronologi," tegasnya saat dikonfirmasi, kemarin.

Terlebih lagi vonis dan tuduhan di media sosial sangat bebas dan diyakini akan mengganggu psikologis bagi orang yang dibully. Ini pun bisa akan membuat ibu yang tengah depresi itu menjadi semakin  tambah depresi dan mengambil langkah yang membahayakan dirinya. Ibu tersebut sangat butuh pendampingan dari psikiater.

"Kalau dalam keadaan seperti ini sebaiknya temani dengan psikiater. Saya baca berita tadi kalau ibunya akan dituntut. Kalau didengar, bisa saja dia akan menambah depresinya. Polisi juga jangan langsung ambil simpulan ini pembunuhan. Saya kritisi tindakan polisi itu. Kalau tidak dalam kondisi kalut pasti tidak akan dilakukan, terlebih anaknya manis-manis begitu," kritiknya.

Prof Suryani pun berharap pemerintah hendaknya membangkitkan kembali pendampingan-pendampingan psikologi ke masyarakat, bila perlu per masing-masing kabupaten atau kecamatan. "Saat ini kan orang sulit konsultasi, kalau konsultasi ke psiater. Bisa disediakan psikiater di masing-masing kabupaten atau kecamatan. Jangan hanya perhatikan pembangunan fisik dan ekonomi. Lihat juga psikologi masyarakatnya, sehingga angka bunuh diri bisa ditekan," tandas Prof Suryani. *ind

Komentar