Cabup-Cawabup Terjun Kunjungi Pasar
Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati (Cabup-Cawabup) Klungkung, yakni I Nyoman Suwirta-Made Kasta (Suwasta) diusung Gerindra-Golkar-Demokrat-NasDem dan Tjokorda Bagus Oka-I Ketut Mandia (Paket Bagia) diusung PDIP-Hanura-PKPI memanfaatkan masa kampanye dengan optimal untuk mendekatkan diri dengan masyarakat.
Masa Kampanye Pilkada Klungkung
SEMARAPURA, NusaBali
Pantauan NusaBali, Jumat (23/2) sekitar pukul 08.00 Wita, paslon incumbent I Nyoman Suwirta didampingi sang istri turun ke Pasar Desa Dawan Kelod, Kecamatan Dawan, Klungkung. Dalam kesempatan itu Suwirta tampak akrab dengan para pedagang, mengingat pasar ini dibangun setelah dirinya melihat potensi ketika menggelar bedah desa beberapa waktu lalu. “Di sini (saat bedah desa) saya melihat potensi untuk dibangun pasar desa, kebetulan hal ini satu kata dengan Perbekel,” ujarnya.
Akhirnya pasar tersebut dibangun menggunakan dana APBD sebesar Rp 1 miliar, ditambah alokasi dari dana desa. “Semua pedagang sudah kenal semua, jadi sudah akrab semua dengan saya,” ujarnya. Dalam kesempatan itu Suwirta juga mengharapkan kepada para pedagang untuk senantiasa menjaga persaudaraan antar sesama pedagang dan menghindari persaingan yang tidak sehat.
Pada tahun ini juga dicanangkan 5 pembangunan pasar desa, salah satunya di Desa Tusan, Kecamatan Banjarangkan, Klungkung, yang akan dibangun dengan dana Rp 1,5 miliar. Sedangkan pasangannya I Made Kasta, pada hari yang sama juga turun ke masyarakat.
Sementara itu pada, Kamis (22/2) pagi, Paket Bagia sama-sama turun ke Pasar Galiran dan Pasar Semarapura, Klungkung, untuk menyampaikan program dan menyerap aspirasi para pedagang. Ketika turun di pasar, Tjok Bagus dan Ketut Mandia membagi diri di dua titik, yakni pada sisi pasar utara-selatan. “Saat kami turun di Pasar Galiran, pedagang merasa kurang nyaman karena di dalam gedung cukup kepanasan atau gerah, maka ini kita perlu perbaiki sirkulasi udara di dalam gedung pasar agar pedagang merasa nyaman,” ujarnya.
Pihaknya juga akan mengevaluasi tarif retribusi kepada para pedagang yang diatur dalam Perda, pasalnya penyampaian dari pedagang saat tidak berjualan mereka juga dikenakan retribusi. Kalau pas jualan dikenakan tentu tidak menjadi persoalan. “Ini perlu kita evaluasi ke depannya, supaya memberi keleluasaan kepada para pedagang,” katanya. *wan
SEMARAPURA, NusaBali
Pantauan NusaBali, Jumat (23/2) sekitar pukul 08.00 Wita, paslon incumbent I Nyoman Suwirta didampingi sang istri turun ke Pasar Desa Dawan Kelod, Kecamatan Dawan, Klungkung. Dalam kesempatan itu Suwirta tampak akrab dengan para pedagang, mengingat pasar ini dibangun setelah dirinya melihat potensi ketika menggelar bedah desa beberapa waktu lalu. “Di sini (saat bedah desa) saya melihat potensi untuk dibangun pasar desa, kebetulan hal ini satu kata dengan Perbekel,” ujarnya.
Akhirnya pasar tersebut dibangun menggunakan dana APBD sebesar Rp 1 miliar, ditambah alokasi dari dana desa. “Semua pedagang sudah kenal semua, jadi sudah akrab semua dengan saya,” ujarnya. Dalam kesempatan itu Suwirta juga mengharapkan kepada para pedagang untuk senantiasa menjaga persaudaraan antar sesama pedagang dan menghindari persaingan yang tidak sehat.
Pada tahun ini juga dicanangkan 5 pembangunan pasar desa, salah satunya di Desa Tusan, Kecamatan Banjarangkan, Klungkung, yang akan dibangun dengan dana Rp 1,5 miliar. Sedangkan pasangannya I Made Kasta, pada hari yang sama juga turun ke masyarakat.
Sementara itu pada, Kamis (22/2) pagi, Paket Bagia sama-sama turun ke Pasar Galiran dan Pasar Semarapura, Klungkung, untuk menyampaikan program dan menyerap aspirasi para pedagang. Ketika turun di pasar, Tjok Bagus dan Ketut Mandia membagi diri di dua titik, yakni pada sisi pasar utara-selatan. “Saat kami turun di Pasar Galiran, pedagang merasa kurang nyaman karena di dalam gedung cukup kepanasan atau gerah, maka ini kita perlu perbaiki sirkulasi udara di dalam gedung pasar agar pedagang merasa nyaman,” ujarnya.
Pihaknya juga akan mengevaluasi tarif retribusi kepada para pedagang yang diatur dalam Perda, pasalnya penyampaian dari pedagang saat tidak berjualan mereka juga dikenakan retribusi. Kalau pas jualan dikenakan tentu tidak menjadi persoalan. “Ini perlu kita evaluasi ke depannya, supaya memberi keleluasaan kepada para pedagang,” katanya. *wan
1
Komentar