nusabali

Banjar Serang Usung Siwa Memurti

  • www.nusabali.com-banjar-serang-usung-siwa-memurti

Banjar Serang siap mengikuti lomba ogoh-ogoh provinsi Banten pada Jumat (16/3) di Pura Eka Wira Anatha, Serang, Banten.

Jelang Lomba Ogoh-ogoh di Banten


JAKARTA, NusaBali
Untuk lomba kali ini banjar Serang siap mengusung ogoh-ogoh Siwa Memurti. Pengerjaan dilakukan oleh kaum muda-muda banjar Serang yang tergabung dalam Dharma Taruna Banten (DTB). "Sejak awal Februari, kami mengerjakan ogoh-ogoh. Sejauh ini pembuatan mencapai 60 persen. Kami menargetkan 4 Maret selesai," ujar Wakil Ketua DTB I Ketut Yasa Giriana kepada NusaBali, Kamis (22/2). Ogoh-ogoh banjar Serang bernama Siwa Memurti yang melambangkan  Dewi Durga menunggangi macan putih.

Alasan memilih ‘Siwa Memurti’ tak lepas dari masukan kelian banjar Serang, Wayan Darmayadi yang mereka anggap memiliki spiritual tinggi. Makna pembuatan ogoh-ogoh Siwa Memurti adalah untuk melebur cahaya-cahaya negatif.
 
Sementara macam putih, lantaran disini melinggihnya Prabu Siliwangi. Prabu Siliwangi memiliki binatang khas, macan hitam dan putih. Mereka pun memilih macan putih agar sesuai dengan tema yang diangkat.
 
Pengerjaan ogoh-ogoh dilakukan anggota DTB pada malam hari."Berhubung disini banyak yang bekerja, aktivitas pembuatan ogoh-ogohnya mulai jam 19.00 WIB hingga dinihari," jelas Giriana yang akrab dipanggil Gading ini.
 
Meskipun esok paginya mereka harus bekerja, aktivitas membuat ogoh-ogoh malam hari ini tak menjadi masalah. Mereka menganggapnya demi ngayah.

Setiap malam pengerjaan ogoh-ogoh dilakukan oleh lima sampai enam orang. Total yang aktif ada 20 orang. Mereka bergantian mengerjakannya. Mengenai bahan, tidak terlalu sulit. Semua bahan ogoh-ogoh bisa mereka dapatkan di Serang.

Rangka ogoh-ogoh mereka buat dari besi agat kuat ketika di arak nanti. Kemudian mereka juga menggunakan bambu yang diulat yang kemudian dibungkus kertas dan ditambah busa untuk otot-ototnya. "Biar maximal, kami tambahkan busa," papar Gading.
 
Untuk membuat ogoh-ogoh ini, banjar warga banjar Serang merogoh kocek Rp 16 juta. Separuh dari dana tersebut untuk biaya konsumsi. Kalau untuk ogoh-ogohnya hanya Rp 8 juta-an. Rencananya ogoh-ogoh nanti diusung 20 orang pemuda. Tak ketinggalan diiringi tabuhan yang dimainkan 15 orang serta penari 10 orang.

Selama mengikuti lomba ogoh-ogoh di provinsi Banten, Gading mengaku, belum pernah mengalami hal-hal aneh seperti ogoh-ogoh patah saat di arak atau kerauhan. Lantaran mereka diimbau agar tidak membuat ogoh-ogoh menyeramkan sehingga kerauhan pun tidak terjadi.
 
Gading sendiri belum tahu seperti apa ogoh-ogoh dari peserta banjar lainnya. Menurut Gading, muda-mudi di tiap banjar merahasiakan ogoh-ogoh yang mereka buat. Ketika ia ngayah ke banjar lain semisal ke Tangerang, Tigaraksa dan Ciledug, ogoh-ogoh mereka pasti ditutup terpal agar tidak terlihat. "Kalau pun ditanya, mereka pasti menjawab lihat nanti saat lomba," kata Gading seraya tersenyum. *k22

Komentar