106 Kasus Pelecehan Anak Terungkap di Jatim
Kasus pelecehan anak di bawah umur akhir-akhir ini makin marak terjadi di Jawa Timur.
Dalam Dua Pekan
SURABAYA, NusaBali
Dalam dua pekan saja, Polda Jatim berhasil mengungkap 106 kasus pelecehan yang melibatkan anak di bawah umur. Ironisnya, kasus pelecehan pada anak di bawah umur ini tidak hanya terjadi di lingkungan tempat tinggal saja, tetapi ada juga yang dilakukan oleh oknum guru di sekolah.
Seperti halnya yang terjadi di Jombang, seorang oknum guru sekolah SMP negeri berinisial EA, diduga mencabuli 27 siswinya. Sementara itu di Situbondo, guru berinisial JM mencabuli sembilan siswa Kelas I dan II SD. Surabaya pun tak luput dari kasus serupa. Baru-baru ini seorang wali kelas di sebuah SD swasta berinisial MHS kedapatan menjadi tersangka pencabulan 65 siswanya.
Selain di lingkungan sekolah, ada pula kasus pencabulan terhadap anak di bawah umur di luar sekolah. Seorang kakek berusia 65 tahun berinisial ABD di Rungkut, Surabaya tertangkap tangan mencabuli lima anak tetangganya sendiri. Rata-rata dari mereka berusia antara 6-9 tahun.
Empat kasus ini diungkap Polda Jatim sejak awal Februari. "Coba sekarang jumlahkan, lebih dari seratus korban hanya dalam kurun waktu dua minggu," kata Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Frans Barung Mangera, Jumat (23/2) seperti dilansir detik.
Menanggapi kejadian-kejadian ini, Barung berharap orang tua bisa lebih meningkatkan perhatiannya kepada anak mereka. Hal ini karena, banyak oknum tidak bertanggungjawab yang mengawasi anak-anak kita untuk melampiaskan hasrat penyimpangan seksualnya.
"Jangan percayakan anak 100 persen pada orang lain. Selalu luangkan waktu untuk mengawasi anak dimanapun," tambah Barung. Menindaklanjuti maraknya kasus pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur beberapa pekan ini, tim Polda Jatim pun melakukan pendampingan psikologi kepada korban.
Salah satunya digelar di sebuah sekolah dasar swasta di Surabaya, tempat tersangka yang juga seorang wali kelas berinisial MSH (29) melakukan pelecehan kepada 65 siswa laki-laki. Pendampingan dilakukan oleh tim Psikologi RO SDM Polda Jatim dengan memberikan konseling. Konseling ini diharapkan mampu mengurangi trauma yang terjadi pada anak-anak yang menjadi korban.
"Anak-anak korban pelecehan ini kita pulihkan melalui konseling psikologi untuk traumatisnya," ujar Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Frans Barung Mangera, Jumat (23/2). Selain itu, kegiatan yang menggandeng Tim Psikolog PPT Jawa Timur dan Reskrimum Kanit Renata (Remaja Anak dan Wanita) ini juga bertujuan untuk mengidentifikasi kondisi psikologis korban saat ini. Pada korban yang sudah terindikasi mengalami trauma, tim ini juga memberikan layanan trauma healing atau meredakan trauma yang dialami korban. *
SURABAYA, NusaBali
Dalam dua pekan saja, Polda Jatim berhasil mengungkap 106 kasus pelecehan yang melibatkan anak di bawah umur. Ironisnya, kasus pelecehan pada anak di bawah umur ini tidak hanya terjadi di lingkungan tempat tinggal saja, tetapi ada juga yang dilakukan oleh oknum guru di sekolah.
Seperti halnya yang terjadi di Jombang, seorang oknum guru sekolah SMP negeri berinisial EA, diduga mencabuli 27 siswinya. Sementara itu di Situbondo, guru berinisial JM mencabuli sembilan siswa Kelas I dan II SD. Surabaya pun tak luput dari kasus serupa. Baru-baru ini seorang wali kelas di sebuah SD swasta berinisial MHS kedapatan menjadi tersangka pencabulan 65 siswanya.
Selain di lingkungan sekolah, ada pula kasus pencabulan terhadap anak di bawah umur di luar sekolah. Seorang kakek berusia 65 tahun berinisial ABD di Rungkut, Surabaya tertangkap tangan mencabuli lima anak tetangganya sendiri. Rata-rata dari mereka berusia antara 6-9 tahun.
Empat kasus ini diungkap Polda Jatim sejak awal Februari. "Coba sekarang jumlahkan, lebih dari seratus korban hanya dalam kurun waktu dua minggu," kata Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Frans Barung Mangera, Jumat (23/2) seperti dilansir detik.
Menanggapi kejadian-kejadian ini, Barung berharap orang tua bisa lebih meningkatkan perhatiannya kepada anak mereka. Hal ini karena, banyak oknum tidak bertanggungjawab yang mengawasi anak-anak kita untuk melampiaskan hasrat penyimpangan seksualnya.
"Jangan percayakan anak 100 persen pada orang lain. Selalu luangkan waktu untuk mengawasi anak dimanapun," tambah Barung. Menindaklanjuti maraknya kasus pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur beberapa pekan ini, tim Polda Jatim pun melakukan pendampingan psikologi kepada korban.
Salah satunya digelar di sebuah sekolah dasar swasta di Surabaya, tempat tersangka yang juga seorang wali kelas berinisial MSH (29) melakukan pelecehan kepada 65 siswa laki-laki. Pendampingan dilakukan oleh tim Psikologi RO SDM Polda Jatim dengan memberikan konseling. Konseling ini diharapkan mampu mengurangi trauma yang terjadi pada anak-anak yang menjadi korban.
"Anak-anak korban pelecehan ini kita pulihkan melalui konseling psikologi untuk traumatisnya," ujar Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Frans Barung Mangera, Jumat (23/2). Selain itu, kegiatan yang menggandeng Tim Psikolog PPT Jawa Timur dan Reskrimum Kanit Renata (Remaja Anak dan Wanita) ini juga bertujuan untuk mengidentifikasi kondisi psikologis korban saat ini. Pada korban yang sudah terindikasi mengalami trauma, tim ini juga memberikan layanan trauma healing atau meredakan trauma yang dialami korban. *
Komentar