nusabali

Balita Kembar Akhirnya Meninggal

  • www.nusabali.com-balita-kembar-akhirnya-meninggal

Balita kembar Hasan dan Husen meninggal karena cedera kepala. Orangtuanya yang masih dirawat di ICU kemarin belum diberitahu kabar tersebut.

Tabrak Truk Tronton, Sekeluarga 7 Orang Masuk RS


TABANAN, NusaBali
Setelah mendapatkan perawatan di BRSUD Tabanan, sepasang balita kembar usia enam bulan, Hasan Abdulah dan Husen Abdulah, korban kecelakaan di jalur Denpasar–Gilimanuk, tepatnya di Banjar Jelijih Tegeh, Desa Megati, Kecamatan Selemadeg Timur, Tabanan, Jumat (23/2), akhirnya meninggal dunia. Balita kembar Hasan dan Husen Abdulah meninggal dunia karena mengalami cedera kepala. Kondisi dua balita kembar tersebut ketika dibawa ke UGD BRSUD Tabanan memang sudah kritis.

Yang pertama meninggal dunia adalah Hasan Abdulah, Jumat (23/2) sekitar pukul 23.00 Wita. Kemudian disusul oleh Husen Abdulah, menghembuskan napas terakhir pada Sabtu (24/2) sekitar pukul 09.20 Wita. Atau beda waktu sekitar 10 jam lebih.

Sedangkan kondisi kedua orangtuanya, Purwanto, 46, dan Rohana, 40, harus mendapatkan perawatan intensif di ruang ICU BRSUD Tabanan. Kondisi kakak si kembar, Aisah, 18, dan Nursari, 17, sudah dibawa ke ruang perawatan. Sementara anak ketiga, Muhamad Adam Zulkarnain, 3, masih dirawat di RSUP Sanglah, Denpasar.

Kasubid Rawat Darurat dan Tindakan Medik BRSUD Tabanan Anak Agung Ngurah Putra Wiradana, menerangkan, dua bayi kembar anak pasangan suami istri Purwanto dan Rohana, warga dari Dusun Blokagung, Desa Karangdoro, Kecamatan Tegalsari, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, sudah meninggal dunia.

Si kembar Hasan dan Husen meninggal dunia karena mengalami cedera kepala. Kemungkinan saat kecelakaan terjadi benturan keras. Dan saat dibawa ke UGD BRSUD Tabanan oleh polisi pada Jumat (23/2) siang kondisinya sudah tidak baik. “Salah satu dari mereka ada yang mengalami henti napas, jadi harus diberikan bantuan napas melalui alat ventilator,” ungkapnya, Sabtu (24/2).

Dikatakannya, jenazah mereka sudah dibawa ke kamar jenazah BRSUD Tabanan. “Kerabat dari Banyuwangi sudah ada yang datang, mereka sudah urus untuk kepulangan jenazah si kembar, termasuk mengurus yang masih dirawat,” imbuh Wiradana.

Sementara kondisi orangtuanya, Purwanto dan Rohana, masih dirawat di ruang ICU untuk menjalani perawatan intensif. Mereka dibawa ke ruang ICU lantaran ada cairan bebas di perutnya yang artinya ada perdarahan. “Sedangkan kondisi dari kakaknya Aisah dan Nursari sudah membaik. Mereka sudah masuk di ruang perawatan, dan Muhamad Adam Zulkarnain ada di Rumah Sakit Sanglah,” ujar Wiradana.

Ditambahkannya, terkait meninggalnya si kembar, belum diketahui oleh orangtuanya. Sebab Purwanto masih menjalani perawatan intensif di ICU, dan masih ditidurkan akibat pengaruh obat. “Ibunya juga belum tahu, masih dalam perawatan. Nanti kami akan pelan-pelan kasih tahu,” tutur Wiradana.

Pada Jumat sore, jenazah Hasan dan Husen sudah dibawa pulang untuk dimakamkan di kampung halaman, Dusun Blokagung, Desa Karangdoro, Kecamatan Tegalsari, Banyuwangi. “Sudah dibawa pulang sore tadi (Sabtu sore kemarin), karena tadi saya cek sudah tidak ada di kamar jenazah,” ujar Direktur BRSUD Tabanan dr Nyoman Susila.

Di sisi lain, Kapolsek Selemadeg Timur AKP I Gede Surya Kusuma, menjelaskan, kasus kecelakaan ini akan berlanjut. Tetapi pengemudi Gran Max nopol P 1596 ZV Purwanto alias korban belum bisa dimintai keterangan karena sedang perawatan di BRSUD Tabanan. “Sopir Gran Max akan diproses nanti tunggu dulu sampai bisa dimintai keterangan,” tegasnya.

Menurutnya kecelakaan terjadi berawal dari sopir Gran Max yang datang dari arah timur, sesampai di lokasi kejadian Banjar Jelijih Tegeh, Desa Megati, Kecamatan Selemadeg Timur, tiba-tiba hilang kendali, dan akhirnya nyelonong ke haluan kanan hingga tabrakan dengan truk tronton nopol DK 9356 AX yang memuat semen 30 ton dikemudikan oleh I Nyoman Sutarwan, 28. “Sopir Gran Max diduga ngantuk yang mengakibatkan sekeluarganya berjumlah 7 orang termasuk sopir harus dilarikan ke rumah sakit,” kata AKP Surya Kusuma.

Dia sudah mengetahui bayi kembar Hasan dan Husen telah meninggal atas informasi dari BRSUD Tabanan. “Kasus berlanjut, sementara untuk sopir truk tidak ditahan dia sudah pulang karena dia tidak salah,” tandasnya.

Seperti berita sebelumnya, satu keluarga yang beranggotakam tujuh orang menjadi korban kecelakaan di Banjar Jelijih Tegeh, Desa Megati, Kecamatan Selemadeg Timur pada Jumat (23/2) sekitar pukul 10.15 Wita. Yang menjadi korban kecelakaan adalah sopir dan penumpang Gran Max masing-masing, Purwanto dan istrinya Rohana. Kemudian 5 orang anaknya, Aisah, Nursari, Muhamad Adam Zulkarnain, dan bayi kembarnya Hasan Abdulah dan Husen Abdulah.

Kecelakaan terjadi diduga sopir Gran Max Purwanto mengantuk. Mereka datang ke Bali pada Kamis (22/2) malam hendak menjemput putrinya, Nursari ke Denpasar yang sedang sakit, dan rencananya akan diajak pulang kampungnya di Banyuwangi, Jawa Timur. *d

Komentar