Krama Selat Gelar Nyepi 'Adat'
Desa Pakraman Selat, Kecamatan Selat, Karangasem menggelar Nyepi ‘Adat’ pada Radite Umanis Klawu, Minggu (25/2).
AMLAPURA, NusaBali
Nyepi ‘Adat’ yang hanya dilakukan krama setempat sebulan menjelang Nyepi Tahun Baru Saka ini digelar serangkaian Karya Tabuh Gentuh dan Karya Pamijilan Ida Bhatara Sakti Ngerta Jagat di Pura Pasimpenan Gaduh Sakti, Desa Pakraman Selat.
Catur Brata Penyepian dalam Nyepi ‘Adat’ di Desa Pakraman Selat berlangsung selama 24 jam, mulai Minggu pagi pukul 06.00 Wita hingga Senin (26/2) pagi pukul 06.00 Wita. Selama itu, krama dari luar dilarang bertamu ke 15 banjar yang ada di Desa Pakraman Selat. Sedangkan arus lalulintas tetap dibuka, namun kendaraan yang melintas dilarang membunyikan klakson dan berhenti di wilayah Desa Selat. Semetara jalur Truk angkut material galian C ditutup total.
Satu jam sebelum Nyepi dimulai, 36 pecalang dari 5 banjar adat se-Desa Pakraman Selat telah berkumpul di Pura Puseh, Minggu subuh pukul 05.00 Wita. Pecalang menggelar persembahyangan bersama yang diantarkan Bendesa Pakraman Selat, Jro Mangku Gede Mustika. Selanjutnya, seluruh pecalang berbagi tugas berjaga-jaga di setiap sudut jalan dan perbatasan Desa Pakraman Selat.
Sebagian pecalang melakukan patroli agar Catur Brata Penyepian berjalan khusyuk yakni Amati Gni (tidak menyalakan api), Amati Lelungan (tidak bepergian), Amati Karya (tidak bekerja), dan Amati Lelanguan (tidak mengumbar hawa nafsu). "Karenanya, lampu listrik di Desa Pakraman Selat harus dimatikan, hingga suasana malam jadi gelap," jelas Jro Mangku Mustika, Minggu kemarin.
Menurut Jro Mangku Mustika, Nyepi ‘Adat’ ini digelar 10 tahun sekali, setelah Karya Tabuh Gentuh di Pura Pasimpenan Gaduh Sakti. Khusus Karya Tabuh Gentuh kali ini telah dilaksanakan krama Desa Pakraman Selat pada Saniscara Kliwon Wayang, Sabtu (24/2). Setelah Nyepi ‘Adat’, nantinya akan digelar Karya Pamijilan Ida Batara Sakti Ngerta Jagat di Pura Pasimpenan Gaduh Sakti pada Sukra Kliwon Watugunung, Jumat (16 Maret 2018).
“Nyepi setelah Karya Tabuh Gentuh kami laksanakan setiap 10 tahun sekali. Secara teknis, jalannya Nyepi tetap sipeng. Krama kami tidak ada yang keluar rumah selama Nyepi, kecuali pecalang," papar Jro Mangku Mustika.
Sementara itu, kurang dari sebulan setelah Nyepi Adat di Desa Pakraman Selat, krama Bali (umat Hindu) akan melaksanakan Nyepi Tahun Baru Saka 1940 pada 17 Maret 2018 mendatang. Krama Desa Pakraman Selat berjumlah 3.204 jiwa juga akan melaksanakan Nyepi Tahun Baru Saka. *k16
Nyepi ‘Adat’ yang hanya dilakukan krama setempat sebulan menjelang Nyepi Tahun Baru Saka ini digelar serangkaian Karya Tabuh Gentuh dan Karya Pamijilan Ida Bhatara Sakti Ngerta Jagat di Pura Pasimpenan Gaduh Sakti, Desa Pakraman Selat.
Catur Brata Penyepian dalam Nyepi ‘Adat’ di Desa Pakraman Selat berlangsung selama 24 jam, mulai Minggu pagi pukul 06.00 Wita hingga Senin (26/2) pagi pukul 06.00 Wita. Selama itu, krama dari luar dilarang bertamu ke 15 banjar yang ada di Desa Pakraman Selat. Sedangkan arus lalulintas tetap dibuka, namun kendaraan yang melintas dilarang membunyikan klakson dan berhenti di wilayah Desa Selat. Semetara jalur Truk angkut material galian C ditutup total.
Satu jam sebelum Nyepi dimulai, 36 pecalang dari 5 banjar adat se-Desa Pakraman Selat telah berkumpul di Pura Puseh, Minggu subuh pukul 05.00 Wita. Pecalang menggelar persembahyangan bersama yang diantarkan Bendesa Pakraman Selat, Jro Mangku Gede Mustika. Selanjutnya, seluruh pecalang berbagi tugas berjaga-jaga di setiap sudut jalan dan perbatasan Desa Pakraman Selat.
Sebagian pecalang melakukan patroli agar Catur Brata Penyepian berjalan khusyuk yakni Amati Gni (tidak menyalakan api), Amati Lelungan (tidak bepergian), Amati Karya (tidak bekerja), dan Amati Lelanguan (tidak mengumbar hawa nafsu). "Karenanya, lampu listrik di Desa Pakraman Selat harus dimatikan, hingga suasana malam jadi gelap," jelas Jro Mangku Mustika, Minggu kemarin.
Menurut Jro Mangku Mustika, Nyepi ‘Adat’ ini digelar 10 tahun sekali, setelah Karya Tabuh Gentuh di Pura Pasimpenan Gaduh Sakti. Khusus Karya Tabuh Gentuh kali ini telah dilaksanakan krama Desa Pakraman Selat pada Saniscara Kliwon Wayang, Sabtu (24/2). Setelah Nyepi ‘Adat’, nantinya akan digelar Karya Pamijilan Ida Batara Sakti Ngerta Jagat di Pura Pasimpenan Gaduh Sakti pada Sukra Kliwon Watugunung, Jumat (16 Maret 2018).
“Nyepi setelah Karya Tabuh Gentuh kami laksanakan setiap 10 tahun sekali. Secara teknis, jalannya Nyepi tetap sipeng. Krama kami tidak ada yang keluar rumah selama Nyepi, kecuali pecalang," papar Jro Mangku Mustika.
Sementara itu, kurang dari sebulan setelah Nyepi Adat di Desa Pakraman Selat, krama Bali (umat Hindu) akan melaksanakan Nyepi Tahun Baru Saka 1940 pada 17 Maret 2018 mendatang. Krama Desa Pakraman Selat berjumlah 3.204 jiwa juga akan melaksanakan Nyepi Tahun Baru Saka. *k16
Komentar