Jalur Utama Ponorogo-Pacitan Putus
Longsor menutup jalur utama Ponorogo-Pacitan.
PONOROGO, NusaBali
Material longsor berupa batu-batuan besar memutus jalur di KM 22, tepatnya di Dukuh Krajan, Desa Tugurejo, Kecamatan Slahung, Ponorogo. "Sekitar pukul 11.30 WIB ada suara gemuruh, ternyata ada tebing yang ambrol," tutur Kepala Desa Tugurejo, Siswanto di lokasi, Minggu (25/2) seperti dilansir detik.
Akibat material longsor menutup seluruh jalur jalan, maka lalu lintas Ponorogo-Pacitan ditutup. "Total tidak bisa dilalui kendaraan," jelas Siswanto. Material longsor dari tebing setinggi 25 meter menutup jalan dengan material longsor sepanjang 80 meter. Tebing yang longsor merupakan petakan lahan milik Perhutani. Selain material longsor juga terdapat batu-batu besar. "Petak 66 lahan Perhutani RPH Ponorogo barat yang longsor," imbuhnya.
Menurut Siswanto, sebelum peristiwa ini terjadi belum ada tanda-tanda bakal terjadi longsor. Namun kemungkinan besar penyebab longsor akibat hujan deras selama dua hari berturut-turut. Pihaknya kini sudah berkoordinasi dengan BPBD Ponorogo serta Polsek Slahung terkait pengamanan jalan yang tertimpa longsor. "Kami juga sudah berkoordinasi dengan dinas PU untuk pembersihan," ujarnya.
Sementara itu, Kapolres Ponorogo, AKBP Suryo Sudarmadi saat meninjau lokasi bencana menuturkan saat ini tim sudah berkoordinasi untuk mengalihkan jalur lalu lintas melalui jalur alternatif. Akibat longsor, Lalu lintas pun dialihkan ke jalur alternatif. Namun tidak semua kendaraan bisa melewati jalur ini. Suryo Sudarmadi menuturkan jalur alternatif hanya bisa dilewati kendaraan pribadi, roda dua dan roda empat.
"Untuk truk dan bus tidak bisa melintas, karena jalurnya sempit," kata AKBP Suryo Sudarmadi. Suryo menambahkan jalur alternatif ini tepat berada di bawah jalur utama dan merupakan jalan desa dengan lebar hanya 2,5 meter. "Jalur ini juga rawan licin karena dari beton bukan aspal," jelasnya.
Dengan adanya jalur alternatif ini, lanjut Suryo, pengendara harus memutar sejauh satu kilometer. "Karena Tugurejo ini tanahnya rawan, artinya tanah gerak. Sehingga jalur alternatif tidak bisa dilewati oleh kendaraan muatan berat karena bahaya," ujarnya. Suryo pun mengimbau kepada para pengguna jalan yang hendak melintasi KM 22 jalur Ponorogo-Pacitan sebaiknya mencari jalan lain yang lebih aman.
"Sementara jalur ini tidak bisa dilewati sama sekali karena tertutup material longsor sebaiknya mencari jalan lain jika ingin ke Pacitan atau sebaliknya," pungkasnya. Proses pembersihan jalur KM 22 Ponorogo-Pacitan yang tertutup longsor memakan waktu 2-3 hari. Sebab, material longsor yang menutup jalan dipenuhi batu besar. *
Material longsor berupa batu-batuan besar memutus jalur di KM 22, tepatnya di Dukuh Krajan, Desa Tugurejo, Kecamatan Slahung, Ponorogo. "Sekitar pukul 11.30 WIB ada suara gemuruh, ternyata ada tebing yang ambrol," tutur Kepala Desa Tugurejo, Siswanto di lokasi, Minggu (25/2) seperti dilansir detik.
Akibat material longsor menutup seluruh jalur jalan, maka lalu lintas Ponorogo-Pacitan ditutup. "Total tidak bisa dilalui kendaraan," jelas Siswanto. Material longsor dari tebing setinggi 25 meter menutup jalan dengan material longsor sepanjang 80 meter. Tebing yang longsor merupakan petakan lahan milik Perhutani. Selain material longsor juga terdapat batu-batu besar. "Petak 66 lahan Perhutani RPH Ponorogo barat yang longsor," imbuhnya.
Menurut Siswanto, sebelum peristiwa ini terjadi belum ada tanda-tanda bakal terjadi longsor. Namun kemungkinan besar penyebab longsor akibat hujan deras selama dua hari berturut-turut. Pihaknya kini sudah berkoordinasi dengan BPBD Ponorogo serta Polsek Slahung terkait pengamanan jalan yang tertimpa longsor. "Kami juga sudah berkoordinasi dengan dinas PU untuk pembersihan," ujarnya.
Sementara itu, Kapolres Ponorogo, AKBP Suryo Sudarmadi saat meninjau lokasi bencana menuturkan saat ini tim sudah berkoordinasi untuk mengalihkan jalur lalu lintas melalui jalur alternatif. Akibat longsor, Lalu lintas pun dialihkan ke jalur alternatif. Namun tidak semua kendaraan bisa melewati jalur ini. Suryo Sudarmadi menuturkan jalur alternatif hanya bisa dilewati kendaraan pribadi, roda dua dan roda empat.
"Untuk truk dan bus tidak bisa melintas, karena jalurnya sempit," kata AKBP Suryo Sudarmadi. Suryo menambahkan jalur alternatif ini tepat berada di bawah jalur utama dan merupakan jalan desa dengan lebar hanya 2,5 meter. "Jalur ini juga rawan licin karena dari beton bukan aspal," jelasnya.
Dengan adanya jalur alternatif ini, lanjut Suryo, pengendara harus memutar sejauh satu kilometer. "Karena Tugurejo ini tanahnya rawan, artinya tanah gerak. Sehingga jalur alternatif tidak bisa dilewati oleh kendaraan muatan berat karena bahaya," ujarnya. Suryo pun mengimbau kepada para pengguna jalan yang hendak melintasi KM 22 jalur Ponorogo-Pacitan sebaiknya mencari jalan lain yang lebih aman.
"Sementara jalur ini tidak bisa dilewati sama sekali karena tertutup material longsor sebaiknya mencari jalan lain jika ingin ke Pacitan atau sebaliknya," pungkasnya. Proses pembersihan jalur KM 22 Ponorogo-Pacitan yang tertutup longsor memakan waktu 2-3 hari. Sebab, material longsor yang menutup jalan dipenuhi batu besar. *
Komentar