Lemas, Siswi SMPN 2 Tabanan Meninggal
Diana Putri dikenal siswa yang sopan, baik, dan aktif mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, salah satunya kader inti ekstra KSPAN (Kelompok Siswa Peduli Aids dan Narkoba).
Dua Hari Dirawat di RS, Meninggal Saat Tumpek Wayang
TABANAN, NusaBali
Keluarga besar SMP Negeri 2 Tabanan saat ini sedang berduka. Salah satu siswi, Dewa Ayu Ari Diana Putri, 14, meninggal mendadak setelah dua hari mendapat perawatan di BRSUD Tabanan. Diana Putri meninggal tepat pada Saniscara Kliwon Wuku Wayang pada, Sabtu (24/2) sekitar pukul 12.30 Wita. Oleh dokter, Diana Putri divonis pembuluh darah di otaknya pecah.
Berdasarkan informasi dari pihak sekolah, pada Kamis (22/2) lalu, Diana Putri, warga Banjar Suralaga, Desa Abiantuwung, Kecamatan Kediri, Tabanan saat belajar di kelas tiba-tiba mengeluh pusing, dan merasa kesemutan di sebagian wajahnya. Oleh karena itu, dia diantar oleh temannya menuju ruang UKS.
Hanya saja sesampai di ruang UKS, Diana Putri yang merupakan kelas IX M ini mendadak lemas dan muntah-muntah. Oleh guru dia dibawa langsung ke UGD BRSUD Tabanan untuk mendapatkan perawatan. "Saat kami bawa dia memang dalam keadaan lemas dan kesadarannya tidak stabil," ujar Humas SMPN 2 Tabanan, I Gusti Komang Sugendra didampingi Pembina OSIS SMPN 2 Tabanan, I Made Surya Yasa, Senin (26/2).
Di ruang UGD, Diana Putri langsung mendapatkan perawatan. Lalu pihak sekolah juga menghubungi orang tua siswa. "Berdasarkan CT Scan oleh dokter diinformasikan bawah siswi kami katanya pembuluh darahnya di otak pecah," imbuh Surya Yasa. Padahal menurut pengakuan orangtuanya, Diana Putri tidak memiliki riwayat penyakit kronis. Bahkan dia baru pertama kali masuk rumah sakit. Akhirnya setelah mendapat perawatan di UGD, Diana Putri yang dalam kondisi koma sempat dibawa ke ruang ICU dan akhirnya meninggal pada, Sabtu (24/2).
"Jujur saja kami pihak sekolah tidak percaya akan seperti ini, kami kira lemasnya itu karena tidak makan," tutur Surya Yasa. Tak hanya dari pihak sekolah yang merasa kehilangan, orangtua Diana Putri tentu sangat berduka dan shock. Bahkan dikabarkan ibu Diana Putri sempat lemas dan dirawat di UGD Tabanan. "Memang sangat mendadak, sebelumnya baik-baik saja siswi kami ini, bahkan sempat mengikuti ulangan 1 jam sebelum mengatakan pusing," ungkap Surya Yasa.
Di sekolah Diana Putri dikenal siswa yang sopan, baik, dan aktif mengikuti kegiatan ekstrakurikuler. Terbukti saat ini dia menjadi kader inti ekstra KSPAN (Kelompok Siswa Peduli Aids dan Narkoba) dan anaknya sangat aktif. "Di kelas juga orangnya aktif, setiap ketemu guru selalu salim (cium tangan), intinya kami tidak menyangka atas peristiwa ini," tambah Sugendra.
Dikatakannya, kini jenazah Diana Putri yang sempat dititipkan di kamar jenazah BRSUD Tabanan karena ada upacara Agama di kampungnya sudah dibawa pulang. Dan rencananya pihak sekolah hari ini, Selasa (27/2) akan melayat ke rumah duka. "Aslinya siswi kami memang dari Suralaga, Desa Abiantuwung, Kediri, tetapi orangtuanya sudah punya rumah di Desa Banjar Anyar, Kecamatan Kediri, Tabanan," jelasnya. Untuk upacara pengabenan akan dilaksanakan pada Soma Wage Wuku Dukut, Senin (5/3) nanti. *d
TABANAN, NusaBali
Keluarga besar SMP Negeri 2 Tabanan saat ini sedang berduka. Salah satu siswi, Dewa Ayu Ari Diana Putri, 14, meninggal mendadak setelah dua hari mendapat perawatan di BRSUD Tabanan. Diana Putri meninggal tepat pada Saniscara Kliwon Wuku Wayang pada, Sabtu (24/2) sekitar pukul 12.30 Wita. Oleh dokter, Diana Putri divonis pembuluh darah di otaknya pecah.
Berdasarkan informasi dari pihak sekolah, pada Kamis (22/2) lalu, Diana Putri, warga Banjar Suralaga, Desa Abiantuwung, Kecamatan Kediri, Tabanan saat belajar di kelas tiba-tiba mengeluh pusing, dan merasa kesemutan di sebagian wajahnya. Oleh karena itu, dia diantar oleh temannya menuju ruang UKS.
Hanya saja sesampai di ruang UKS, Diana Putri yang merupakan kelas IX M ini mendadak lemas dan muntah-muntah. Oleh guru dia dibawa langsung ke UGD BRSUD Tabanan untuk mendapatkan perawatan. "Saat kami bawa dia memang dalam keadaan lemas dan kesadarannya tidak stabil," ujar Humas SMPN 2 Tabanan, I Gusti Komang Sugendra didampingi Pembina OSIS SMPN 2 Tabanan, I Made Surya Yasa, Senin (26/2).
Di ruang UGD, Diana Putri langsung mendapatkan perawatan. Lalu pihak sekolah juga menghubungi orang tua siswa. "Berdasarkan CT Scan oleh dokter diinformasikan bawah siswi kami katanya pembuluh darahnya di otak pecah," imbuh Surya Yasa. Padahal menurut pengakuan orangtuanya, Diana Putri tidak memiliki riwayat penyakit kronis. Bahkan dia baru pertama kali masuk rumah sakit. Akhirnya setelah mendapat perawatan di UGD, Diana Putri yang dalam kondisi koma sempat dibawa ke ruang ICU dan akhirnya meninggal pada, Sabtu (24/2).
"Jujur saja kami pihak sekolah tidak percaya akan seperti ini, kami kira lemasnya itu karena tidak makan," tutur Surya Yasa. Tak hanya dari pihak sekolah yang merasa kehilangan, orangtua Diana Putri tentu sangat berduka dan shock. Bahkan dikabarkan ibu Diana Putri sempat lemas dan dirawat di UGD Tabanan. "Memang sangat mendadak, sebelumnya baik-baik saja siswi kami ini, bahkan sempat mengikuti ulangan 1 jam sebelum mengatakan pusing," ungkap Surya Yasa.
Di sekolah Diana Putri dikenal siswa yang sopan, baik, dan aktif mengikuti kegiatan ekstrakurikuler. Terbukti saat ini dia menjadi kader inti ekstra KSPAN (Kelompok Siswa Peduli Aids dan Narkoba) dan anaknya sangat aktif. "Di kelas juga orangnya aktif, setiap ketemu guru selalu salim (cium tangan), intinya kami tidak menyangka atas peristiwa ini," tambah Sugendra.
Dikatakannya, kini jenazah Diana Putri yang sempat dititipkan di kamar jenazah BRSUD Tabanan karena ada upacara Agama di kampungnya sudah dibawa pulang. Dan rencananya pihak sekolah hari ini, Selasa (27/2) akan melayat ke rumah duka. "Aslinya siswi kami memang dari Suralaga, Desa Abiantuwung, Kediri, tetapi orangtuanya sudah punya rumah di Desa Banjar Anyar, Kecamatan Kediri, Tabanan," jelasnya. Untuk upacara pengabenan akan dilaksanakan pada Soma Wage Wuku Dukut, Senin (5/3) nanti. *d
Komentar