nusabali

Dinas Dikpora Jembrana Akan Perbaiki 20 SD

  • www.nusabali.com-dinas-dikpora-jembrana-akan-perbaiki-20-sd

Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olaharaga (Dikpora) Jembrana akan melakukan perbaikan 20 sekolah dasar (SD), yang sebagian besar dikategorikan mengalami kerusakan berat.

NEGARA, NusaBali
Perbaikan 20 SD itu, 9 di antaranya akan diperbaiki melalui dana APBD Jembrana, dan 11 lainnya melalui dana alokasi khusus (DAK) dari pemerintah pusat. Kepala Dinas Dikpora Jembrana Putu Eka Swarnama, mengatakan perbaikan sekolah khususnya SD yang mengalami kerusakan dilakukan bertahap. Sebenarnya, di 2018 ini ada usulan perbaikan sebanyak 57 SD. Tetapi karena keterbatasan anggaran, perbaikan dilakukan sesuai skala prioritas. “Yang diperbaiki kami utamakan yang rusak berat. Dan semua yang kami prioriaskan adalah kerusakan ruang kelas,” katanya, Selasa (27/2).

DAK yang diterima untuk perbaikan SD tahun 2018 dengan nilai total Rp 5,8 miliar, meningkat dibanding tahun sebelumnya berkisar Rp 4 miliar. Namun dana tersebut tetap belum dapat mencover seluruh usulan perbaikan, yang selalu bertambah setiap tahun.

“Kalau sesuai usulan perbaikan 57 SD yang masuk kemarin itu, perlu anggaran sampai Rp 24 Miliar. Jadi tentu belum semua dapat tercover. Jadi kami juga selektif mana yang harus diperbaiki dulu,” tutur mantan Camat Melaya, ini.

Selain melalui APBD Jembrana maupun DAK, sebenarnya ada alokasi dari APBN melalui program bantuan pemerintah (Bantah). Namun untuk Bantah dari pusat itu, pendataannya dilakukan langsung melalui Tim Tata Kelola SD yang ditunjuk Kementerian Pendidikan, dan memang belum ada jatah di Jembrana untuk tahun 2018 ini. “Jadi sementara masih mengandalkan dari APBD dan DAK,” ujarnya.

Dari pemantauannya, SD yang mengalami kerusakan berat, mayoritas rusak bagian atap, terutama yang menggunakan kap baja. Untuk perbaikan atap tersebut, pihaknya memberikan keleluasaan sekolah menentukan apakah tetap menggunakan kap baja atau kayu. Sebenarnya untuk penggunaan kap baja atau kayu, secara daya tahan hampir sama, dan tergantung kualitas kap baja maupun kayunya. “Tetapi sebagai evaluasi, kalau tetap memakai kap baja, untuk gentengnya kami minta disesuaikan dengan genteng metal pasir. Kalau yang pakai kayu, tetap boleh menggunakan genteng biasa,” kata Eka Swarnama. *ode

Komentar