Novel Baswedan Bersedia Diperiksa
Bakal ungkap oknum Jenderal di balik penyerangan dirinya
JAKARTA, NusaBali
Penyidik kepolisian menemui penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan untuk menanyakan kesediaan Novel diperiksa dalam kasus teror penyiraman air keras. Novel disebut sudah bersedia diperiksa polisi.
"Pak Novel sudah menyanggupi juga (untuk diperiksa). Jadi nanti kalau ada waktu yang tepat, Beliau akan menyampaikan keterangannya," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (27/2). Namun waktu pemeriksaannya menurut Argo sangat tergantung dari kesediaan Novel. Polisi berharap agar pemeriksaan Novel bisa dilakukan secepatnya.
"Nanti dari Pak Novel sendiri seperti apa, kita hanya berikan keleluasaan, mudah-mudahan minggu depan atau kapan," sambungnya. Polisi juga masih mempertimbangkan kondisi kesehatan Novel. Meski sudah kembali ke Jakarta, Novel masih harus bolak-balik ke Singapura untuk rawat jalan.
"Karena mengingat kepulangannya ke Indonesia juga untuk istirahat, jadi nanti nunggu dari Beliau," ujar Argo seperti dilansir detik. Selain menanyakan soal kesediaan untuk pemeriksaan, penyidik juga menanyakan kondisi kesehatan Novel. Ada dua orang penyidik dari Polda Metro Jaya dan Polres Jakarta Utara yang menemui Novel kemarin.
"Jadi penyidik datang ke rumah Novel itu yang pertama untuk silaturahmi, ingin lihat kondisinya seperti apa. Kemudian menawarkan kesediaan kapan bisa diperiksa dan tentunya mendoakan agar cepat sembuh," tutur Argo.
Argo menegaskan, dalam pertemuan itu, tidak ada pembicaraan mengenai kasus teror. "Enggak ada," tegasnya.
Sementara itu Novel Baswedan menyatakan bakal buka-bukaan soal oknum 'Jenderal' di balik penyerangan air keras terhadap dirinya. Namun rencana itu akan disampaikan usai kondisnya sudah pulih. Novel menuturkan saat ini dirinya masih ingin fokus pengobatan sambil berharap Presiden Joko Widodo membentuk Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF).
"Bagaimana kalau saya fokus di pengobatan dan saya bicarakan itu setelah pengobatan," ujar Novel di kediamannya di Jakarta, Selasa (27/2).
Novel menilai TGPF merupakan bukti nyata perhatian Jokowi terhadap dirinya. Menurutnya, penyerangan terhadap dirinya harus diungkap secara tuntas agar tidak menimbulkan masalah di kemudian hari.
"Saya berpandangan sebaiknya hal begini sebisa mungkin harus terungkap. Oleh karena itu saya dan rekan-rekan tim kuasa hukum dan aktivis menyampaikan dibentuknya TGPF. Kenapa? Itu adalah perhatian yang lebih," ujar Novel di kediamannya di Jakarta, Selasa (27/2) seperti dilansir cnnindonesia.
Novel menilai penyerangan terhadap dirinya selaku aparat penegak hukum tidak boleh terjadi. Oleh karena itu meminta ada penanganan serius dari negara dalam mengungkap kasus itu agar tidak terulang kembali, khususnya terhadap koleganya di institusi penegak hukum.
"Saya berpandangan bahwa peristiwa yang begini tidak boleh dibiarkan karena efeknya berbabahaya apabila ada serangan terhadap aparatur penegak hukum atau aparatur negara yang sedang bertugas dilakukan serangan dan itu tidak terungkap," ujarnya.
Lebih lanjut, Novel mengaku tetap mendukung Kepolisian mengungkap kasus tersebut. Ia yakin Kepolisian dapat mengungkap kasus meski sampai saat ini belum menemui titik terang. Usulan pembentukan TGPF kasus Novel terus mencuat setelah kepolisian tak kunjung berhasil mengungkap pelaku penyerangan setelah penyelidikan dalam 10 bulan terakhir. *
Penyidik kepolisian menemui penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan untuk menanyakan kesediaan Novel diperiksa dalam kasus teror penyiraman air keras. Novel disebut sudah bersedia diperiksa polisi.
"Pak Novel sudah menyanggupi juga (untuk diperiksa). Jadi nanti kalau ada waktu yang tepat, Beliau akan menyampaikan keterangannya," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (27/2). Namun waktu pemeriksaannya menurut Argo sangat tergantung dari kesediaan Novel. Polisi berharap agar pemeriksaan Novel bisa dilakukan secepatnya.
"Nanti dari Pak Novel sendiri seperti apa, kita hanya berikan keleluasaan, mudah-mudahan minggu depan atau kapan," sambungnya. Polisi juga masih mempertimbangkan kondisi kesehatan Novel. Meski sudah kembali ke Jakarta, Novel masih harus bolak-balik ke Singapura untuk rawat jalan.
"Karena mengingat kepulangannya ke Indonesia juga untuk istirahat, jadi nanti nunggu dari Beliau," ujar Argo seperti dilansir detik. Selain menanyakan soal kesediaan untuk pemeriksaan, penyidik juga menanyakan kondisi kesehatan Novel. Ada dua orang penyidik dari Polda Metro Jaya dan Polres Jakarta Utara yang menemui Novel kemarin.
"Jadi penyidik datang ke rumah Novel itu yang pertama untuk silaturahmi, ingin lihat kondisinya seperti apa. Kemudian menawarkan kesediaan kapan bisa diperiksa dan tentunya mendoakan agar cepat sembuh," tutur Argo.
Argo menegaskan, dalam pertemuan itu, tidak ada pembicaraan mengenai kasus teror. "Enggak ada," tegasnya.
Sementara itu Novel Baswedan menyatakan bakal buka-bukaan soal oknum 'Jenderal' di balik penyerangan air keras terhadap dirinya. Namun rencana itu akan disampaikan usai kondisnya sudah pulih. Novel menuturkan saat ini dirinya masih ingin fokus pengobatan sambil berharap Presiden Joko Widodo membentuk Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF).
"Bagaimana kalau saya fokus di pengobatan dan saya bicarakan itu setelah pengobatan," ujar Novel di kediamannya di Jakarta, Selasa (27/2).
Novel menilai TGPF merupakan bukti nyata perhatian Jokowi terhadap dirinya. Menurutnya, penyerangan terhadap dirinya harus diungkap secara tuntas agar tidak menimbulkan masalah di kemudian hari.
"Saya berpandangan sebaiknya hal begini sebisa mungkin harus terungkap. Oleh karena itu saya dan rekan-rekan tim kuasa hukum dan aktivis menyampaikan dibentuknya TGPF. Kenapa? Itu adalah perhatian yang lebih," ujar Novel di kediamannya di Jakarta, Selasa (27/2) seperti dilansir cnnindonesia.
Novel menilai penyerangan terhadap dirinya selaku aparat penegak hukum tidak boleh terjadi. Oleh karena itu meminta ada penanganan serius dari negara dalam mengungkap kasus itu agar tidak terulang kembali, khususnya terhadap koleganya di institusi penegak hukum.
"Saya berpandangan bahwa peristiwa yang begini tidak boleh dibiarkan karena efeknya berbabahaya apabila ada serangan terhadap aparatur penegak hukum atau aparatur negara yang sedang bertugas dilakukan serangan dan itu tidak terungkap," ujarnya.
Lebih lanjut, Novel mengaku tetap mendukung Kepolisian mengungkap kasus tersebut. Ia yakin Kepolisian dapat mengungkap kasus meski sampai saat ini belum menemui titik terang. Usulan pembentukan TGPF kasus Novel terus mencuat setelah kepolisian tak kunjung berhasil mengungkap pelaku penyerangan setelah penyelidikan dalam 10 bulan terakhir. *
Komentar