2 Remaja Divonis 9 dan 10 Tahun Bui
Kasus Pembunuhan Driver Grab
SEMARANG, NusaBali
Dua remaja yang membunuh driver taksi online di Semarang menjalani sidang vonis kemarin. Hakim Pengadilan Negeri Semarang menjatuhkan vonis masing-masing 10 tahun dan 9 tahun bui pada kedua terdakwa.
Terdakwa IB (15) dan TA (15) menjalani sidang bergantian di PN Semarang dengan hakim tunggal Sigit Harianto. Sidang putusan digelar terbuka tidak seperti sidang sebelumnya yang tertutup karena terdakwa masih di bawah umur.
Hakim menilai kedua terdakwa melanggar pasal 339 KUHP tentang pembunuhan. Mereka terbukti merencanakan aksi pembunuhan yang dilakukan 20 Januari 2018 lalu dengan korban bernama Deny Setiawan.
"Mengadili, menyatakan terdakwa telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melanggar Pasal 339 KUHP tentang pembunuhan," kata Sigit dalam amar putusannya, Selasa (27/2) seperti dilansir detik.
Rencana pembunuhan yang dimaksud yaitu mulai dari memilih korban driver taksi online, menyiapkan senjata tajam, dan pemilihan lokasi tempat duduk yaitu TA di samping sopir untuk mengajak mengobrol dan IB di belakang sopir.
Tidak hanya itu, modus membayar kurang ternyata juga disengaja. Dengan membayar Rp 22 ribu, pelaku kemudian berdalih minta diantarkan ke rumah saudaranya untuk mengambil uang. Namun ternyata IB menghunuskan pisaunya langsung ke leher korban.
Deny dibunuh di Jalan Cendana Selatan IV dan jenazahnya dibuang di sana. Ponsel dan mobil korban dibawa pelaku dan berusaha disembunyikan. "Terdakwa berencana menjual mobil jika situasi dirasa aman," ujar hakim.
Hal yang memberatkan bagi kedua terdakwa yaitu karena aksi yang sadis dan belum ada permohonan maaf. Hal yang meringankan bagi terdakwa IB tidak ada sedangkan yang meringankan terdakwa TA karena mengakui perbuatannya dan kooperatif. "Terdakwa (TA) bersedia memberikan bulanan sebesar Rp 1 juta setiap bulan kepada korban," imbuhnya.
Terdakwa dan jaksa menyatakan pikir-pikir dengan putusan itu. Usai sidang, dua terdakwa dibawa ke Lapas Anak Kutoarjo karena masih di bawah umur. Sementara itu di ruang sidang ternyata hadir istri korban, Nur Aini. Ia menangis di ruang sidang. *
Dua remaja yang membunuh driver taksi online di Semarang menjalani sidang vonis kemarin. Hakim Pengadilan Negeri Semarang menjatuhkan vonis masing-masing 10 tahun dan 9 tahun bui pada kedua terdakwa.
Terdakwa IB (15) dan TA (15) menjalani sidang bergantian di PN Semarang dengan hakim tunggal Sigit Harianto. Sidang putusan digelar terbuka tidak seperti sidang sebelumnya yang tertutup karena terdakwa masih di bawah umur.
Hakim menilai kedua terdakwa melanggar pasal 339 KUHP tentang pembunuhan. Mereka terbukti merencanakan aksi pembunuhan yang dilakukan 20 Januari 2018 lalu dengan korban bernama Deny Setiawan.
"Mengadili, menyatakan terdakwa telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melanggar Pasal 339 KUHP tentang pembunuhan," kata Sigit dalam amar putusannya, Selasa (27/2) seperti dilansir detik.
Rencana pembunuhan yang dimaksud yaitu mulai dari memilih korban driver taksi online, menyiapkan senjata tajam, dan pemilihan lokasi tempat duduk yaitu TA di samping sopir untuk mengajak mengobrol dan IB di belakang sopir.
Tidak hanya itu, modus membayar kurang ternyata juga disengaja. Dengan membayar Rp 22 ribu, pelaku kemudian berdalih minta diantarkan ke rumah saudaranya untuk mengambil uang. Namun ternyata IB menghunuskan pisaunya langsung ke leher korban.
Deny dibunuh di Jalan Cendana Selatan IV dan jenazahnya dibuang di sana. Ponsel dan mobil korban dibawa pelaku dan berusaha disembunyikan. "Terdakwa berencana menjual mobil jika situasi dirasa aman," ujar hakim.
Hal yang memberatkan bagi kedua terdakwa yaitu karena aksi yang sadis dan belum ada permohonan maaf. Hal yang meringankan bagi terdakwa IB tidak ada sedangkan yang meringankan terdakwa TA karena mengakui perbuatannya dan kooperatif. "Terdakwa (TA) bersedia memberikan bulanan sebesar Rp 1 juta setiap bulan kepada korban," imbuhnya.
Terdakwa dan jaksa menyatakan pikir-pikir dengan putusan itu. Usai sidang, dua terdakwa dibawa ke Lapas Anak Kutoarjo karena masih di bawah umur. Sementara itu di ruang sidang ternyata hadir istri korban, Nur Aini. Ia menangis di ruang sidang. *
1
Komentar