Korban Selamat Setelah Terjepit 10 Menit
Rumpun bambu ukuran besar roboh melintang ke badan jalan rute Kecamatan Selat (Karangasem)-Klungkung tepatnya di wilayah Banjar Kikian, Desa Sinduwati, Kecamatan Sidemen, Karangasem, Jumat (12/2) sore.
Musibah Rumpun Bambu Roboh Timpa Ibu Rumah Tangga
AMLAPURA, NusaBali
Ajaibnya, seorang ibu rumah tangga, Ni Nyoman Parmi alias Mek Belong, 55, selamat dari maut, meskipun sempat selama 10 menit terjepit di bawah reruntuhan rumpun bambu roboh.
Musibah rumpun bambu roboh yang nyaris merenggut nyawa Mek Belong ini terjadi Jumat sore pukul 15.00 Wita. Rumpun bambu yang roboh ini milik keluarga I Komang Ganti, yang berada di tebing sisi selatan jalan. Rumpun bambu yang berisi sekitar 500 batang roboh ke arah utara.
Saat musibah terjadi, kebetulan tidak ada kendaraan yang melintas di jalan raya tersebut. Hanya korban Men Belong yang melintas di lokasi sore itu. Ibu rumah tangga berisia 55 tahun ini jalan kaki sembil mengenakan payung karena hujan gerimis, lantaran disuruh suaminya, I Nyoman Parmi, 58, keluar membeli sebilah sabit.
Nah, dalam perjalanan balik menuju rumahnya yang berada sekitar 400 meter sebelah timur lokasi musibah, tiba-tiba korban Mek Belong tertimpa rumpun bambu roboh. Beruntung, nyawanya selamat, karena sebelum rumpun bambu yang roboh perlahan menyentuh tanah, korban Mek Belong sudah terpental ke selokan sedalam 5 meter di sisi utara jalan raya.
Ketika seluruh rumpoun bambu sudah roboh, Mek Belong dalam posisi terjepit di bawah ranting-ranting. Tubunya terdorong ke saluran got sedalam 5 meter, hingga nyawanya selamat. Kemudian, Mek Belong berupaya merayap dalam posisi tidur untuk keluar dari himpitan rumpun bambu.
Setelah berjibaku antara hidup dan mati selama 10 menit, Mek Belong akhirnya berhasil keluar dengan merayap menyusuri selokan. Dalam kondisi lutut gemetar dan ketakutan atas musibah yang nyaris merenggut nyawanya, korban Mek Belong kemudian berhasil mencapai jalan raya. Selanjutnya, Mek Belong memberitahukan kepada suaminya, Nyoman Parmi, perihal musibah yang dialami.
Sebelum Mek Belong diketahui berhasil keluar, segenap warga di Banjar Kikian, Desa Sinduwati sempat menduga korban sudah tewas tertindih rumpun bambu. Apalagi, saat warga beramai-ramai melakukan pencarian, korban Mek Belong tidak ditemukan di bawah rumpun bambu.
Ternyata, korban Mek Belong telah berada di rumahnya bersama sang suami. Warga sebanjar pun bersyukur. Mek Belong sendiri mengaku tidak percaya dirinya selamat dari ambuk rumpun bambu roboh. “Saya terus memegang-megang dadaku ini, saya tidak percaya masih hidup. Apa benar saya masih hidup setelah tertindih rumpun bambu begitu besar?” tutur Mek Belong kepada NusaBali seusai menggelar upacara ngulapin di lokasi musibah bersama keluarganya, Jumat petang.
Mek Belong pun merasa bersyukur terpental ke selokan, sehingga ada celah untuk menyelamatkan diri. “Syukurlah saya hanya menderita luka gores, karena bergesekan dengan bambu. Makanya, kami langsung menggelar upacara ngulapin, agar rasa takut berkurang,” ujar ibu 8 anak yang sehari-harinya bekerja sebagai petani ini.
Sementara itu, arus lalulintas jalur Kecamatan Selat (Karangasem)-Klungkung sempat macet total karena rumbun bambu roboh melintang di badan jalan. Pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karangasem pun segera terjun ke lokasi untuk membersihkan rumpun bambu roboh, dibantu warga. Demikian pula petugas kepolisian, terjun mengalihkan arus lalulintas. Kendaraan Truk pengangkut galian C dari Kecamatan Selat dialihkan ke Kecamatan Rendang, Karangasem.
Kepala Pelaksana BPBD Karangasem, IB Ketut Arimbawa, ikut terjun ke lokasi musibah rumpun bambu roboh untuk mengkoordinasikan 5 petugas yang dikerahkannya. Pihak BPBD juga menerjunkan alat berat yang baru tiba ke lokasi musibah, Jumat petang pukul 18.30 Wita.
Sedangkan warga yang terjun melakukan pembersihan rumpun bambu roboh dikoordinasikan oleh Kelian Banjar Kikian, Desa Sindunata, I Ketut Mawan. “Kami di sini spontan membantu pemerintah ikut memotong batang bambu yang toboh, agar lalulintas cepat normal,” ujar Kelian Banjar Ketut Mawan.
Meski petugas BPBD mengerahkan alat berat dan dibantu warga, mereka tetap kewalahan untuk membersihan rumpun bambu roboh. Hingga tadi malam pukul 19.00 Wita, belum semua dari skitar 500 batang bambu yang roboh ke jalan raya bisa dipotong menggunakan mesin senso dan peralatan lainnya.
Di sisi lain, pemilik rupun bambu yang roboh, Komang Ganti, mengaku merelakan bambunya dipotong-potong sembarangan. “Yang terpenting, arus lalulintas cepat lancar,” ujar Komang Ganti. Menurut Komang Ganti, dirinya menderita kerugian sekitar Rp 5 juta, dengan asumsi 500 bambu dihargai Rp 10.000 per batang. 7 k16
Komentar