Partai NasDem Buleleng Bergolak
Suparjo membantah tidak ada transparan anggaran, karena di NasDem perjuangannya bukan pada dana semata, tetapi urusan dedikasi terhadap organisasi
Ketua DPD Dituding Tidak Koordinatif dan Transparan
DENPASAR, NusaBali
Partai NasDem Buleleng bergolak di internal. Hal ini dipicu kurang koordinatifnya pengurus DPD (Dewan Pimpinan Daerah) NasDem Buleleng pimpinan I Made Suparjo terhadap kadernya di tingkat kepengurusan kecamatan sampai level desa. Tudingan itu diungkapkan Ketua Pengurus NasDem Kecamatan Busungbiu, I Nyoman Kader, Rabu (28/2) siang. Kader menyebutkan DPD NasDem Buleleng di bawah Ketua Suparjo tidak peduli dengan kepengurusan di bawah hingga gerak organisasi ‘suwung mamung’ (tanpa aktivitas).
Menurut Kader, harusnya konsolidasi partai di tingkat desa di Buleleng berjalan kalau elite di tingkat DPD NasDem Buleleng mau melakukan. Apalagi tahun politik seperti sekarang. “Namun sampai mau menjelang Pemilu 2019 konsolidasi tidak jalan. Mesin partai pun macet koordinasinya di bawah,” ujar Kader.
Harusnya kata Kader, sudah ada pembentukan kepengurusan tingkat kecamatan, sampai tingkat desa. “Tetapi sampai saat ini tidak ada. Karena DPD NasDem Buleleng tidak ada gerak,” tegas Kader.
Kata dia, selain masalah koordinasi dalam konsolidasi internal, DPD NasDem Buleleng di bawah Ketua DPD NasDem Suparjo ditengarai kurang transparan urusan pendanaan organisasi yang mengalir dari DPW ke DPD sampai ke kecamatan.
“Teman-teman banyak mengeluh soal transparansi dana dari organisasi, dari level DPW sampai DPD dan ke kecamatan. Sebelum Ketua DPD NasDem Buleleng yang sekarang, dulu selalu ada koordinasi dan transparansi soal penggunaan dana dan penghimpunan dana untuk kepentingan partai. Itu jaman tidak ada fraksi, sekarang justru ada fraksi di DPRD tidak ada anggaran yang jelas,” ujar politisi asal Desa/Kecamatan Busungbiu, Buleleng ini. Kader mengatakan ketimbang di era NasDem baru berdiri, dan masih masa perjuangan justru dana mengalir dan transparan.
“Apa-apa disampaikan, sekarang jadi pertanyaan, apakah memang anggaran yang tidak ada, atau kurang transparannya jajaran DPD? Kalau kita punya fraksi di dewan rasanya anggaran tidak ada, tidak mungkin,” tegasnya. Atas kondisi ini Ketua DPD NasDem Buleleng, Made Suparjo mengakui memang konsolidasi pembentukan kepengurusan NasDem di Kecamatan Busungbiu, Seririt dan Gerokgak belum bisa berjalan. “Tetapi di kecamatan lain seperti Sawan, Kubutambahan, Buleleng, Banjar dan Sukasada sudah jalan. Di Seririt kita agak susah karena di sana ada persaingan ketat. Di sana ada tokoh PDIP, I Ketut Kariyasa Adnyana. Kita agak susah membentuk pengurus di sana, kita pelan-pelan masuknya,” ungkap Suparjo.
Soal anggaran Suparjo membantah tidak adanya transparansi. Karena di NasDem memang perjuangannya bukan pada dana semata, tetapi urusan dedikasi terhadap organisasi.”Kita kedepankan politik dengan gagasan, tidak ada anggaran. Dibandingkan dengan partai lain kita masih lebih baik di Buleleng,” tegas Suparjo.
Kata dia walaupun dengan tanpa dana pihaknya bersama jajaran NasDem Buleleng sudah bergerak untuk event-event politik seperti pemenangan paket Cagub-Cawagub yang diusung NasDem. “Kalau event-event politik, konsolidasi kita jalan. Bukan macet kok. Kalau soal pembentukan kepengurusan di desa dan kecamatan di Busungbiu memang masih cari format, itu memang agak susah di samping susah mencari figur politik di Busungbiu, karena ada partai penguasa,” pungkas Suparjo. *nat
DENPASAR, NusaBali
Partai NasDem Buleleng bergolak di internal. Hal ini dipicu kurang koordinatifnya pengurus DPD (Dewan Pimpinan Daerah) NasDem Buleleng pimpinan I Made Suparjo terhadap kadernya di tingkat kepengurusan kecamatan sampai level desa. Tudingan itu diungkapkan Ketua Pengurus NasDem Kecamatan Busungbiu, I Nyoman Kader, Rabu (28/2) siang. Kader menyebutkan DPD NasDem Buleleng di bawah Ketua Suparjo tidak peduli dengan kepengurusan di bawah hingga gerak organisasi ‘suwung mamung’ (tanpa aktivitas).
Menurut Kader, harusnya konsolidasi partai di tingkat desa di Buleleng berjalan kalau elite di tingkat DPD NasDem Buleleng mau melakukan. Apalagi tahun politik seperti sekarang. “Namun sampai mau menjelang Pemilu 2019 konsolidasi tidak jalan. Mesin partai pun macet koordinasinya di bawah,” ujar Kader.
Harusnya kata Kader, sudah ada pembentukan kepengurusan tingkat kecamatan, sampai tingkat desa. “Tetapi sampai saat ini tidak ada. Karena DPD NasDem Buleleng tidak ada gerak,” tegas Kader.
Kata dia, selain masalah koordinasi dalam konsolidasi internal, DPD NasDem Buleleng di bawah Ketua DPD NasDem Suparjo ditengarai kurang transparan urusan pendanaan organisasi yang mengalir dari DPW ke DPD sampai ke kecamatan.
“Teman-teman banyak mengeluh soal transparansi dana dari organisasi, dari level DPW sampai DPD dan ke kecamatan. Sebelum Ketua DPD NasDem Buleleng yang sekarang, dulu selalu ada koordinasi dan transparansi soal penggunaan dana dan penghimpunan dana untuk kepentingan partai. Itu jaman tidak ada fraksi, sekarang justru ada fraksi di DPRD tidak ada anggaran yang jelas,” ujar politisi asal Desa/Kecamatan Busungbiu, Buleleng ini. Kader mengatakan ketimbang di era NasDem baru berdiri, dan masih masa perjuangan justru dana mengalir dan transparan.
“Apa-apa disampaikan, sekarang jadi pertanyaan, apakah memang anggaran yang tidak ada, atau kurang transparannya jajaran DPD? Kalau kita punya fraksi di dewan rasanya anggaran tidak ada, tidak mungkin,” tegasnya. Atas kondisi ini Ketua DPD NasDem Buleleng, Made Suparjo mengakui memang konsolidasi pembentukan kepengurusan NasDem di Kecamatan Busungbiu, Seririt dan Gerokgak belum bisa berjalan. “Tetapi di kecamatan lain seperti Sawan, Kubutambahan, Buleleng, Banjar dan Sukasada sudah jalan. Di Seririt kita agak susah karena di sana ada persaingan ketat. Di sana ada tokoh PDIP, I Ketut Kariyasa Adnyana. Kita agak susah membentuk pengurus di sana, kita pelan-pelan masuknya,” ungkap Suparjo.
Soal anggaran Suparjo membantah tidak adanya transparansi. Karena di NasDem memang perjuangannya bukan pada dana semata, tetapi urusan dedikasi terhadap organisasi.”Kita kedepankan politik dengan gagasan, tidak ada anggaran. Dibandingkan dengan partai lain kita masih lebih baik di Buleleng,” tegas Suparjo.
Kata dia walaupun dengan tanpa dana pihaknya bersama jajaran NasDem Buleleng sudah bergerak untuk event-event politik seperti pemenangan paket Cagub-Cawagub yang diusung NasDem. “Kalau event-event politik, konsolidasi kita jalan. Bukan macet kok. Kalau soal pembentukan kepengurusan di desa dan kecamatan di Busungbiu memang masih cari format, itu memang agak susah di samping susah mencari figur politik di Busungbiu, karena ada partai penguasa,” pungkas Suparjo. *nat
1
Komentar