nusabali

Cubang Air di 109 Banjar Tercemar Abu Vulkanik

  • www.nusabali.com-cubang-air-di-109-banjar-tercemar-abu-vulkanik

Selama ini warga beli air minum Rp 150 ribu per tangki isian 5.000 meter kubik.

AMLAPURA, NusaBali

Warga Karangasem yang pulang dari tempat mengungsi kesulitan air bersih. Penyebabnya, cubang di 109 banjar dinas wilayah 11 desa kawasan rawan bencana (KRB) III dan KRB II tercemar limbah vulkanik berupa abu dan gas belerang. Warga berupaya menguras cubang hingga mendapatkan air bersih. Selama proses menguras cubang, mereka berharap bantuan air bersih dari pemerintah.

Perbekel Desa Sebudi, Kecamatan Selat, Jro Mangku Tinggal mengatakan, air pada cubang keruh terkontaminasi abu dan belerang. Jangankan untuk dikonsumsi, dipakai mandi dan air minum ternak juga berbahaya karena beracun. Dikatakan, menguras isi cubang perlu waktu cukup lama. Sebab cubang dibangun mirip sumur, mengurasnya secara manual dengan cara airnya ditimba. Mangku Tinggal menambahkan, di Desa Sebudi, Kecamatan Selat yang berada di KRB III mewilayahi 10 banjar berpenduduk 6.250 jiwa.

Rata-rata tiap kepala keluarga memiliki cubang mengandalkan air hujan. “Kami berharap petugas melakukan cek lab terkait kondisi air di cubang. Apakah benar-benar mengandung abu dan belerang, layak dikonsumsi atau tidak,” pinta Jro Mangku Tinggal, Rabu (28/2). Petugas diharapkan segera melakukan pengecekan untuk mengetahui kualitas air, apakah aman dipakai mandi. “Sebelum cubang dikuras agar pemerintah menyuplai bantuan air bersih,” tambahnya. Buat sementara mereka terpaksa beli air dengan harga Rp 150.000 per mobil tangki atau setara 5.000 m3. Jika yang punya mobil, mereka memilih ambil sendiri dibandingkan atri.

Diikatakan, akibat cubang air tercemar, warga datang ke sungai dan pancuran terdekat untuk mandi. Misalnya di Desa Sebudi ada mata air di bagian bawah dan pancuran. Desa Amerta Buana mandinya di sungai Santi. Mereka beli air bersih per tangki isian 5.000 meter kubik. Dikatakan, Rp 150.000 per tanki untuk satu KK anak dua. Sementara Perbekel Desa Amerta Bhuana, Kecamatan Selat, I Wayan Suara Arsana juga mengatakan cubang-cubang yang ditinggal warga di empat banjar dinas tercemar abu vulkanik dan gas belerang. Terutama cubang yang tidak tertutup. “Kebetulan cubang saya, sebelum ditinggal mengungsi ditutup. Makanya airnya aman dari limbah vulkanik,” kata Wayan Suara.

Ia mengaku telah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan, Puskesmas Selat, dan BPBD agar melakukan pengecekan air yang tertampung di cubang dengan melakukan cek lab. Terpisah, Kepala Dinas Sosial Karangasem, Ni Ketut Puspa Kumari merespon keluhan warga dari 11 desa yang cubangnya tercemar abu vulkanik dan gas belerang. “Silakan warga mengusulkan bantuan air melalui perbekel. Kami siap melayani suplai air bersih untuk 11 desa,” janji Puspa Kumari. Sedangkan Kepala Pelaksana BPBD Karangasem, Ida Bagus Ketut Arimbawa belum bisa dikonfirmasi. HP-nya aktif, hanya saja tidak memberikan respons. *k16

Komentar