Subak Minta Distan Airi Sawah
Sawah yang terdampak dari penutupan saluran irigasi ini seluas 1.100 hektare lahan subak.
Pascastatus Siaga Erupsi Gunung Agung
SEMARAPURA, NusaBali
Subak di wilayah Kecamatan Dawan dan Kecamatan Klungkung, dengan lahan seluas 1.100 hektare sampai saat ini belum bisa teraliri air. Karena aliran air masih terdapat kandungan pasir akibat erupsi Gunung Agung. Padahal kondisi ini sudah berlangsung sekitar tiga bulan lalu, di samping itu status Gunung Agung juga sudah diturunkan dari Awas menjadi Siaga.
Saking lamanya sawah tidak mendapatkan air, krama subak lewat keliannya mendatangi langsung Dinas Pertanian (Distan) Klungkung, belum lama ini. Untuk mempertanyakan kepastikan kapan air Tukad Unda bisa dibuka untuk mengairi sawah. “Kami sudah sampaikan kepada kelian subak yang bersangkutan, untuk masalah ini kebijakannya berada di Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali-Penida,” ujar Kadistan Klungkung Ida Bagus Gede Juanida, Kamis (1/3).
Agar tidak dibilang mengada-mengada, pihaknya pun mengajak langsung kelian subak tersebut bertemu dengan petugas BWS yang kebetulan memantau ke Tukad Unda. Diakui, pasca penurunan status Gunung dari Awas menjadi Siaga, air Tukad Unda menjadi agak jernih. Namun setelah dicek ternyata masih terdapat kandungan pasirnya, apalagi saat hujan air juga cukup pekat. Hal itu menandakan kandungan material erupsi Gunung Agung masih ada. “Kalau saluran air itu dibuka dikhawatirkan terjadi pendangkalan pada saluran irigasi subak,” ujarnya. Di samping itu material vulkanik itu juga kurang baik untuk kondisi lahan.
Kata dia, lahan yang terdampak dari penutupan saluran irigasi ini seluas 1.100 hektare lahan subak, yakni 610 hektare lahan subak di Kecamatan Dawan dan 490 hektare lahan subak di Kecamatan Klungkung. Pihaknya tidak bisa memastikan penutupan ini akan dilakukan. “Karena masalah ini diprediksi berlangsung cukup lama, kami sudah sarankan kepada krama subak yang terkena dampak untuk beralih menanam palawija dulu,” katanya. *wan
SEMARAPURA, NusaBali
Subak di wilayah Kecamatan Dawan dan Kecamatan Klungkung, dengan lahan seluas 1.100 hektare sampai saat ini belum bisa teraliri air. Karena aliran air masih terdapat kandungan pasir akibat erupsi Gunung Agung. Padahal kondisi ini sudah berlangsung sekitar tiga bulan lalu, di samping itu status Gunung Agung juga sudah diturunkan dari Awas menjadi Siaga.
Saking lamanya sawah tidak mendapatkan air, krama subak lewat keliannya mendatangi langsung Dinas Pertanian (Distan) Klungkung, belum lama ini. Untuk mempertanyakan kepastikan kapan air Tukad Unda bisa dibuka untuk mengairi sawah. “Kami sudah sampaikan kepada kelian subak yang bersangkutan, untuk masalah ini kebijakannya berada di Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali-Penida,” ujar Kadistan Klungkung Ida Bagus Gede Juanida, Kamis (1/3).
Agar tidak dibilang mengada-mengada, pihaknya pun mengajak langsung kelian subak tersebut bertemu dengan petugas BWS yang kebetulan memantau ke Tukad Unda. Diakui, pasca penurunan status Gunung dari Awas menjadi Siaga, air Tukad Unda menjadi agak jernih. Namun setelah dicek ternyata masih terdapat kandungan pasirnya, apalagi saat hujan air juga cukup pekat. Hal itu menandakan kandungan material erupsi Gunung Agung masih ada. “Kalau saluran air itu dibuka dikhawatirkan terjadi pendangkalan pada saluran irigasi subak,” ujarnya. Di samping itu material vulkanik itu juga kurang baik untuk kondisi lahan.
Kata dia, lahan yang terdampak dari penutupan saluran irigasi ini seluas 1.100 hektare lahan subak, yakni 610 hektare lahan subak di Kecamatan Dawan dan 490 hektare lahan subak di Kecamatan Klungkung. Pihaknya tidak bisa memastikan penutupan ini akan dilakukan. “Karena masalah ini diprediksi berlangsung cukup lama, kami sudah sarankan kepada krama subak yang terkena dampak untuk beralih menanam palawija dulu,” katanya. *wan
1
Komentar