Pantai Penimbangan Kembangkan Abalon dan Teripang
Sebanyak lima ribu bibit abalon dan seribu lima ratus bibit tripang dilepas- liarkan di laut Pantai Penimbangan, Desa Baktiseraga Buleleng, Kamis (1/3) pagi kemarin.
SINGARAJA, NusaBali
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI melalui Balai Besar Riset Budidaya Laut dan Penyuluhan Perikanan Gondol, melirik Pantai Penimbangan karena dinilai tepat yang cocok dengan habitat abalon dan tripang.
Kepala Balai Besar Riset Budidaya Laut dan Penyuluhan Perikanan Gondol, Bambang Susanto, di sela-sela sea ranching atau pengembalaan di laut mengatakan abalon dan tripang merupakan dua jenis spesies laut yang sangat jarang dibudidayakan. Meskinpun nilai jualnya sangat tinggi. Nelayan atau pembudidaya selama ini memilih mundur untuk membudidayakan dua spesies ini karena masih terganjal di pemasaran.
Padahal jika berhasil dipanen, abalon bisa dijual seharga Rp 200 ribu hingga Rp 400 ribu per kilogram. Sementara teripang bisa dijual antara Rp 200 ribu hingga Rp 500 ribu per kilogram. Bahkan teripang kering bisa dijual hingga Rp 1 juta per kilogram.
“Hari ini kami lepasliarkan ribuan bibit abalon dan tripang untuk berkembang di laut Penimbangan ini yang sebelumnya sudah kami lakukan pemantauan dan di sini salah satu laut yang cocok,” kata dia tentang spesies yang juga banyak ditemukan di laut Tabanan dan Jembrana.
Ia pun menjelaskan kecocokan itu karena laut Pantai Penimbangan dengan keberadaan rumput laut sebagai makanan abalon dan tripang. Selain juga gelombang airnya bagus dan ada Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas).
Sementara itu pelepasliaran bibit abalon dan tripang di 50 meter utara perairan Penimbangan disebut selain menguji coba pengembangbiakan secara alami juga memberikan pengetahuan kepada nelayan dan masyarakat setempat untuk membaca peluang bisnis dua spesies itu. Apalagi abalon dan tripang sangat diminati di pasar ekspor Jepang. “Ini sebagai percontohan kami, kalau nanti ini berhasil dan bisa dibudidayakan kan masyarakat juga yang nanti diuntungkan,” katanya.*k23
Kepala Balai Besar Riset Budidaya Laut dan Penyuluhan Perikanan Gondol, Bambang Susanto, di sela-sela sea ranching atau pengembalaan di laut mengatakan abalon dan tripang merupakan dua jenis spesies laut yang sangat jarang dibudidayakan. Meskinpun nilai jualnya sangat tinggi. Nelayan atau pembudidaya selama ini memilih mundur untuk membudidayakan dua spesies ini karena masih terganjal di pemasaran.
Padahal jika berhasil dipanen, abalon bisa dijual seharga Rp 200 ribu hingga Rp 400 ribu per kilogram. Sementara teripang bisa dijual antara Rp 200 ribu hingga Rp 500 ribu per kilogram. Bahkan teripang kering bisa dijual hingga Rp 1 juta per kilogram.
“Hari ini kami lepasliarkan ribuan bibit abalon dan tripang untuk berkembang di laut Penimbangan ini yang sebelumnya sudah kami lakukan pemantauan dan di sini salah satu laut yang cocok,” kata dia tentang spesies yang juga banyak ditemukan di laut Tabanan dan Jembrana.
Ia pun menjelaskan kecocokan itu karena laut Pantai Penimbangan dengan keberadaan rumput laut sebagai makanan abalon dan tripang. Selain juga gelombang airnya bagus dan ada Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas).
Sementara itu pelepasliaran bibit abalon dan tripang di 50 meter utara perairan Penimbangan disebut selain menguji coba pengembangbiakan secara alami juga memberikan pengetahuan kepada nelayan dan masyarakat setempat untuk membaca peluang bisnis dua spesies itu. Apalagi abalon dan tripang sangat diminati di pasar ekspor Jepang. “Ini sebagai percontohan kami, kalau nanti ini berhasil dan bisa dibudidayakan kan masyarakat juga yang nanti diuntungkan,” katanya.*k23
Komentar