Kapolda Bali Pun Ikut Nyunggi Bade Palebon
Prosesi Palebon Agung untuk layon (jenazah) AA Niyang Agung, 96, ibunda mantan Bupati Gianyar 2008-2013 Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati alias Cok Ace, yang digelar Puri Agung Ubud pada Sukra Umanis Kelawu, Jumat (2/3) siang, disaksikan sejumlah tokoh.
Megawati dan Sejumlah Mentri Hadiri Palebon Agung di Puri Ubud
GIANYAR, NusaBali
Termasuk di ataranya Presiden RI ke-5 yang kini Ketua Umum DPP PDIP, Megawati Soekarnoputri. Sementara, Kapolda Bali Irjen Petrus Reinhard Golose bahkan ikut nyunggi (mengarak) Bade Palebon.Megawati tiba di Puri Agung Ubud, Jumat pagi sekitar pukul 10.20 Wita, bersamaan dengan Menteri Koperasi & UMKM AA Gde Ngurah Puspayoga dan istrinya, Ny Bintang Puspayoga. Sebelum Megawati datang, Menteri Kelautan Susi Pujiastuti telah lebih dulu tiba sekitar pukul 09.45 Wita.
Setelah kedatangan Menteri Susi, muncul Mendagri Tjahjo Kumolo sekitar pukul 10.00 Wita, disusul Jaksa Agung Prasetyo pukul 10.50 Wita. Kedatangan Jaksa Agung hampir bersamaan dengan Kasum TNI Laksamana Madya TNI Dr Didit Herdiawan Ashaf MPA MBA dan Menteri Pariwisata, Arief Yahya.
Sementara, Gubernur Bali Made Mangku Pastika jauh lebih awal tiba di Puri Agung Ubud, sekitar pukul 08.00 Wita. Selang 1 jam kemudian, Gubernur Pastika pergi mendahului karena ada acara penting. Beberapa undangan penting lainnya yang juga hadir, antara lain, Kapolda Bali Irjen Petrus Reinhard Golose, Bupati Badung Nyoman Giri Prasta, Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti, Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana, hingga Penjabat Bupati Gianyar Ketut Rochineng.
Para tamu VVIP tersebut disambut langsung Panglingsir Puri Agung Ubud Tjokorda Gde Putra Sukawati alias Cok Putra, bersama adiknya: Cok Ace dan Tjokorda Gde Raka Sukawati alias Cok De, serta sameton puri lainnya. Mereka diterima dan diberi suguhan di altar Gedong Rata/Gedong Betel Puri Saren Agung, kediaman Cok Putra.
Saat pengarakan Bade Palebon dimulai Jumat siang sekitar pukul 12.00 Wita, para tokoh seperti Megawati, Susi Pujiastuti, Tjahjo Kumolo, Menpar Arief Yahya menyaksikan prosesi dari Bale Tegeh di Ancak Saji Puri Agung Ubud. Mereka tampak terkagum-kagum dengan prosesi palebon terbesar di Bali ini.
Prosesi pengarakan Bade Palebon dan Lembu Cemeng dari jaba Puri Agung Ubud menuju Setra Dalem Puri di Desa Peliatan, Kecamatan Ubud, Gianyar yang berjarak sekitar 800 meter ke arah timur, disaksikan belasan ribu warga. Mereka berbaur dengan wisatawan mancanegara maupun wisatawan domestik.
Sebelum prosesi pengarakan, Cok De selaku arsitek Bade dengan didampingi kakaknya, Cok Ace, sempat menerima penghargaan berupa sertifikat dari Muri (Museum Rekor Indonesia) untuk Bade Tertinggi. Versi Muri, Bade Palebon ini tingginya memcapai 27,90 meter. Ini tertinggi dari bade yang pernah ada di Bali bahkan se-Indonesia sebelumnya. Sertifikat Muri yang diterima di depan Lembu Cemeng, sisi barat Puri Agung Ubud juga ikut mengantar prossi pengarakan Bade Palebon ke Setra Dalem Puri.
Sekadar dicatat, Bade Palebon ini tumbang sia (9 tingkat) dengan tinggi 27,90 meter dan berat 9 ton. Sedangkan Lembu Cemeng dengan panjang 3,5 meter, lebar 1 meter, lelambang (pondasi pijakan) 3 meter, dan berat mencapai sekitar 2 ton. Pengarakan Bade dan Lembu Cemeng ini melibatkan 2.500 penyunggi (pengarak) dari 14 banjar.
Layon almarhum AA Niyang Agung sendiri ditempatkan pada Ceraken (kotak) Bade Palebon. Saat pengarakan, Lembu Cemeng berada di posisi depan dengan ditunggangi tokoh Puri Saren Kauh (bagian Puri Agung Ubud), Tjokorda Ngurah Suyadnya alias Cok Wah.
Sedangkan sang sarsitek bade, Cok De, saat pengarakan terlihat menjaga Ceraken di mana jenazal almarhum ditempatkan pada ketinggian 17 meter. Sedangkan Cok Putra berada bagian altar Bade sebagai pemberi komando pengarakan. Cok Putra didampingi didampingi Tjokorda Raka Kerthyasa alias Cok Ibah (tokoh Puri Agung Ubud yang juga Bendesa Pakraman Ubud) yang membawa alat tawa-tawa (di posisi kanan). Sementara Cok Ace dan tokoh Puri Agung Ubud lainnya berada di posisi kiri Bade.
Pengarakan Bade Palebon yang terbagi dalam 8 etape sejauh 800 meter, berjalan lancar. Para penyunggi Bade dan Lembu Cemeng tampak sangat menikmati suasana yang riuh dan bertenaga ini. Suasana tambah meriah karena Kapolda Bali Irjen Petrus Reinhard Golose juga ikut mengarak Bade. Bahkan, Jenbderal Polisi Bintang Dua ini ikut nyunggi Bade sampai tiba di Setra Dalem Puri.
Dalam setiap etape pergantian kelompok penyunggi, Kapolda Petrus Golose memanfatakan waktunya untuk bercengkrama lepas dan bercanda dengan para penyunggi lainnya. Ratusan penyunggi dan warga berebutan selfi dengan Kapolda yang bikin tiarap aksi premanisme di Bali ini. “Ini (prosesi palebon) kearifan lokal yang luar biasa, tak ada duanya,” ujarnya Petrus Golose.
Kapolda mengaku, tumben menyaksikan dan terlibat langsung nyunggi bade palebon seperti ini. “Saya masih kuat, saya ikut (nyunggi bade) sampai selesai,’’ ujarnya. Kapolda Petrus Golose baru lepas dari sanan (bambu penyunggian Bade) setelah Bade tiba di Setra Dalem Puri siang sekitar pukul 13.33 Wita. Selama ikut nyunggi Bade, Kapolda dipantau Dirlantas Polda Bali Komdes AA Made Sudana.
Sementara itu, prosesi Palebon Agung diakhiri dengan ritual ngeseng (pembakaran) layon almarhum di Lembu Cemeng, lanjut pembakaran bade. Prosesi diakhiri dengan nganyut abu jenazah ke Pantai Matahari Terbit Sanur, Denpasar Selatan. “Kami menyampaikan terimakasih banyak kepada prajuru adat, para undangan, dan masyarakat yang telah ikut menyukseskan karya palebon ini,” jelas Cok Ace.*lsa
1
Komentar