Sayur Gonda Tabanan Didaftarkan ke BPSB
Salah satu tanaman memiliki cita rasa khas ketika dijadikan kuliner Tabanan yakni Gonda.
TABANAN, NusaBali
Sayur ini akan diusulkan dan didaftarkan ke Balai Pengawas dan Sertifikat Benih (BPSB). Dasar dari usulan ini karena Gonda Tabanan memiliki cita rasa yang khas sehingga paling dicari di pasaran.
Kepala Dinas Pertanian Tabananan I Nyoman Budana menjelaskan, pihaknya telah mengusulkan Gonda ke BPSB pada akhir tahun 2017 untuk menjadikan produk sayuran khas Tabanan. Hal ini karena di daerah lain jarang adanya tanaman gonda bahkan kebanyakan disebut gulma. "Gonda di Tabanan memiliki ciri khas, orang-orang merasakan tidak pahit maka dari itu sudah diusulkan," jelasnya, Jumat (2/3).
Dikatakan, setelah didaftarkan akan ada proses yang harus dijalankan, seperti melengkapi berbagai data mulai dari ukur fostur tanaman, buah dan bungan yang akan diamati oleh tim BPSB. "Kira-kira prosesnya ini bisa sampai 1 tahun, bahkan akan dilakukan juga tes DNA," imbuhnya.
Diakui Budana, penghasil Gonda saat ini di Tabanan terbanyak di daerah pesisir seperti Yeh Gangga, Desa Sudamara, Kecamatan Tabanan, dan ada juga di daerah Desa Timpag, Kecamatan Kerambitan. Selain petani memang sengaja menanam, juga dijadikan tanaman tumpang sari ditaman di sela-sela padi. "Dalam satu tahun itu ada sekitar 10 hektar gonda yang ditanam," jelasnya.
Salah satu petani Gonda, di Desa Timpag, I Gusti Komang Mustiari,58, mengatakan tidak sulit menanam gonda. Karena setelah tanah dibajak, kemudian ditaburi pupuk organik, lalu Gonda di tanam dan diberikan pupuk rutin. "Biasanya dari mulai tanam sekitar 25 hari sudah bisa tanam, dan setiap hari selalu ada saja yang memesan," jelasnya.
Diakui saat ini dia tengah tanam Gonda seluas 7 are dan selalu dipasarkan di pasar Tabanan dan Bajera serta dijual ke warung-warung. "Saya jual satu ikat isi 13 ikat Gonda kecil seharga Rp 10 ribu," ujarnya.*d
Kepala Dinas Pertanian Tabananan I Nyoman Budana menjelaskan, pihaknya telah mengusulkan Gonda ke BPSB pada akhir tahun 2017 untuk menjadikan produk sayuran khas Tabanan. Hal ini karena di daerah lain jarang adanya tanaman gonda bahkan kebanyakan disebut gulma. "Gonda di Tabanan memiliki ciri khas, orang-orang merasakan tidak pahit maka dari itu sudah diusulkan," jelasnya, Jumat (2/3).
Dikatakan, setelah didaftarkan akan ada proses yang harus dijalankan, seperti melengkapi berbagai data mulai dari ukur fostur tanaman, buah dan bungan yang akan diamati oleh tim BPSB. "Kira-kira prosesnya ini bisa sampai 1 tahun, bahkan akan dilakukan juga tes DNA," imbuhnya.
Diakui Budana, penghasil Gonda saat ini di Tabanan terbanyak di daerah pesisir seperti Yeh Gangga, Desa Sudamara, Kecamatan Tabanan, dan ada juga di daerah Desa Timpag, Kecamatan Kerambitan. Selain petani memang sengaja menanam, juga dijadikan tanaman tumpang sari ditaman di sela-sela padi. "Dalam satu tahun itu ada sekitar 10 hektar gonda yang ditanam," jelasnya.
Salah satu petani Gonda, di Desa Timpag, I Gusti Komang Mustiari,58, mengatakan tidak sulit menanam gonda. Karena setelah tanah dibajak, kemudian ditaburi pupuk organik, lalu Gonda di tanam dan diberikan pupuk rutin. "Biasanya dari mulai tanam sekitar 25 hari sudah bisa tanam, dan setiap hari selalu ada saja yang memesan," jelasnya.
Diakui saat ini dia tengah tanam Gonda seluas 7 are dan selalu dipasarkan di pasar Tabanan dan Bajera serta dijual ke warung-warung. "Saya jual satu ikat isi 13 ikat Gonda kecil seharga Rp 10 ribu," ujarnya.*d
Komentar