nusabali

Yayasan Tulus Dharma Rangkul 23 ODGJ se-Desa Blahbatuh

  • www.nusabali.com-yayasan-tulus-dharma-rangkul-23-odgj-se-desa-blahbatuh

Saat kebanyakan orang menghindar dari keberadaan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ), Yayasan Tulus Dharma Blahbatuh, malah sebaliknya.

GIANYAR, NusaBali

Yayasan yang didirikan sekitar lima tahun oleh seorang warga, I Made Wirnatha di Banjar Pande, desa setempat ini merangkul 23 orang dalam gangguang jiwa (ODGJ) se Desa Blahbatuh, Kecamatan Blahbatuh, Gianyar. Puluhan ODGJ ini, dikunjungi secara rutin. Dua di antaranya bahkan diajak tinggal bersama di rumahnya yaitu Hendra Santoso dan Liani. ODGJ kakak beradik ini, sejatinya lahir dan tinggal di Sumatera. Namun oleh karena suatu hal, kembali ke rumah bajang ibunya di Banjar Kebon, Desa Blahbatuh. Keduanya mengalami gangguan jiwa.

Didampingi Ketua Yayasan I Made Sukabawa, Wirnatha menjelaskan 23 ODGJ ini dikunjungi secara bergilir dalam kurun waktu empat kali seminggu. “Minimal kami ajak berkomunikasi. Kalau lihat kondisinya sakit, kami ajak berobat. Dan jika tampak agresif, kami bujuk agar mau ke psikiater di rumah sakit,” jelasnya ditemui di kediamannya, Minggu (4/3).

Setelah terbentuk lima tahun silam, jelas dia, yayasan ini sejatinya punya tempat untuk menampung dan memberdayakan para ODGJ binaannya. Namun, karena keterbatasan dana, tempat tersebut habis masa sewanya setelah dua tahun. Sejak itulah, yayasan merangkul para ODGJ ini secara door to door. “ODGJ yang dulu beraktivitas di satu tempat, terpaksa kami rumahkan kembali. Dengan catatan, kami tetap pantau,” jelas Sukabawa menambahkan.

Dari 23 ODGJ ini, enam orang diantaranya sudah punya kartu kuning atau sudah sering berobat ke RSJ Bangli. Selebihnya, ODGJ ini tinggal di rumah bersama keluarga masing-masing. “Para ODGJ ini nyaman tinggal di rumahnya. Hanya saja memang tidak bisa diberdayakan, kebanyakan mereka bengong dan mengurung diri di kamar,” jelasnya.

Tak dipungkiri, sebagian ODGJ ini pernah berulah. Bahkan ada yang jika kumat, melempar batu ke rumah-rumah tetangga. Nah ketika menerima informasi tersebut, Sukabawa yang akrab disapa Pak Tawa ini pun bergegas datang. “Pertama kami coba tenangkan. Karena kami tidak ingin, sedikit-sedikit mereka langsung dilarikan ke Bangli,” ujarnya.

Menurut Tawa, para ODGJ ini perlu perhatian dan diberikan ruang aktivitas. Sehingga RSJ Bangli bukan satu-satunya solusi untuk menyembuhkan jiwa-jiwa mereka. “Seperti dua ODGJ ini, mereka kakak beradik yang sejak lima tahun tinggal rumah ini. Di sini mereka beraktivitas, kami ajak beres-beres rumah dan aktivitas lain. Mereka senang, aman, dan tidak ngamuk-ngamuk,” jelasnya.

Kedua ODGJ kakak beradik ini pun sejak tiga bulan terakhir, diajak untuk memproduksi minyak kelapa asli (virgin coconut oil) dengan merk Tulus. “Hingga saat ini, sekitar 700 botol sudah siap edar,” jelasnya. Selain santan kelapanya yang disulap jadi minyak, bagian batok kelapa dan serabutnya juga dimanfaatkan. “Kami produksi arang dan juga jual serabut kelapa. Jadi mereka bisa berdaya guna, tidak melulu menyusahkan apalagi membuat onar,” terangnya.

Atas metode dan cara penanganan ODGJ ini pun, Yayasan Tulus Dharma didatangi oleh psikiater kenamaan Bali Prof DR dr LK Suryani. “Beliau sudah dua kali datang. Jadi sekarang, kami merasa punya ibu. Kalau dulu, merawat mereka masih meraba-raba pakai rasa,” ujarnya yang seorang guide freelance ini.*nvi

Komentar